HarianNusa.com, Mataram – “Kepala Desa, Kadus dan petugas PPS untuk mengintervensi hak pilih, begitu juga ada beberapa kepala UPTD dan beberapa kepala sekolah disuruh membuat baju seperti baju kampanye anda (Suhaili), sejauh mana dan di mana komitmen anda dalam mewujudkan birokrasi yang bersih dan baik selama ini.”
Pertanyaan tersebut dilontarkan Cawagub nomor urut 4 Lalu Gede Sakti dalam acara debat Cagub-Cawagub yang disiarkan tv One di Hotel Lombok Raya Mataram, Sabtu (12/05).
Debat yang dimoderatori Tisa Novenny berjalan riuh dengan suara sorakan para pendukung pasangan calon. Gede Sakti kembali mengajukan pertanyaan.
“Yang kedua, Lombok Tengah dibangun oleh utang dan utang, sampai kapan Lombok Tengah dibangun dengan utang dan utang, apa tidak ada cara lain, sementara Lombok Tengah sangat kaya dengan isi alam dan lainnya.”
Mendapati pertanyaan tersebut, Suhaili pun tidak tinggal diam dan mengamininya. Dia menegaskan menyerahkan proses penindakan pada Panwaslu dan aparat penegak hukum jika ada oknum birokrasi yang seperti dituduhkan Gede Sakti.
“Alhamdulillah terimakasih atas pertanyaan yang diajukan terkait dengan independensi birorasi ataupun birorat yang dimaksud, sebenarnya ini.. Oke, kami sendiri harus taat asas, kami tidak pernah memerintahkan pada mereka…” sanggah Suhaili.
Menanggapi jawaban Suhaili, nampaknya Ali BD tidak puas. Dia kembali mencecar Suhaili seputar kasus dugaan polititasi pejabat birokrasi. Bahkan jika terbukti benar, dia menuding apa yang dilakukan Suhaili merupakan kejahatan luar biasa.
“Kalau pertanyaan saudara Gede Sakti itu benar maka ini sangat disesalkan, anda (Suhaili) telah melakukan kesalahan besar, kalau anda mempolitisasi pejabat birokrasi. Ini bertentangan dengan semangat reformasi yang kita gagas di tahun 1998 yang menghancurkan disebut kolusi, korupsi dan nepotisme. Jadi tanggapan saya kalau ini benar ya, anda telah melakukan kejahatan luar biasa,” cecar Amaq Asrul atau Ali BD.
Suhaili kembali memberikan tanggapan. Dia menyayangkan pernyataan Ali yang terkesan menghakiminya atas tuduhan yang perlu diuji kebenarannya.
“Terimakasih ayahanda bapak haji Ali bin Dahlan, tapi kayaknya kurang tepat kalau kita mau jadi hakim sendiri, ada yang berwenang untuk itu. Kenapa ayahanda sangat kami sayangkan untuk menjadi hakim dan memvonis” ucap Uhel sapaan Suhaili.
“Yang belum sempat kami jawab tadi terkait utang, beberapa daerah susah nyari utang jadi kita harus berani, dan yang memberikan utang pun dia tidak sembarang, dia melihat potensi daerah yang diberikan utang,” tutup Suhaili.
Meskipun sanggah menyanggah tersebut terlihat sangat serius, namun tetap saja para Paslon terlihat santai dalam debat. Hingga debat berakhir, suasana berjalan aman dan tertib. (sat)