HarianNusa.com, Mataram – Tahun 2018 merupakan tahun politik karena pilkada serentak akan diselenggarakan di beberapa provinsi di Indonesia.
Bank Indonesia menilai tahun politik akan mampu mendongkrak pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Hal tersebut dikatakan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Sugeng usai acara Sertijab Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB dari pejabat lama, Prijono kepada pimpinan baru Achris Sarwani di Aula Gedung Serbaguna BI Provinsi NTB, Jumat (26/1).
Sugeng menegaskan, BI telah melakukan kajian setiap pemilihan legislatif, pemilihan presiden maupun pelaksanaan Pilkada serentak. Momen politik tersebut dinilai mampu menaikkan pertumbuhan perekonomian 0,2 hingga 0,3 persen.
“Ini bisa dimaklumi, dalam tahun politik banyak kegiatan seperti iklan, pengadaan kaos seragam dan ini tentunya bisa menaikkan konsumsi,” paparnya.
Sugeng mengatakan, bahwa Kantor Pusat BI di Jakarta meyakini tahun politik ini tidak menjadi risiko terhadap penurunan perekonomian masyarakat dengan catatan selama pelaksanaan pilkada masyarakat mampu menjaga keamanan dan ketertiban.
“Karena kita sudah pengalaman berapa kali pelaksanaan pemilu, kita kan damai terus. Nah kita harus mengambil dari sisi positifnya,” sambungnya.
Sugeng menilai semakin meningkatnya kedewasaan dalam berdemokrasi menjadi sesuatu yang positif. Jika hal tersebut berjalan bagus justru akan menjadi potensi meningkatkan konsumsi sehingga mendorong peningkatan perekonomian masyarakat.
“Peningkatan bisa mencapai 0,2 hingga 0,3 persen,” tegasnya lagi.
Tak hanya itu, menurut Sugeng, jika hal ini berhasil maka memberikan konfiden kepada kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian, termasuk di NTB.
“Jika berhasil maka tidak akan ada istilah with and see lagi karena investor sudah yakin, apalagi kan di NTB ini akan di bangun sejumlah hotel, nah itu butuh investasi yang lebih besar, sehingga harus bisa menyakinkan dengan prospek NTB ke depan,” pungkasnya. (f3)
