Kamis, Februari 6, 2025
BerandaOpiniHAMA Spodoptera frugiperda J.E. Smith Ancaman Serius Petani Jagung Di Provinsi Nusa...

HAMA Spodoptera frugiperda J.E. Smith Ancaman Serius Petani Jagung Di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Artikel dari: Tantawizal, SP., M.Si (POPT Pertama BSIP NTB)

- iklan Paket Wisata di Lombok - Explore Lombok
- iklan Web Hosting Murah -Paket Web Hosting Murah

Tanaman jagung atau yang dikenal dengan nama latin Zea mays L. merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peran penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia nomor dua setelah padi. Selain itu jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pakan ternak. Sehingga peluang usaha budidayanya sangat menjanjikan bagi petani khususnya petani di Nusa Tenggara Barat (NTB). Karena berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2023 Provinsi Nusa Tenggara Barat termasuk provinsi penghasil jagung nomor empat terbesar di Indonesia setelah Provinsi Jawa Timur dengan produksi pertahunnya sebesar (4,952,603 ton), Jawa Tengah (2,424,371 ton), Lampung (1,443,096 ton) dan NTB (1,421,922 ton).

Upaya peningkatan produksi jagung di NTB terkendala oleh adanya organisme penganggu tumbuhan (OPT). Salah satu jenis OPT baru yang ditemukan menyerang dan menganggu produktivitas jagung di NTB adalah hama ulat grayak Spodoptera frugiperda. Hama S. frugiperda atau yang dikenal dengan nama Fall Armyworm (FAW) merupakan serangga hama yang berasal dari benua Amerika. Bermetamorfosis sempurna mulai dari telur, larva, nimpa dan imago. Dan ulat atau larva merupakan stadia yang menyerang tanaman. Hama ulat S. frugiperda bersifat polifag yang dapat menyerang lebih dari 80 spesies tanaman, termasuk tanaman jagung, padi, sorgum, jewawut, tebu, sayuran, dan kapas. (Nonci et al., 2019).

Serangan Hama Spodoptera frugiperda

Menurut data FAO dan CABI (2019), kemampuan hama S. frugiperda dalam menyerang dan merusak tanaman jagung sudah tidak diragukan lagi, karenamampu menyerang dan merusak seluruh bagian tanaman jagung mulai dari batang, daun, bunga jantan, bunga betina, bahkan sampai tongkolnya. Selain keganasannya dalam merusak tanaman, hama S. frugiperda memiliki siklus hidup yang pendek, mampu berkembangbiak dan menyebar dengan cepat karena kupu-kupu atau serangga dewasa S. frugiperda termasuk penerbang yang tangguh sehingga hama ini sulit dikendalikan dan dibatasi ruang geraknya.

Selain itu, Jika dibandingkan dengan hama Spodoptera litura atau Spodoptera exigua yang merupakan spesies hama ulat grayak lokal yang sudah terlebih dahulu ditemukan di NTB maka akan diperoleh beberapa perbedaan yaitu 1). Hama S. frugiperda memiliki tingkat kerakusan memakan tanaman jagung hingga 10 kali lipat dibanding spesies lokal lainnya, 2). Hama S. frugiperda ditemukan dan teridentifikasi aktif menyerang dan memakan tanaman jagung sepanjang waktu siang dan malam, 3). Dari ciri fisiknya perbedaan yang mencolok yaitu terdapat motif huruf “Y” terbalik pada bagian kepala, sedangkan pada S. litura bermotif huruf “V” terbalik.

Terdapat motif huruf Y terbalik pada larva S. frugiperda (kanan) dan motif huruf V pada S. litura (kiri) (Sumber: Bagariang, 2020).

