Headline
Buka Pra Musrenbang RKPD 2019, Gubernur Tekankan Pentingnya Sinergitas

HarianNusa.com, Mataram – Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi membuka Rapat Pimpinan Daerah dalam rangka Persiapan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2019, di Hotel Lombok Raya, Senin (5/3/18).
Dalam arahannya, Gubernur menjelaskan bahwa, adanya asas desentralisasi yang saat ini diterapkan di negara kita, akan berimplimentasi terhadap pentingnya sinergi pemerintahan dari tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
“Kita harus berkoordinasi dan memastikan bahwa perencanaan pembagunan sama-sama dimengerti dan tahu kemana arahnya. Selain itu, kita juga perlu berkoordinasi dan bersinergi karena secara riil kemampuan fiskal daerah otonom di NTB masih belum maksimal,” kata Gubernur yang lebih akrab di sapa TGB (Tuan Guru Bajang) ini.
Ditambahkan pula bahwa, perencanaan harus betul-betul rapi sehingga kemampuan fiskal yang belum sepenuhnya sesuai dapat termanfaatkan dengan maksimal dan kekurangan uang bisa terkompensasi dengan ketepatan perencanaan.
“Jika dua hal tergabung yaitu kekurangan uang dan ketidaktepatan dalam perencanaan maka akan berakhir tidak jelas arahnya. Karenanya, pertemuan ini hendaknya ditujukan agar bagaimana semua potensi pembangunan bisa bersinergi. Tidak ada satupun kabupaten/kota di NTB yang bisa berdiri sendiri dengan kemampuannya untuk membangun kabupaten/kotanya, semua harus bersinergi,” tegas TGB
TGB mengungkapkan untuk perencanaan tahun 2019 bahkan sejak 2018 membutuhkan satu ketepatan dan pengabdian, karena pada 2019 mendatang eksekutor pembangunan di beberapa daerah otonom di provinsi NTB, mulai dari Provinsi sendiri, Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat, dan Kota Bima, kemungkinan eksekutor/kepala daerahnya akan berubah setelah pelaksanaan pemilukada serentak bulan Juni mendatang.
Untuk itu, lanjut TGB, perlu adanya perencanaan yang matang, perlu ada ruang agar visi-misi dari kepala daerah yang baru bisa terakomodir. Dikatakannya, pembangunan adalah sistem berkelanjutan, maka ada hal-hal penting yang termuat dalam dokumen rencana kerja pembangunan jangka panjang dari masing-masing provinsi maupun kabupaten/kota yang harus diperhatikan termuat dan terangkum pada perencanaan 2019.
Menurut TGB, pada musrenbang kali ini perlu dibicarakan supaya visi-misi dari kepala daerah pun dapat dipertanggungjawabkan, karena pada akhirnya yang akan diminta pertanggung jawabannya adalah kepala daerah.
“Saya meminta bapak-bapak dan teman-teman khusunya empat daerah otonom untuk melihat dokumen yang diajukan oleh para calon kepala daerah kemana arah benang merahnya, apakah ke infrastruktur, apakah ada keseimbangan dengan pembangunan sosial atau ada aspek-aspek lain. Saya minta ini sebagai bahan sehingga musrenbang ini bisa dipertanggung jawabkan dari sisi kesesuaiannya,” tegas TGB.
Bagi TGB, persiapan musrenbang ini menjadi sangat penting, terkait tahun 2019 merupakan tahun ikhtiar bersama mewujudkan prioritas/sasaran-sasaran pembangunan, termasuk beberapa proyek strategis daerah yang menjadi atensi khusus, diantaranya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan kedepan ada kawasan yang harus dikembangkan secara utuh, yakni wilayah Samota di kawasan pulau Sumbawa dan Global Hub di bagian utara pulau Lombok.
“Saya berharap provinsi NTB dapat memberikan pencapaian terbaik dalam pembangunannya termasuk dalam pertumbuhan ekonominya dan saya juga berharap tahun 2019 seiring dengan peralihan pemerintahan di provinsi, administrasi yang dipimpin Gubernur baru wajib melanjutkan tradisi pencapaian pembangunan. Bapak-bapak dan ibu-ibu yang hadir disini memiliki tanggung jawab bagaimana memfasilitasi kebijakan, bagaimana merumuskan rencana pembangunan agar Gubernur yang baru bisa mudah dan lancar mengeksekusi dan dampak pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujar TGB.
