Lombok Tengah, 14 Juni 2025 — Dalam upaya membangun budaya tanggap dan tangguh terhadap bencana, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) di Desa Awang, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Anggota Komisi V DPR RI, H. Abdul Hadi, yang menyampaikan pentingnya edukasi dan sinergi lintas sektor dalam mitigasi bencana.
SLG merupakan program unggulan BMKG dalam memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada masyarakat, aparat desa, serta pemangku kepentingan terkait dalam menghadapi potensi bencana geofisika seperti gempabumi dan tsunami. Kegiatan ini sangat relevan mengingat Lombok dan wilayah NTB secara umum merupakan kawasan rawan bencana, dengan mengacu pada pengalaman tragis gempa Lombok tahun 2018 lalu.
“Kita tidak boleh lengah. Mitigasi bencana harus menjadi budaya. SLG ini adalah salah satu ikhtiar bersama agar masyarakat kita tidak hanya tanggap, tapi juga tangguh dalam menghadapi risiko bencana,” ujar H. Abdul Hadi dalam sambutannya.
Menurutnya, Komisi V DPR RI terus berkomitmen untuk mendukung peningkatan anggaran mitigasi bencana, termasuk penguatan sistem peringatan dini BMKG dan kapasitas BPBD di daerah. Infrastruktur tangguh bencana seperti jalur evakuasi, tempat evakuasi sementara, serta penguatan bangunan publik, juga menjadi perhatian penting dalam program legislasi dan penganggaran nasional.
SLG di Desa Awang ini menghadirkan berbagai elemen—mulai dari BMKG, BPBD, aparat pemerintah, tokoh masyarakat, kalangan pendidikan, hingga media massa. Para peserta dibekali dengan materi kebencanaan, simulasi evakuasi, serta pengenalan alat deteksi dini.
“SLG bukan sekadar pelatihan teknis, tapi sebuah gerakan sosial. Kami berharap kegiatan semacam ini tidak berhenti di tataran seremoni, tetapi menjadi budaya kolektif. Masyarakat NTB harus menjadi pelopor budaya siaga bencana,” lanjut H. Abdul Hadi.
Ia juga mendorong agar program SLG diperluas ke seluruh kabupaten/kota di NTB dan dilakukan secara berkelanjutan, termasuk dengan simulasi rutin, pembaruan peta risiko, serta sosialisasi intensif kepada masyarakat pelosok.
Mengakhiri sambutannya, Abdul Hadi menyampaikan doa dan harapan agar NTB senantiasa diberi keselamatan, dijauhkan dari segala bentuk bencana, dan seluruh peserta SLG menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing.
“Kami mengapresiasi BMKG, BPBD, Pemda, dan seluruh peserta. Mari bersama kita bangun NTB sebagai provinsi yang siap dan kuat menghadapi bencana,” tutupnya.