Kamis, Maret 28, 2024
BerandaLombok BaratDewan dan Bupati Lobar Desak Gempa Lombok Berstatus Bencana Nasional

Dewan dan Bupati Lobar Desak Gempa Lombok Berstatus Bencana Nasional

- Advertisement -

HarianNusa.com, Lombok Barat – Dampak bencana gempa yang berturut-turut terjadi sejak akhir Juli lalu sampai gempa terakhir hari Kamis tanggal 9 Agustus lalu dengan kekuatan 6,2 Skala Richter semakin menguatkan dorongan agar bencana gempa bumi Lombok ini ditetapkan sebagai bencana nasional.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Hj. Ermalina berpendapat yang sama. Menurutnya, besarnya jumlah jiwa yang sudah mencapai hampir 400 orang meninggal dunia, ribuan luka-luka, dan ratusan ribu yang terdampak, membuat status bencana ini harus ditingkatkan menjadi Bencana Nasional.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri Rapat Evaluasi Posko Utama Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) di Aula Kantor Camat Lingsar, Jumat (10/8).

Sampai dengan tanggap darurat hari ke-6 sejak tanggal 5 Agustus, situasi Pulau Lombok sungguh tidak normal. Apalagi pasca gempa terakhir tanggal 9/08, pengungsian semakin menumpuk dengan manusia di hampir semua titik. Tidak hanya malam hari, siang hari pun warga tidak berani beraktivitas di dalam ruangan. Suasana jalan raya menuju Kabupaten Lombok Utara (KLU) dan perkampungan sepanjang jalan di Kecamatan Gunung Sari Lobar tampak ramai dan macet dengan kendaraan pembawa bantuan swadaya masyarakat.

Menyikapi masalah tersebut, Ermalina mengatakan keadaan ini sudah SOS (Save Our Soul).

“Kondisi Kabupaten Lombok Utara sudah lumpuh. Aparat sudah tidak bisa bekerja lagi. Lobar sebagai daerah terdampak paling besar setelah KLU ikut terimbas juga. Kita tidak sanggup sendiri dalam menyelesaikan persoalan. Ini sudah S.O.S,” ujar Ermalina dengan nada keras.

Ermalina yang langsung datang dari Jakarta sejak Senin, sehari pasca gempa itu, mendorong agar Pemerintah Pusat menjadikan musibah gempa bumi ini sebagai bencana nasional. Ia berjanji akan mendesak anggota DPR RI lainnya untuk menyuarakan hal yang sama.

Sebagai ilustrasi, Ermalina menyajikan temuan fakta-fakta di lapangan di sektor kesehatan.

“Tidak ada pelayanan kesehatan yang normal. Baik rumah sakit maupun puskesmas, semua masih merawat pasien di tenda-tenda,” jelas Politisi PPP itu.

Setelah tahu kondisi rumah sakit di seputaran Kota Mataram yang sudah overload dan pasien luka akhirnya diobati di RSUD Tripat Gerung, Ermalina nampak semakin prihatin. Ia tidak bisa membayangkan jarak tempuh KLU dengan Lobar yang demikian jauh.

“Ini sudah S. O. S,” ulangnya tegas.

Senada, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid pun mengiyakan pandangan tersebut.

“Seberapa kuat energi kita menghadapi bencana ini?,” ujarnya mengawali rapat tersebut.

Fauzan tidak hanya melihat kondisi daerahnya saat tanggap darurat ini saja, karena warga di pengungsian perlu mendapat pelayanan jangka panjang.

“Banyak persoalan yang ditimbulkan dengan pengungsian ini. Masalah air bersih dan sanitasi sudah mulai dikeluhkan. MCK harus difikirkan untuk sekian ratus ribu jiwa,” ujar Fauzan sembari mengatakan dengan status menjadi bencana nasional akan mempercepat normalisasi kondisi warga yang terlanjur trauma terhadap gempa bumi. (f3)

RELATED ARTICLES
spot_img
Kamis, Maret 28, 2024
- Advertisment -spot_img

Populer Pekan ini

Kamis, Maret 28, 2024
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Banyak Dibaca

- Advertisment -