HatianNusa.com, Mataram – Ikatan Guru Indonesia (IGI) wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) prihatin terhadap nasib guru honorer menyusul tak lagi dibayarkannya tunjangan fungsional (TF) yang kisaran jumlahnya sebesar 250 ribu perbulan dari pemerintah pusat.
Ketua Dewan Pembina IGI NTB,Ermawanti menyatakan IGI sangat menyayangkan langkah yang diambil oleh pemerintah pusat menghentikan TF (tunjangan fungsional) bagi guru honorer. Pemerintah seharus meningkatkan kesejahteraan guru honorer bukan menghapus tunjangan fungsional yang selama ini mereka terima.
Dikatakan dia,IGI berharap pemerintah memanusiakan guru-guru,apapun alasannya atas nama kepedulian terhadap pendidikan.
“Mereka seharusnya melihat ke bawah,turun kelapangan agar mereka melihat bahwa Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke,bukan hanya di kota saja,namun nun jauh di sana,di pelosok daerah terpencil banyak yang tak tersentuh dan dimarjinalkan.Masih banyak guru-guru yang bergaji 150 ribu
Perbulan.Dari sisi nominal,apa yang diharapkan dari uang 150 ribu.Untuk transportasi saja tidak cukup,apalagi membiayai hidup keluarga mereka,” ungkapnya kepada HarianNusa Kamis, (10/5/2018).
Menurut dia, ketika pemerintah menuntut perbaikan kualitas guru-guru, maka seharusnya diimbangi juga dengan perbaikan kesejahtraan mereka bukan menghilangkan sumber penghasilan mereka yang nilainya tidak seberapa.
Ia berjanji IGI akan memperjuangkan nasib para guru honorer ini sampai ke DPR RI, dengan harapan agar pemerintah memperhatikan kesejahteraannya.
“IGI akan menyuarakan nasib para guru honorer ini sampai ke Legislatif Senayan, agar para dewan terhormat care dengan apa yang terjadi di lapangan terkait penghilangan tunjangan fungsional bagi guru honorer,” pungkasnya. (f3)