NTB
Soal Lahan di Sumbawa Kadis LHK NTB Tidak Tahu Ada SK Menteri LHK Nomor 5843

HarianNusa.Com- Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Ir Madani Mukarom B.Sc.F, mengaku tidak mengetahui adanya Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bernomor 5843/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/9/2018, tentang pemberian izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan kepada kelompok tani Batu Dulang seluas kurang lebih 300 hektare pada kawasan hutan produksi terbatas di Desa Mujahidin, Kecamatan Brang Ene, Sumbawa Barat.
SK yang dikeluarkan Menteri LHK ini belakangan mulai diperdebatkan. Masalahnya, Kadis LHK NTB mengaku tidak tahu dan tembusannya tidak pernah masuk ke Dinas LHK NTB. Yang dia tahu dan dia pegang justru ada SK Menteri LHK bernomor 578/Menlhk/Setjen/PLA.0/12/2018, yang menyebutkan ada peruntukan lain di lahan pada lokasi yang disebutkan SK bernomor 5843 itu.
Di SK Menteri LHK yang dipegang Kadis LHK NTB, menyebutkan soal izin pinjam pakai kawasan hutan untuk pembangunan Bendungan Tiu Suntuk atas nama Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat seluas kurang lebih 262,37 hektare pada kawasan hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap di Kabupaten Sumbawa Barat.
Anehnya kedua SK Menteri LHK itu dikeluarkan pada tahun yang sama, tahun 2018 tapi berbeda bulan dan berjarak tiga bulan. SK bernomor 5843 yang dipegang kelompok tani Batu Dulang keluar lebih dulu yakni bulan September dan ditandatangani Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Bambang Supriyanto, atas nama Menteri LHK RI.
Sedangkan SK nomor 578 yang dipegang Dinas LHK NTB dikeluarkan bulan Desember dan ditandatangani langsung Menteri LHK RI, Siti Nurbaya. SK ini bahkan menekankan bahwa pada lahan yang dimaksudkan itu tidak ada untuk peruntukan lain, selain untuk kegiatan pembangunan Bendungan Tiu Suntuk.
Untuk kasus ini, apa yang dikhawatirkan pemerintah pusat bahwa konflik soal peruntukan lahan hutan sering terjadi akibat banyaknya kebijakan yang tumpang tindih, sepertinya terbukti. Di saat pemerintah sudah membuat peta indikatif guna mem-block interest-interest lain yang hendak masuk, di Sumbawa Barat hal itu justru terjadi. Belakangan proses pelelangan tender terkait rencana pembangunan Bendungan Tiu Suntuk yang dibiayai APBN sebesar 1,4 T itu, malah sedang berjalan.
Di satu sisi, kelompok tani yang menamakan diri Kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKM) Batu Dulang, masih bertahan dengan SK yang mereka pegang dan menuding pembebasan lahan tersebut bermasalah, karena Pemerintah Daerah menurutnya tidak pernah melakukan sosialisasi tatap muka dengan masyarakat setempat yang terdampak langsung terkait pembangunan bendungan tersebut.
“Kami punya SK Kementrian terkait pengelolaan hutan yang sama dengan lokasi bendungan. Ada 90 hektare lebih kawasan kami masuk ke kawasan bendungan, namun hingga kini kelompok kami belum memberikan izin,” kata Ketua kelompok HKM Batu Dulang, Jufri.
Jufri mengatakan pihak Pemda Kabupaten Sumbawa Barat melalui Dinas Pekerjaan Umun (PU), sebelumnya pernah mengadakan pertemuan dengan Kelompok HKM miliknya. Namun tidak ada keputusan atas pertemuan tersebut dan hingga kini pihaknya tidak pernah dihubungi kembali.
Ia bersikeras SK Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah ia kantongi, jadi ia berpendapat punya hak untuk tidak mengizinkan lahan tersebut digunakan oleh siapapun selama 30 tahun ke depan.
Jufri menekankan jika Pemda KSB belum mau menemui kelompoknya dan ketika ada gangguan terhadap lahan yang sedang dikelola nantinya, maka ia tak segan akan melayangkan gugatan PTUN ke pengadilan RI.
“Kita berharap yang terbaik, ketika Bendungan yang dibangun demi kemakmuran rakyat dan tidak hanya sekedar kepentingan proyek, mari kita duduk bersama,” harapnya.
Sementara itu, Kepala KPH KSB, Syahril, ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya sudah pernah mengajak kelompok tani Batu Dulang untuk bertemu pihak Pemda KSB, tapi memang belum ada titik temu kesepakatan diantara para pihak. (f3)
NTB
PKS NTB Tingkatkan Semangat Berkurban, 306 Sapi dan 120 Kambing Disalurkan untuk Masyarakat

Mataram – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan peningkatan luar biasa dalam semangat berkurban pada Hari Raya Idul Adha 1446 H ini. Total sebanyak 306 ekor sapi dan 120 ekor kambing dikurbankan dan disalurkan ke berbagai pelosok NTB. Khusus di DPW PKS NTB total hewan kurban yang di sembelih sebanyak 9 ekor sapi dan 6 ekor kambing.
