HarianNusa, Mataram – Ribuan mahasiswa kembali melakukan unjuk rasa penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan gedung DPRD NTB, Selasa, 6 September 2022. Meskipun hujan lebat mengguyur, mereka tetap lantang menyuarakan aspirasi rakyat yang menolak keputusan pemerintah yang dinilai kurang tepat.
Ditengah guyuran hujan, Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaeda menemui massa aksi yang sedang berorasi. Ia menyampaikan, sebagai pimpinan yang memegang mandat dari 65 anggota DPRD NTB, tidak diperkenankan menerima siapapun di dalam gedung karena alasan keamanan, Polda juga tidak memperkenankan demi keamanan.
Terkait tuntutan massa aksi sejak Senin 5 September 2022 yang menolak dan minta turunkan harga BBM tersebut, Isvie mengatakan pihaknya sudah bersurat ke DPR RI yang nantinya akan disampaikan ke Presiden kaitan beberapa tuntutan dan aspirasi mahasiswa itu.
“Kita sudah menindaklanjuti aspirasi teman-teman. Mengenai apa keputusan, ada di tangan pemerintah pusat,” katanya.
Bukannya tidak menghargai teman-teman Mahasiswa untuk diberikan masuk ke Gedung DPRD, namun karena alasan keamanan, dirinya rela menemui Mahasiswa di tengah guyuran hujan.
Sebelumnya, Mahasiswa dari berbagai unsur kepemudaan di NTB menolak langkah pemerintah pusat menaikan harga BBM secara sepihak tanpa mempertimbangkan dampak negatif seperti ikut naiknya harga bahan pokok, bahan bangunan dan lain sebagainya.
Koordiantor Umum (Kordum) aksi, Yudistira menyampaikan, kebijakan yang diambil oleh pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi berdalih demi perekonomian masyarakat Indonesia sangat disayangkan karena faktanya justru masyarakat menolak kenaikan BBM ini.
“Dimana yang dimaksud kebijakan untuk masyarakat. Justru perekonomian masyarakat semakin terpuruk dibuktikan dari ongkos kendaraan naik, kebutuhan bahan pokok naik, bahan bangunan juga naik,” tegasnya.
Oleh karena itu, mahasiswa NTB menggugat meminta kepada pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo, melalui DPRD Provinsi NTB menurunkan harga BBM tersebut karena telah mencekik rakyat.
“Kalau jadi pejabat tentu tidak jadi masalah harga BBM naik karena sudah ditanggung negara. Bagaimana dengan kami rakyat kecil,” katanya.
Mereka meminta kepada DPRD NTB bersama-sama membuat komitmen untuk menolak dan menurunkan harga BBM tersebut. “Jangan hanya janji saja. Kami ingin wakil rakyat memperjuangkan aspirasi masyarakat,” pintanya.
Hampir 6 jam lebih massa aksi berorasi menyampaikan tuntutan dan ingin masuk menduduki Kantor wakil rakyat tersebut. Tak lama kemudian mencoba memaksa dan terjadi dorong mendorong, massa mencoba menerobos penjagaan ketat Brigade Kepolisian dan lemparan pun terjadi sehingga mobil water canon di turunkan untuk menghalau. Merasa tidak puas, massa pun bertahan meskipun di guyur hujan.
Setelah mendapatkan penjelasan dari Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaeda, ribuan demonstran itu membubarkan diri dengan tertib. (f3)