Di penghujung sambutannya, TGB juga kembali menekankan atensi Presiden RI terhadap kemudahan proses perijinan. Tidak lupa, Ia menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada Bupati/Walikota, jajaran FKPD, jajaran OPD provinsi dan kabupaten/kota serta jajaran instansi vertikal yang sudah ikut bersama membangun daerah dan membangun komunikasi yang baik selama ini.
“Kerjasama kita selama ini telah berbuah pembangunan yang cukup dinamis, selamat melaksanakan persiapan Musrenbang, semoga hasilnya bermanfaat,” tutup TGB.
Sebelumnya, Kepala Bappeda Provinsi NTB, Ir. Ridwan Syah, M.Sc., MM., MTP melaporkan bahwa rapat ini dalam rangka melaksanakan kewenangan gubernur untuk mensinergikan para kepala daerah dalam merencanakan pembangunan, khususnya rencana kerja pemerintah daerah dan pusat tahun 2019.
“Tujuan persiapan Musrenbang ini juga untuk menggali ide-ide untuk lebih fokus menghadapi musrenbang dan mensinergikan program di NTB, serta prioritas provinsi yang akan dibahas mendatang,’ jelas Ridwansyah.
Turut hadir dalam acara tersebut FKPD Provinsi NTB, Kepala Bappeda kabupaten/kota se-NTB, Bupati/Walikota se-NTB, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Kantor Kementerian Provinsi NTB. (f3)
Headline
Pemerintah Genjot Pembangunan 400 SPPG di NTB, Baru 25 Persen Terealisasi

HarianNusa, Mataram – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 400 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mendukung program pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar. Hingga saat ini, realisasi pembangunan baru mencapai 25 persen atau sekitar 54 unit.
“Untuk program makan bergizi, kita targetkan pembangunan SPPG di NTB sebanyak 400 unit. Saat ini baru terbangun sekitar 25 persen. Harapannya, target ini dapat tercapai sepenuhnya pada tahun 2025,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muazzim Akbar, usai melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dalam rangka kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Pemprov NTB, Rabu, (28/5).
SPPG merupakan dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dan tersebar di 26 provinsi. Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah SPPG terbanyak, yakni 57 titik. Konsep ini melibatkan koperasi, yayasan, hingga perusahaan swasta sebagai mitra penyedia makanan sehat.
Muazzim menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai instansi, termasuk Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dalam mempercepat pembangunan dan menjamin keamanan makanan yang disajikan.
“BPOM harus turun langsung ke lapangan. Jangan hanya menunggu laporan. Kita tidak ingin terjadi kasus keracunan makanan atau konsumsi bahan yang tidak layak, seperti buah berulat,” tegasnya.
Ia menambahkan, kehadiran SPPG yang merata di seluruh NTB akan menjadi kunci keberhasilan program makan bergizi nasional dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan generasi muda.
Dengan target 400 SPPG tersebut, Muazzim meminta seluruh pihak bahu-membahu agar misi besar pemenuhan gizi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan terealisasi nyata dan memberi dampak langsung bagi masyarakat NTB. (F3)
Ket. Foto:
Anggota Komisi IX DPR RI Dapil NTB dari Partai Amanat Nasional, H. Muazzim Akbar. (HarianNusa)
Headline
Viral Video Pernikahan Anak, Anggota Komisi V DPRD NTB Jamhur Desak Sanksi Tegas untuk Pencegahan

HarianNusa, Mataram – Viralnya video pernikahan di bawah umur di media sosial baru-baru ini mengundang perhatian publik, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H. Muhammad Jamhur, angkat bicara mengenai fenomena tersebut dan menegaskan pentingnya edukasi serta peran semua pihak dalam mencegah pernikahan dini.
Menurut HM Jamhur, fenomena Merarik Kodek atau pernikahan dini sebenarnya terjadi di banyak tempat, hanya saja tidak semuanya terekspos ke publik. “Permasalahan pernikahan di bawah umur ini terjadi di mana-mana. Ada yang terpublikasi, ada juga yang tidak. Di era digitalisasi seperti sekarang, semua peristiwa sangat mudah terekspos dan menjadi viral, bahkan tanpa disadari oleh pelaku atau keluarga,” ungkapnya, Senin, (26/5) kepada hariannusa.com.