Ketua Panitia Qurban DPW PKS NTB, Ustadz Ahmad Fadli, menyampaikan bahwa proses penyembelihan dan distribusi daging kurban berlangsung selama tiga hari, mulai dari hari raya Idul Adha Jumat ( 6/6) hingga Minggu (8/6), agar pendistribusian bisa merata dan tepat sasaran.
“Penyaluran kami lakukan selama tiga hari, mulai dari hari Jumat hingga Minggu ini,” jelas Ustadz Ahmad Fadli, Sabtu, (7/6) di sela-sela pelaksanaan pemotongan hewan Kurban di DPW PKS NTB.
Yang menggembirakan, total 94.800 paket daging kurban berhasil disalurkan kepada masyarakat NTB. Ini merupakan kontribusi gabungan dari seluruh anggota legislatif Fraksi PKS dan para kepala daerah dari PKS, termasuk Wakil Bupati Lombok Barat dan Wakil Bupati Bima. Bahkan, sejumlah kader PKS yang tergabung dalam kelompok kecil secara swadaya turut serta dalam pembelian hewan kurban.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah hewan kurban yang dipotong oleh PKS NTB tahun ini meningkat drastis hingga 70 persen. Ini menjadi bukti nyata meningkatnya semangat berbagi dari kader, anggota dewan, dan para kepala daerah dari PKS.
“Alhamdulillah, kader-kader PKS beserta para dewan dan kepala daerah memiliki semangat berkurban yang sangat tinggi. Kami di PKS sangat berbahagia bisa berbagi, dan semoga daging-daging kurban yang kami salurkan ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya,” ujar Ustadz Fadli.
Secara nasional, PKS menyalurkan lebih dari 2,3 juta paket daging kurban kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Ini merupakan wujud nyata dari komitmen PKS dalam mengurangi kesenjangan sosial dan berkhidmat untuk rakyat.
Ket. Foto:
kegiatan penyerahan daging kurban di Kantor DPW PKS NTB. (Ist)
Kota Mataram
Idul Adha 1446 H, Pemprov NTB Bagikan 11 Ekor Sapi dari Presiden Prabowo

HarianNusa, Mataram – Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Yusron Hadi, M.UM menyampaikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB pada hari Raya Idul Adha tahun ini (2025/1446 H) menyalurkan 159 ekor hewan kurban dan 11 ekor Sapi Eksotik dari Presiden Prabowo Subianto bagi masyarakat NTB. Penyaluran dilakukan di Islamic Center, usai pelaksanaan solat Id, Jumat, (6/6).
Yusron menyampaikan, ratusan hewan kurban yang dibeli dari peternak lokal tersebut, disalurkan ke 10 kabupaten/kota yang ada di NTB, melalui berbagai lembaga yang penerimanya adalah pengurus masjid, pondok pesantren, majelis taklim serta kelompok masyarakat yang kurang mampu.
“Semua hewan kurban tersebut sudah disalurkan ke 10 kabupaten/kota di NTB dan hewan kurban dari Presiden Prabowo Subianto untuk masyarakat NTB sejumlah 11 ekor Sapi Eksotik dengan berat per ekornya lebih dari 1 ton,” tuturnya dengan ramah.
Dirinya mengatakan, hewan kurban tersebut terdiri dari 14 ekor Sapi jenis Eksotik, 58 ekor Sapi Lokal dan 98 ekor Kambing yang berasal dari Presiden, Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi NTB, Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov NTB dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sapi milik presiden yang diberikan kepada Pemprov NTB diberikan oleh Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal secara langsung. Hewan kurban tersebut, disembelih di Masjid Agung Praya, Lombok Tengah. Pembagian hewan kurban diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat yang mendapatkannya serta membawa kebahagiaan dalam suasana penuh berkah Idul Adha. (F3)
Ket. Foto:
Penyaluran hewan kurban dari presiden Prabowo untuk masyarakat NTB. (Ist)
NTB
Program Desa Berdaya, Pintu Gerbang Pemprov NTB Intervensi Tangani Kasus Perempuan dan Anak

HarianNusa, Mataram -Kepala Dinas Kominfotik NTB H. Yusron Hadi, S.T., M.UM., mengungkapkan bahwa Program Desa Berdaya yang akan diluncurkan Pemerintah Provinsi NTB telah disiapkan menjadi pintu gerbang untuk mengintervensi berbagai kasus perempuan dan anak yang terjadi di tingkat desa.
