HarianNusa.com, Lombok Barat – Munisah (40) warga Dusun Batu Bangke Desa Cendi Manik Kecamatan Sekotong Kabaputen Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menekuni produksi pembuatan atap alang-alang dimulai dari usaha rumahan.
Keahlian Munisah dalam membuat atap alang-alang tersebut bermula dari dirinya yang bekerja sebagai buruh tukang ikat alang alang di Jimbaran Bali. Ia terinspirasi membuat kegiatan usaha rumahan dengan melibatkan warga masyarakat lokal. Disatu sisi melihat prospek di kampung halaman memiliki ladang alang alang di daerah Dusun Blongas Desa Buwunmas.
Munisah memakai nama Usaha Alang Alang Harapan dengan tujuan menjadi harapan warga lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Pembuatan atap menggunakan alang-alang disini produksi sendiri," ujar Munisah, di kediamannya.
Pria kelahiran Sekotong, Kabupaten Lobar ini menyampaikan, yang memesan atap alang-alang tersebut tak hanya dari sekitar Lombok saja, bahkan sampai luar negeri juga.
"Pemesan datang hingga dari luar kota. Semisal, Bali, Malaysia dan Mala Dewa.
Bahkan ada perantara yang beli disini untuk dijual lagi ke Srilanka," katanya.
Munisah menuturkan, usaha pembuatan atap alang-alang tersebut tak membutuhkan banyak modal.
Pasalnya, bahan baku berupa alang-alang bisa dicari sendiri di sekitar lokasi usaha dan rumahnya. Tetapi, apabila pemesanan dalam jumlah banyak hingga ribuan. Dirinya bersama sang istri memesan bahan baku.
"Alang-alang kami jual satu ikatnya 10 hingga 15 ribu rupiah. Kalau nyari bahan bakunya sendiri paling hanya uang bensin," ujarnya.
Dirinya bersyukur walaupun dalam kondisi wabah Covid-19 ini paling tidak 2 mobil bak terbuka sudah terkirim ke pembeli, dimana satu kali angkut bak terbuka mengangkut sebanyak 2.500 lembar.
"Dalam dua minggu bisa menjual 2,5 juta rupiah. Tapi kalau sepi dalam seminggu hanya ratusan laku," tuturnya.
Beroperasi selama 10 tahun, usaha atap alang alang milik Munisah ini sudah banyak memberikan kontribusi lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Dan telah
mempekerjakan tenaga Kerja Lokal (sekitar tempat tinggal) kurang lebih 25 orang terdiri dari ibu rumah tangga dan pemuda sekitar.
Ditengah minimnya perhatian, Munisah berharap agar pemerintah setempat memberikan support terhadap usahanya untuk memberdayakan masyarakat setempat demi meningkatkan perekonomian warga. (*)