More
    BerandaNTBAtasi Dampak Perubahan Iklim, KONSEPSI NTB dan OXFAM bersama ANCP gelar SLI

    Atasi Dampak Perubahan Iklim, KONSEPSI NTB dan OXFAM bersama ANCP gelar SLI

    HarianNusa, Lombok Timur – KONSEPSI NTB dan OXFAM bersama Australian NGO Cooperation (ANCP) di Indonesia atas dukungan Australian Government Department of Foreign Affair and Trade (DFAT) bekerjasama dengan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat adakan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Sembalun, Senin (14/2/2022).

    Direktur Konsorsium Untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (KONSEPSI) NTB, Dr. Moh. Taqiuddin mengungkapkan, dampak perubahan iklim saat ini semakin nyata dan dirasakan oleh masyarakat. Dampak perubahan iklim turut pula dirasakan sektor pertanian dan berdampak terhadap hasil pertanian.

    "Mengingat dampak perubahan iklim semakin nyata dan dirasakan oleh masyarakat terutama petani. Maka melalui SLI harapannya dapat menjadi strategi untuk ketangguhan pertanian masyarakat," ucapnya.

    Lebih lanjut dijelaskan, dampak Perubahan Iklim yang mengancam sektor pertanian tidak memungkinkan untuk melakukan aktifitas pertanian secara konvensional. Sehingga dibutuhkan cara yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim yang dijelaskan secara ilmiah.

    "Fenomena Perubahan Iklim yang saat ini terjadi harus dijelaskan secara ilmiah sehingga akan kita kembangkan modul dan model pembelajaran bagi pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim," ujarnya.

    Perubahan Iklim juga menyebabkan cuaca ekstrim dan sulit ditebak. Dalam kondisi cuaca yang sangat ekstrem itu, maka tidak mungkin petani bisa melakukan aktifitas pertanian secara konvensional. Sehingga dengan adanya SLI maka akan memberikan sesuatu yang baru terhadap pertanian di Sembalun.Terlebih sebagian besar wilaya ini adalah daerah pertanian dan mayoritas masyarakat bekerja di sektor pertanian.

    "Sehingga program ini sangat tepat dan bermanfaat bagi petani di Sembalun," ucap Serkapudin, Camat Sembalun saat menyampaikan sambutannya.

    Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur H. Abadi, SP mengatakan, beberapa daerah di Sembalun sudah mulai mengalami masalah kekeringan. Padahal dulu banyak sumber air yang dapat dimanfaatkan.

    "Saat ini bahkan masyarakat mulai banyak yang melakukan pengeboran untuk mendapatkan air," ucapnya.

    Sementara itu Kepala Pusat Pelayanan Iklim Terapan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofiska (BMKG) Ardhasena menjelaskan, kegiatan SLI Operasional penting dilakukan untuk menopang ketahanan pangan Nasional.

    Sehingga Sekolah Lapang Iklim (SLI) dapat menjadi solusi adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian guna mengurangi dampak buruk kejadian ekstrem cuaca yang dapat mengakibatkan penurunan produksi pertanian secara kuantitas maupun kualitas yang pada akhirnya mengancam ketahanan pangan nasional.

    "Hampir tiga tahun kita berdampingan dengan Covid, dan petani adalah menjadi penopang ketahanan pangan nasional," ucapnya saat membuka SLI secara Virtual.(*)

    Ket. Foto:
    Kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Sembalun. (Istimewa)

    Redaksihttps://hariannusa.com
    Redaksi HarianNusa.com

    Must Read

    spot_img
    error: Content is protected !!