Hasil penelitian Nonci et al., (2019), menyatakan bahwa hama S. frugiperda memiliki siklus hidup berkisar antara 32-46 hari dengan rincian sebagai berikut yaitu; stadia telur (2-3 hari), larva (14-19 hari) dan pupa (9-2 hari). Dan imagonya atau serangga dewasa mampu menghasilkan telur sebanyak 900-1.200 butir. Larva instar satu atau yang baru menetas sudah mampu memakan jaringan daun hingga menyebabkan lapisan epidermis transparan. Selanjutnya larva instar dua sampai tiga mampu membuat lubang gerekan pada daun dan memakan daun dari tepi hingga bagian belakang. Sedangkan larva instar akhir memiliki kemampuan yang lebih ganas yaitu mampu memakan mulai dari pucuk, daun, bunga jantan, tongkol bahkan batang tanaman jagung.

Ciri khas serangan hama S. frugiperda pada tanaman jagung terlihat pada tanaman jagun yang masih muda yaitu larva biasanya mulai menyerang bagian pucuk yang baru tumbuh, sehingga menyebabkan pucuk jagung yang belum membuka penuh (kuncup) daun menjadi berlubang dan terdapat banyak kotoran seperti serbuk gergaji. Serangan pada bagian daun yang sudah mekar menyebabkan daun berlubang melebar sampai menyisakan tulang daun, serangan pada batang dan bunga jantan menyebabkan batang patah, sedangkan serangan pada tongkol yang masih muda menyebabkan tongkol berlubang dan tidak bisa berkembang normal (Eva et al, 2020).

Deole dan Paul (2018) juga yang menyatakan bahwa hama S. frugiperda dapat menyerang semua tahap pertumbuhan tanaman jagung, tetapi yang paling disukai adalah tanaman jagung yang muda hingga tanaman berumur 45 hari.

Gejala serangan hama S. frugiperda yang ditemukan pada pertanaman jagung di Desa Bunut Baok Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah Bulan Agustus 2023.

Serangan Hama Spodoptera frugiperda di NTB

Hama S. frugiperda merupakan serangga invasif baru di Indonesia. Hama ini berasal dari Amerika Tengah menyebar ke Afrika tahun 2016, India tahun 2017, dan Indonesia pada tahun 2019.  Di Indonesia serangan hama ini, pertama kali muncul pada musim tanam jagung di bulan April – Mei 2019, yang ditemukan di beberapa sentra produksi jagung di pulau Sumatera. Hama ini juga sudah cukup meresahkan bagi petani jagung di Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh. Riau, Jambi, Bengkulu, dan pulau Jawa seperti di Banten, Bandung, Sumedang, Garut, jawa Tengah, Jawa Timur serta NTB (Kementan 2019).

Di Provinsi NTB. Berdasarkan hasil penelitian Supeno et al., (2021) menyatakan bahwa hama S. frugiperda sudah menyebar ke seluruh Kabupaten dan Kota. Balai Perlindungan Tanaman Pertanian (BPTP) Provinsi NTB, juga melaporkan bahwa hama S. frugiperda pada tahun 2022 ditemukan menyerang tanaman jagung di semua kabupaten kota dengan luas serangan tertinggi ditemukan di Kabupaten Lombok Timur seluas 414 Ha, diikuti Sumbawa (321 Ha), Dompu (286 Ha) Kabupaten Bima (175 Ha), Sumbawa Barat (112 Ha), Lombok Barat (67 Ha), Lombok Tengah (54 Ha), Lombok Utara (25 Ha), Kota Mataram (6 Ha) dan terendah Kota Bima (2 Ha). Keberadaan hama S. frugiperda yang sudah menyebar di NTB bila tidak ditangani secara bijak akan mengancam swasembada jagung, khususnya di NTB yang telah dijadikan sebagai salah satu lumbung jagung Nasional.

Tindakan Pengendalian

Petani jagung di NTB, umumnya masih menggunakan insektisida kimia untuk mengendalikan hama S. frugiperda dengan alasan insektisida kimia mudah diperoleh di pasaran, mudah diaplikasikan serta lebih cepat terlihat hasilnya. Namun, pemakaian insektisida kimia yang kurang bijak, berlebihan dan terus menerus justru menimbulkan dampak negatif seperti biaya produksi pertanian meningkat, pencemaran lingkungan, terjadinya resistensi dan resurgensi, terbunuhnya serangga bermanfaat, serta berdampak pada kesehatan konsumen dan petani itu sendiri.

