Minggu, Oktober 13, 2024
spot_img
BerandaPertanianPanen Perdana Pisang Kepok Tanpa Jantung Produk Balitbangtan

Panen Perdana Pisang Kepok Tanpa Jantung Produk Balitbangtan

- Advertisement - Explore Lombok

HarianNusa.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) bekerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Solok dan Bank Indonesia menyelenggarakan Panen Perdana Pisang Kepok Tanjung dengan tema "Mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian" di Selayo Kabupaten Solok Sumatera Barat Kamis, 6 Februari 2020.

Dalam sambutannya Bupati Solok H. Gusmal, SE., MM. menyampaikan rasa terimakasih setinggi-tingginya dan sangat mengapresiasi kepada Kementerian Pertanian khususnya Balitbangtan yang telah mengangkat kembali pisang kepok menjadi komoditas pilihan masyarakat Kabupaten Solok dan Sumatera Barat pada umumnya.

Sekretaris Balitbangtan, Dr. Hardiyanto dalam wawancaranya mengatakan Balitbangtan sebagai penghasil teknologi mempunyai kewajiban mengawal inovasi teknologi yang telah dihasilkan ditengah masyarakat. Target diadakannya kegiatan ini adalah ekspor, harapannya pisang kepok tanjung ini terus dikembangkan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya di kawasan Selayo.

Tujuan dilaksanakannya kegiatan Panen Perdana Pisang Kepok Tanjung ini diantaranya untuk meningkatkan sinergi antar institusi didalam dan diluar Kementerian Pertanian baik dengan pemerintah daerah juga pihak swasta dalam meningkatkan produktifitas pertanian guna lebih mensejahterakan masyarakat, hal ini disampaikan Kepala Balitbu Tropika Dr. Ellina Mansyah dalam laporan pertanggung jawaban yang disampaikannya dihadapan peserta yang hadir.

Kegiatan Panen pisang kepok Tanjung ini dihadiri oleh sekitar 350 orang yang terdiri dari peneliti, penyuluh, jajaran pemerintah daerah kabupaten solok, kelompok tani, swasta dan penanggung jawab Kostra Tani wilayah sumatera barat.

Pisang Kepok Tanjung atau Pisang Kepok Tanpa Jantung merupakan hasil kekayaan plasma nutfah Indonesia yang dikemas menjadi satu varietas unggul oleh Balitbangtan pada tahun 2010. Dalam proses pembentukan buahnya tidak terdapat bunga pisang yang tersisa (semua menjadi buah) maka dengan sifat seperti ini tanaman lebih tahan terhadap serangan penyakit khususnya penyakit layu bakteri yang biasa menyerang pertanaman pisang. (irm)

Berita Lainnya
spot_img
spot_img
Minggu, Oktober 13, 2024
- Advertisment -
- Advertisment -

Trending Pekan ini

Minggu, Oktober 13, 2024
- Advertisment -
- Advertisment -
- Advertisment -

Banyak Dibaca

Berita Terbaru

- Advertisment -