Lebih jauh Yusron Hadi menjelaskan, Desa Berdaya merupakah salah satu program strategis Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur Hj. Indah Dhamayanti Putri yang siap diluncurkan dalam waktu dekat. Program ini dirancang untuk mengakumulasi berbagai intervensi program di desa seperti kemiskinan ekstrem, kesehatan, pendidikan, digitalisasi di desa, hingga masalah kekerasan perempuan dan perlindungan anak yang sedang marak terjadi di Provinsi NTB.
“Kita harapkan ini bisa menjadi salah satu langkah pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan maupun perlindungan terhadap anak,” ucap Yusron Hadi saat mengikuti Talkshow Bincang Kamisan bertema Penanggulangan Kekerasan Perempuan dan Perlindungan Anak di Comand Center Kantor Gubernur NTB, Kamis 5 Juni 2025.
Adapun hadir sebagai narasumber pada Talkshow Bincang Kamisan kali Ketua LPA Mataram Joko Jumadi, Sri Wahyuni, S.IP selaku Kabid Perlindungan Khusus Anak DP3AP2KB Provinsi NTB, dan Prof. Atun Wardahun, M. AG. MA. PHD selaku Guru Besar Hukum Keluarga Islam UIN Mataram dan dimoderatori langsung oleh Kepala Dinas Kominfotik NTB Yusron Hadi.
Dalam kesempatan ini, dibahas berbagai penyebab tingginya kasus kekerasan perempuan dan anak serta bagaimana penangan ideal yang seharusnya dilakukan. Ketua LPA Mataram Joko Jumadi menjelaskan maraknya kasus pada perempuan dan anak seringkali tidak hanya disebabkan oleh permasalahan ekonomi semata, tetapi juga seringkali disebabkan oleh pola asuh dan tidak berhasilnya pendidikan di tingkat keluarga.
Selain itu, belum adanya sistem perlindungan perempuan dan anak yang paripurna menjadi salah satu PR yang harus diselesaikan di Provinsi NTB. Sistem ini mencakup sistem pencegahan, pengurangan resiko, dan penanganan kasus.
“PR kita adalah bagaimana membangun sistem yang konprenhensif, interpensif, dan berkelanjutan,” ucapnya.
Sementara itu, Prof. Atun menjelaskan, tanpa intervensi yang terukur dan terarah terhadap perlindungan perempuan dan anak, maka visi misi NTB Makmur Mendunia tidak akan bisa tercapai. Oleh karena itu diperlukan interpensi langsung hingga ke tingkat desa untuk dapat mengurai lingkaran setan kasus kekerasan perempuan dan perlindungan anak yang terjadi.
Oleh karena itu, Prof. Atun menekankan urusan perempuan dan anak bukan urusan satu lembaga semata, dibutuhkan intervensi lintas sektoral. Namun tetap membutuhkan leading sektor agar gerakannya lebih terukur dan terencana. Sehingga penguatan terhadap lembaga DP3AP2KB Provinsi NTB perlu dilakukan.
Sri Wahyuni, S.IP selaku Kabid Perlindungan Khusus Anak yang mewakili Kadis DP3AP2KB NTB menyambut baik hal tersebut. Selama ini pihaknya terus bertempur dengan berbagai kekurangan yang ada untuk berjuang mengentaskan berbagai kasus kekerasan perempuan dan anak yang ada di Provinsi NTB. Oleh karena itu, pihaknya sangat membutuhkan kerjasama dan kolaborasi multiseksor dalam menangani kasus ini. (F3)
Ket. Foto:
Dinas Kominfotik NTB H. Yusron Hadi, S.T., M.UM., memberikan pemaparan dalam talk show bincang kamisan yang digelar dinasnya di Command Center Kantor Gubernur NTB. (Ist)
-
Headline7 tahun ago
Potensi Tsunami di Asia, NTB Diperingati Waspada
-
NTB6 tahun ago
Ini Cara Mitigasi saat Gempa Bumi
-
Headline7 tahun ago
Misteri Telapak Tangan yang Gegerkan Warga Lombok Terpecahkan
-
Headline8 tahun ago
Mengenang 40 Tahun Bencana Tsunami di Lombok dan Sumbawa
-
Headline8 tahun ago
Ssttt… Ini Lokasi Razia Zebra di Pulau Lombok Selama Dua Pekan
-
Hukum & Kriminal7 tahun ago
Tak Terima Diputusin, Pria di Lotim Sebar Foto Bugil Kekasihnya
-
NTB6 tahun ago
Ahli Geologi AS Peringatkan Bahaya Gempa di Selatan Lombok
-
NTB6 tahun ago
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Dingin di Lombok