HarianNusa, Mataram – Ketersediaan bahan pokok (bapok) menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 sangat penting dalam memastikan stabilitas harga di pasaran dan menjaga daya beli masyarakat.
Anggota Komisi II DPRD NTB Abdul Rauf menyebutkan bahwa pemerintah provinsi NTB melalui badan ketahanan pangan, dinas perdagangan diminta untuk terus memantau harga beras yang sering mengalami fluktuasi. Harga beras yang kini berada di kisaran Rp13.000 hingga Rp14.000 perlu diwaspadai agar tidak semakin naik, yang dapat menyulitkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga.
“Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah melalui berbagai pihak diminta untuk menyediakan cadangan beras dan bahan pangan lainnya. Diharapkan agar bahan pangan tetap tersedia dan tidak mengalami kekurangan menjelang Natal dan Tahun Baru,” katanya, (12/12) di Mataram.
Abdul Rauf menyebutkan, bahwa operasi pasar optimal dilakukan untuk menstabilkan harga. Selain itu juga akan menghindari lonjakan harga yang dapat merugikan masyarakat. Momentum hari besar keagamaan ini (nataru-red) diprediksi akan terjadi permintaan bahan pokok yang melonjak terutama beras. Pengawasan memadai di lapangan dalam hal ini dikedepankan agar tidak ada spekulan yang memanfaatkan nataru ini untuk menaikkan harga.
“Terdapat kekhawatiran bahwa beberapa pedagang mungkin akan menaikkan harga secara sengaja dengan memanfaatkan momentum kenaikan permintaan pada musim liburan, seperti Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar harga tetap stabil dan mencegah terjadinya lonjakan harga yang tidak wajar,” jelasnya.
Ia sendiri tidak menapik, jika masih ada beberapa kebutuhan masyarakat NTB yang didatangkan dari luar. Seperti halnya telur, daging ayam maupun minyak goreng. Karenanya diharapkan ada upaya untuk mengembangkan sektor peternakan lokal, sehingga masyarakat bisa memperoleh pasokan bahan pangan dari sumber lokal yang terjamin ketersediaannya yakni telur atau daging ayam.
Seperti diketahui, setiap hari besar keagamaan dan menjelang tahun baru permintaan kebutuhan pokok mengalami peningkatan, sehingga diperlukan stabilitas harga dan antisipasi melonjaknya permintaan. (F3)
Ket. Foto:
Anggota Komisi II DPRD NTB, H. Abdul Rauf. (HarianNusa)