Oleh karena itu, untuk menekan penggunaan insektisida kimia secara berlebihan, maka upaya pengendalian hama S. frugiperda harus dilakukan dengan konsep pengendalian secara terpadu yaitu dengan mengkombinasikan beberapa upaya pengendalian diantaranya:

  1. Mengambil dan memusnahkan telur dan ulat yang ada di pertanaman.
  2. Menggunakan teknik budidaya sesuai anjuran seperti menggunakan benih bersertifikat, tanam serentak, penggunaan jarak tanam yang sesuai, pemberian pupuk yang berimbang, menjaga kebersihan lahan serta menggunakan pola tanam yang sesuai untuk memutus rantai perkembangan hama.
  3. Memanfaatkan musuh alami seperti kelompok parasitoid, predator dan patogen serangga.
  4. Menggunakan insektisida nabati yang ramah lingkungan seperti ekstrak dari tumbuhan mimba, acasia, marigold, bunga saliara/tembelekan, jarak pagar, cabai, bawang, tembakau, bunga matahari, krisan, sereh
  5. Penggunaan insektisida kimia sebagai langkah terakhir jika semua tindakan pengendalian yang lainnya tidak mampu menekan populasi dan kerusakan tanaman. Namun penggunaannya harus dilakukan secara bijak dengan memperhatikan enam tepat, yaitu tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis dan konsentrasi serta tepat cara penggunaannya


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS), 2023. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Menurut Provinsi, 2022-2023. https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjIwNCMy/luas-panen-produksi-dan-produktivitas-jagung-menurut-provinsi.html. Diakses pada 21 November 2023.

Balai Perlindungan Tanaman Pertanian (BPTP). (2023). Komulatif Luas tambah Serang Hama Spodoptera Frugiperda 3 Tahun terakhir. Data pengamatan (belum dipublikasikan)

Bagariang., W. 2020. Identifikasi Hama Invasif Spodoptera frugiperda (JE Smith). Bahan tayang Bimbingan Teknis (Tidak dipublikasikan).

Deole, Sonali, and Nandita Paul. 2018. “First Report of Fall Army Worm, Spodoptera Frugiperda (JE Smith), Their Nature of Damage and Biology on Maize Crop at Raipur, Chhattisgarh.” Journal of Entomology and Zoology Studies 6 (6): 219–21

Eva, J.M., Manueke J., Sandra E., 2020. Hama Infasif Ulat Grayak Spodoptera frugiperda (J.E. Smith) pada Tanaman Jagung di Kabupaten Minahasa. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 Tahun 2020, Palembang 20 Oktober 2020. Halaman 616 – 624.

FAO dan CABI, 2019. Community Based Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda) Monitoring, Early Warning and Management. Training of Trainers Manual, First Edition. 112 pp. https://www.fao.org/3/ca2924en/CA2924EN.pdf. Diakses pada 15 November 2022.

Kementerian Pertanian. 2019. Pengenalan Fall Armyworm (Spodoptera frigiperda J. E. Smith) Hama Baru pada Tanaman Jagung di Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Serealia. 64 p

Nonci, N., Kalqutny, S. H., Mirsam, H., Muis, A., Azrai, M., dan Aqil, M., 2019. Pengenalan Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda J.E. Smith) Hama Baru Pada Tanaman Jagung di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Serealia. 73.

Supeno, B., Tarmizi, Meidiwarman, Haryanto, H., 2021. Keragaman Parasitoid Yang Berasosiasi Dengan Telur Hama Baru Spodoptera frugiperda Di Pulau Lombok. Prosiding SAINTEK, LPPM Universitas Mataram. Volume 3, Januari 2021. 

Berita Lainnya
spot_img
spot_img
spot_img
Kamis, Februari 6, 2025
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Trending Pekan ini

Kamis, Februari 6, 2025
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -
- Advertisment -

Banyak Dibaca

Berita Terbaru

- Advertisment -
error: Content is protected !!