HarianNusa.com, Lombok Tengah – Gempa bumi bermagnitudo 7,0 pada Minggu malam (05/08) dan 6,9 pada Minggu malam (19/08) membuat trauma banyak warga Lombok. Di Dusun Awang Desa Mertak Kecamatan Pujut Lombok Tengah, masyarakat mengungsi di bawah bukit dan menjauhi pesisir pantai.
Trauma warga beralasan, mengingat pada Jumat 19 Agustus 1977 dusun tersebut pernah diterjang tsunami. Tsunami menerjang Dusun Awang dan Desa Kuta yang jaraknya berdekatan lantaran gempa dan tsunami di Sumba-NTT. Korban tewas di Awang dan Kuta berjumlah 198 jiwa.
“Masyarakat ketakutan gara-gara gempa ini. Ada yang rumahnya rusak ringan ada yang rusak sedang. Masyarakat kita di sini takut mengingat tsunami pernah terjadi tahun 77, makanya masyarakat kita masih mengungsi ke pinggir gunung (bukit/red), yang dia takut sekali tsunami,” ujar Kepala Dusun Awang, Waknapisah belum lama ini,
Waknapisah mengingat kembali masa silam yang terjadi 41 tahun lalu. Dia mengatakan, terjangan tsunami meluluhlantakkan rumah-rumah penduduk di sana. Dahsyatnya tsunami melewati bukit yang cukup tinggi di laut Awang.
“Itu air laut lewat dari gunung (bukit/red) itu. Tinggi sekali. Kami meskipun dapat sisa-sisa tsunami tapi rumah-rumah rusak semua,” tuturnya mengenang masa silam dulu.
Kini, warga Dusun Awang jika malam hari masih tinggal di bawah bukit. Jika terjadi tsunami masyarakat dapat lari menaiki bukit. Saat ditanya apakah warga tidak takut dengan potensi bukit yang longsor, Waknapisah mengatakan bukit tersebut cukup kokoh jika terjadi gempa.
Hingga kini, meskipun Dusun Awang berada di Selatan Lombok, waga masih tidur di bawah bukit. “Saya juga merasa kasihan sama masyarakat di sini, enggak ada gempa lari ke gunung. Ini aja sudah mengungsi ke gunung,” ucapnya. (sat)