HarianNusa, Mataram – Badan Urusan Logistik (Bulog) Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan stok pangan di daerah ini aman hingga Maret 2025. Sampai saat ini stok yang ada di Perum Bulog NTB mencapai 62.000 ton setara beras termasuk jagung sebanyak 62.000 ton. Terlebih pemerintah juga melakukan pengadaan jagung di NTB.
Pimpinan Wilayah (Pinwil) Bulog NTB, Raden Guna Dharma, mengatakan, ketersediaan stok pangan yang sangat memadai ini akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat NTB.
Dalam mengantisipasi kekeringan dan kerawanan pangan, Bulog NTB tetap melakukan pengadaan meski di musim gaduh saat ini.
"Kita tetap mengadakan pengadaan beras maupun gabah dengan skema komersial. Walaupun sekarang harga gabah sudah naik maka tidak mungkin kita menggunakan harga acuan pemerintah (HAP) ataupun Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Jika kita gunakan harga itu maka harga tidak akan terkontrol," katanya, Kamis,(8/8/24) saat di wawancara di sela-kegiatan Tenis Open 2K24 Bulog Next.
Pinwil Bulog NTB yang akrab dipanggil Awang ini menuturkan, untuk meningkatkan kesejahteraan petani, Bulog NTB menggunakan skema komersial dalam membeli gabah petani.
Saat ini harga gabah sudah berada di angka Rp 7.500 maka itupun dibeli oleh Bulog untuk cadangan stok di NTB.
"Kita ingin petani juga sejahtera, jadi kita di Bulog NTB membeli gabah petani dengan harga komersial," ujarnya
Bulog NTB, lanjutnya, ditugaskan untuk bantuan pangan, SPHP. Dan diharapkan pada panen awal tahun Bulog bisa menyerap kembali. Untuk itulah masyarakat diminta agar tidak panik buying mengingat stok pangan tersedia di gudang-gudang Bulog NTB hingga 8 bulan ke depan atau Maret 2025.
"Kita setiap hari melakukan operasi pasar dengan Dinas Ketahanan Pangan. NTB tahun 2024 ini, aman-aman untuk stok pangan. Jadi kita harap tidak ada beras impor masuk ke NTB, lebih baik pengadaan dalam negeri," tandasnya.
"Masyarakat juga ga usah khawatir jangan panik buying karna stok pangan kita aman hingga Maret 2025," pungkasnya. (HN3)
Ket. Foto:
Pimpinan Wilayah (Pinwil) Bulog NTB, Raden Guna Dharma saat diwawancara di sela-sela kegiatannya di Mataram. (HarianNusa)