HarianNusa.Com – Terhadap viralnya berita tentang potensi gempa besar di selatan Lombok yang dimuat oleh sejumlah media online di NTB cukup menyedot perhatian Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Zulkieflimasyah meminta agar masyarakat lebih bijak dalam mencerna dan memaknai informasi sehingga tidak menimbulkan kepanikan. Potensi bencana besar, kata Gubernur, bisa terjadi di mana-mana. Namun sebagai daerah yang pernah mengalami gempa bumi, NTB tentu mempunyai pengalaman jika terjadi gempa.
“Kita tidak berharap terjadi gempa, namun kalau misalnya ada kita tidak sepanik orang di daerah yang belum mengalami gempa,” ungkapnya dihadapan sejumlah wartawan dan pimpinan OPD lingkup Pemprov NTB saat menggelar jumpa Pers, di Mataram, Kamis, (4/7/19) malam.
Gubernur kembali memaparkan salah satu misi NTB Gemilang yakni tangguh dan mantap dimana mitigasi bencana menjadi prioritas nomor satu. NTB saat ini sedang dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa yang terjadi tahun lalu, termasuk di sektor pariwisata.
“Saya baru pulang dari Darwin Australia, tak satupun kursi kosong di pesawat. Itu karena orang-orang senang datang ke Lombok. Karena itu kita harus bijak dalam mencerna informasi,” kata Gubernur.
Terkait prediksi yang disampaikan dalam sebuah seminar atau diskusi menurut Gubernur adalah hal yang biasa. Dengan the worst scenario seperti itu yang terpenting adalah apa yang harus dilakukan. “Sehingga kalau hal itu terjadi kita sudah lebih dari siap untuk mengantisipasi kemungkinan yang terburuk,” ungkapnya.
Karo Humas dan Protokol Pemprov NTB, Najamuddin Amy dalam kesempatan itu menambahkan salah satu misi NTB gemilang adalah NTB tangguh dan mantap. Beberapa pembelajaran harus dilakukan termasuk membangun budaya kultur, mensosialisasikan kepada seluruh kabupaten/kota dan masyarakat yang ada di sektor-sektor atau dimana titik gempa itu ada.
“Sehingga dengan semakin gencar kita bersosialisasi memberikan penyuluhan, sinergitas seluruh OPD untuk belajar dari bencana yang sudah terjadi sebelumnya membuat masyarakat kita semakin kuat,” ujarnya.
Menurutnya, yang terpenting adalah sinergitas pemerintah provinsi, kabupaten/kota dengan seluruh stakeholder memberikan rasa optimisme kepada masyarakat bukan memberikan rasa ketakutan atau kekhawatiran karena bencana bisa terjadi kapan saja. Selain itu pemerintah juga mempersiapkan smelter dan sekolah lapangan.
“Namun seperti yang ditegaskan oleh Pak Gubernur bahwa yang terpenting adalah bagaiman sikap kita, kultur kita, dan budaya kita untuk saling mengabarkan kepada masyarakat bahwa bencana bisa terjadi kapan saja sehingga bagaiman sikap mental kita terhadap sekaligus membantu apabila ini benar-benar terjadi dengan pengalaman gempa yang terjadi beberapa waktu lalu,” ungkapnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi NTB, Lalu Gita Aryadi menambahkan, sebagai langkah antisipasi Pemerintah Provinsi NTB bersama BMKG, ITDC telah melakukan koordinasi dari melakukan simulasi dan lain sebagainya. Ia mengatakan dari 16-18 ruas pantai di dalam master plan ITDC akan dibangun 14 evacuation shelter.
“Ini adalah upaya kita untuk bagaimana mempersiapkan dan memberikan rasa aman kepada calon-calon wisatawan yang ada di tempat itu,” ungkapnya.
Ia berharap semua pihak terpanggil untuk bisa mengedukasi masyarakat menjadi familiar dengan masalah bencana.
Turut Hadir mendampingi Gubernur, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Ridwan Syah, Kepala Bappeda NTB Wedha Magma Ardhi, Kadis Pariwisata Lau. M. Faizal, Kepala BMKG Mataram Agus Riyanto, dan Plt. Diskominfotik NTB I. Gede Putu Aryadi. (f3)