Ia menilai, walaupun viralitas di media sosial terkadang membawa keberuntungan bagi pemilik akun, namun di balik itu terdapat persoalan serius yang harus segera ditangani. “Pernikahan dini berdampak besar terhadap masa depan pelaku, baik secara psikologis maupun kesehatan. Ini bisa menjadi salah satu penyebab tingginya angka kawin cerai, serta risiko saat kehamilan dan persalinan. Bahkan anak-anak dari pernikahan dini banyak yang rentan mengalami stunting,” jelasnya.
H. Jamhur mengajak semua elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi secara masif, mulai dari orang tua, keluarga terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga pemerintah. Ia menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menekan angka pernikahan dini di NTB.
Ia juga menyoroti keberadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan Perkawinan Dini yang sudah dimiliki oleh NTB. Namun, menurutnya, perda tersebut belum efektif karena tidak mengatur sanksi tegas bagi pelanggarnya. “Kita sudah punya perda, tapi kelemahannya tidak ada sanksi tegas. Ini harus menjadi perhatian agar regulasi benar-benar berdampak,” tandasnya.
Dengan pernyataan ini, H. Jamhur berharap adanya perhatian serius dan langkah konkret dari semua pihak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif pernikahan di usia dini.
Seperti diketahui baru-baru ini jagad media sosial dihebohkan dengan video nyongkolan pernikahan anak dibawah umur dimana pengantin perempuan masih duduk dibangku SMP sedangkan pengantin pria baru kelas 1 SMK. Pasangan tersebut diketahui berasal dari Lombok Tengah. (F3)
Ket. Foto:
Anggota Komisi V DPRD NTB, HM. Jamhur. (Ist)
Ekonomi
Dorong Produktivitas Pertanian, Gubernur NTB Serahkan Combine Harvester ke Kabupaten Sumbawa

HarianNusa, Sumbawa – Komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memperkuat ketahanan pangan kembali dibuktikan. Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, secara resmi menyerahkan dua unit combine harvester kepada Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, pada Senin (26/5). Bantuan alat panen modern ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah lumbung pangan NTB.
“Yang lain semua dapat, tetapi yang kita utamakan daerah-daerah yang jadi lumbung pangan,” tegas Gubernur Iqbal, menekankan pentingnya optimalisasi alat modern untuk mendukung kabupaten-kabupaten penghasil pangan utama, termasuk Sumbawa dan Lombok Tengah.
Gubernur juga berharap agar bantuan ini dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pemanfaatan yang maksimal. Ia menekankan bahwa dengan skema pinjam atau sewa, alat ini bisa digunakan bergilir oleh para petani tanpa risiko diperjualbelikan.
“Barang itu juga akan tetap terpelihara sehingga dalam jangka waktu sekian tahun, semua kebutuhan petani untuk combine harvester sudah terpenuhi,” ujar Gubernur.
Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, mengapresiasi langkah cepat dan strategis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, bantuan ini sangat sejalan dengan visi daerah dalam mengembangkan sektor agromaritim berbasis potensi lokal.
“Ini adalah bentuk nyata sinergi pusat-daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dan kami siap mengelola serta memanfaatkan alat ini sebaik mungkin,” kata Bupati Jarot.
Penyerahan combine harvester ini menjadi langkah konkret dalam transformasi sektor pertanian NTB menuju pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. (F3)
Ket. Foto:
Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, berpose bersama pada kegiatan serah terima dua unit combine harvester, Senin (26/5). (Ist)
-
Headline7 tahun ago
Potensi Tsunami di Asia, NTB Diperingati Waspada
-
NTB6 tahun ago
Ini Cara Mitigasi saat Gempa Bumi
-
Headline7 tahun ago
Misteri Telapak Tangan yang Gegerkan Warga Lombok Terpecahkan
-
Headline8 tahun ago
Mengenang 40 Tahun Bencana Tsunami di Lombok dan Sumbawa
-
Headline8 tahun ago
Ssttt… Ini Lokasi Razia Zebra di Pulau Lombok Selama Dua Pekan
-
Hukum & Kriminal7 tahun ago
Tak Terima Diputusin, Pria di Lotim Sebar Foto Bugil Kekasihnya
-
NTB6 tahun ago
Ahli Geologi AS Peringatkan Bahaya Gempa di Selatan Lombok
-
NTB6 tahun ago
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Dingin di Lombok