HarianNusa.com, Mataram – Pendaftaran kandidat Gubernur NTB resmi ditutup KPUD NTB. Para calon telah memaparkan visi-misi dan program kerjanya di hadapan publik. Kini hanya di tangan publik lah yang menentukan siapa yang pantas menjadi Gubernur NTB periode selanjutnya.
Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram menilai visi-misi dan program kerja masing-masing calon merupakan cermin Rencana Strategis (Renstra) selama lima tahun kepemimpinannya.
Fokus pemilih sebelum menentukan calon pilihannya bagi M16 adalah mempelajari dan menyimak dokumen visi-misi dan program kerjanya masing-masing calon.
“Momentum itu terjadi pada saat debat kandidat yang akan diselenggarakan KPU nanti,” kata Direktur M16, Bambang Mei Finarwanto atau akrab disapa Didu.
Didu mengatakan visi-misi seorang calon pimpinan daerah bukan sekedar syarat pendaftaran, melainkan memperlihatkan bagaimana seorang pemimpin melihat, memikirkan dan menganalisa persoalan masyarakat, pemerintahan dan daerah serta bagaimana cara pandang atau point of view dan cara kerja untuk memecahkan masalah.
“Visi misi dan program kerja ini menentukan kualitas calon, partai pendukung dan tentu saja corak masyarakat dan daerah yang dicita citakan,” lanjut Didu.
Mantan Eksekutif Daerah Walhi NTB ini lebih lanjut mengatakan, dengan mengupas visi misi ini akan menjadi tahu navigasi kepemimpinan seorang calon Gubernur NTB.
“Misalnya bagaimana suatu daerah dan masyarakat tani mau dibangun masa depannya. Tiba tiba dia bicara industri atau wisata sebagai visi misi, nah bagaimana ini dilakukan,” pungkasnya.
“Kalau pemimpin berkualitas dia tentu saja memikirkan secara komprehensif mulai dari investasi, proses perubahan dari petani ke industri atau wisatanya bagaimana, dan aspek ekonomi budaya dan lingkungan serta sosial lainnya didesain,” sambung Didu.
Selanjutnya M16 melihat sesungguhnya dari visi-misi ini akan kelihatan kapasitas para calon Gubernur NTB, apakah hanya sekedar ingin berkuasa atau justru berpihak pada buruh tani dan petani atau bahkan hanya ingin nenikmati keuntungan ekonomi politik semata. “Jadi visi misi membongkar motif seseorang berkuasa,” jelasnya.
Dari empat Paslon Gubernur NTB, M16 melihat karakteristik yang berbeda menyangkut visi-misi dan programnya. Misalnya Paket Zul-Rohmi dengan tagline melanjutnya ikhtiar TGB, artinya jika kelak terpilih, maka Zul-Rohmi akan melanjutkan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai selama kepemimpinan TGB-Amin maupun program pembangunan yang belum dilaksanakan.
Demikian pula dengan paket Ahyar-Mori yang mengedepankan persatuan, maka jika kelak terpilih pasti akan mengedepankan aspek pemerataan pembangunan sebagai upaya menjadi persatuan sesama warga NTB.
“Paket Ahyar-Mori mencerminkan keseimbangan keterwakilan etnis di NTB,” ungkapnya.
Sementara itu, Paket Suhaili-Amin dan Ali-Sakti tagline-nya mengedepankan populisme. Maka visi-misi dan programnya bisa diduga akan mengutamakan peran serta dan partisipasi rakyat dalam program pembangunan.
“Apalagi Ali BD adalah sosok aktivis LSM yang paham betul kondisi dan karakteristik masyarakat NTB. Suhaili pun sebagai politisi dan birokrasi kesan merakyatnya sudah menjadi rahasia umum. Rakyat Loteng mudah menemuinya tanpa protokoler,” paparnya.
Terakhir Didu menambahkan dengan membedah visi-misi dan programnya, pemilih menjadi tahu apakah memang terintegrasi dan komprehensif atau justru parsial dan sektoral. “Yang lebih penting lagi apakah program dan biayanya itu memang ditujukkan untuk kepentingan rakyat dan daerah atau sebaliknya,” pungkasnya.
Tagih Janji Politik
Sementara itu Sekretaris M16, Lalu Athari Fathullah, SE mengatakan dalam sebuah kompetisi manapun selalu menjadi salah satu hal yang terpenting yaitu visi dan misi, Begitu dengan proses pemilihan kepala daerah. “Kenapa visi dan misi begitu penting? Karena visi dan misi menjadi acuan dan pegangan utuk menjalankan program lima tahun ke depan,” ujarnya.
Selanjutnya Athari mengatakan visi dan misi sesorang calon sangatlah penting, kerena menjadi kerangka berfikir secara konstruktif untuk membangun daerah dalam jangka panjang. Selain itu visi dan misi calon sangat berpengaruh terhadap para pemilih, karena masyarakat bila ingin menentukan pilihan terhadap calon tertentu pasti melihat visi dan misi.
Lebih jauh ia mengatakan dalam konstelasi pemilihan kepala daerah, visi dan misi menjadi salah satu syarat mutlak yang wajib diserahkan ke panitia penyelenggara, sebagai bentuk komitmen apabila nanti paslon tersebut menang maka yang akan menjadi kerangka dan acuan dalam menjalankan roda pemerintahan adalah visi dan misi.
Visi dan misi ini sama dengan janji politik para calon. Oleh sebab itu, calon yang hebat bisa dilihat dari visi – misinya. Misalkan dari beberapa calon gubernur yang bermunculan sudah mengelurkan jargon masing-masing yang sudah bareng tentu tercover dalam visi dan misi.
Minsalkan Zul – Rohmi Menuju NTB GEMILANG, Ahyar Abduh – Mori Hanfi NTB Untuk Semua. Suhaili – Amin NTB Bersatu, sedangkan Ali – Sakti Maju Bersama Rakyat.
Athari juga menegaskan semua jargon Masing-masing calon sudah tertuang secara terperinci dan detail dalam visi-misi. “Apabila nanti salah satu menang maka rakyat bisa memagih janji politik yang tertuang dalam visi-misi Paslon,” tutupnya. (sat)