Kamis, Maret 28, 2024
BerandaLombok TimurMasyarakat Desa Sapit akan Menggelar Tradisi Bebubus Batu

Masyarakat Desa Sapit akan Menggelar Tradisi Bebubus Batu

- Advertisement -

HarianNusa.com, Mataram – Hingga kini, masyarakat Desa Sapit, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur, tetap melestarikan Tradisi Bebubus Batu. Tradisi tersebut secara turun temurun terus dilestarikan.

Bubus batu berasal dari kata “bubus” dan “batu”. Adalah proses pembuatan bubus dari beras dan beberapa jenis dedaunan yang kemudian ditumpuk menjadi obat. Sementara batu adalah sisa reruntuhan batu pandang, di mana dalam sejarah diceritakan bahwa situs batu pandang adalah situs batu tertinggi yang ketinggiannya hampir mencapai langit.

Tradisi Bebubus Batu di Desa Sapit dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu ketika selesai musim tanam dan selesai panen. Pelaksanaan bubus batu yang pertama pada musim tanam, yaitu mengambil bubus di makam bubus batu pandang kemudian dibagikan pada semua anggota kesubakan pertanian dan di dihapuskan pada “wawar” yaitu sejenis tanda yang terbuat dari daun kelapa/aren kemudian di letakkan di setiap  hulu saluran irigasi dan di tengah persawahan dengan tujuan mengusir segala macam hama dan penyakit yang akan merusak tanaman masyarakat.

Ketua Pokdarwis Langgar Pusaka, Jannatan mengatakan bahwa di saat musim tanam kali ini, acara puncak Bebubus Batu akan dilaksanakan pada Rabu, 31 Januari 2018 di Dusun Batu Pandang Desa Sapit.

Sebelum acara puncak, yaitu  hari Selasa tanggal 30 januari 2018, masyarakat Desa Sapit melakukan serangkaian persiapan seperti Besok Menik (mencuci beras) di Sungai Temaras oleh gadis yang belum menstruasi dan orang tua yang berhenti menstruasi, pembuatan jajan raksasa dua jenis, pembuatan bubur abang dan bubur putek dan lain-lainnya.

“Ini merupakan budaya masyarakat sapit. Dulu setiap tahun dilakukan. Kini setelah lama vakum kembali kita lakukan ,“ terang Jannatan.

Tradisi ini sudah dilakukan sejak puluhan tahun silam. Belakangan tradisi ini luntur di tengah hiruk piruk kemajuan zaman. Namun, warga kembali sadar untuk mengembalikan dan melestarikan tradisi ini. Apalagi banyak hikmah yang bisa dipetik oleh masyarakat dari tradisi ini.

“Ini akan memperkuat potensi budaya yang ada di Desa Sapit sebagai desa wisata atau desa budaya” jelas Janntan.

Selain itu, Ketua Panitia Pelaksana, Yayan Sopiantara mengatakan, tradisi ini cukup menarik dan perlu dilestarikan. Tradisi sepertin ini bisa memperkuat identitas Desa Sapit, sebagai desa wisata. Sehingga tradisi yang hidup dan berkembang akan menjadi bagian dari pengembangan wisata dan budaya.

“Tradisi Bebubus Batu seperti ini bisa memperkuat identitas Desa Sapit yang harus dilestarikan,” terang Yayan Sopiantara.

Yang bakal hadir dalam acara ini antara lain Kepala Desa Sapit, Camat Suela, Dinas Pariwisata, HPI, Pokdarwis Lombok Timur dan pelaku wisata Lombok Timur. Acara ini juga dihiasi dengan sejumlah pameran di antaranya  tabuhan gamelan, perisean, begambusan, bazar kerajinan lokal dan pameran benda sejarah.

Dia mengingatkan, acara ini terbuka untuk pengunjung dari manapun. Puncak acara hari Rabu tanggal 31 Januari 2018, mulai jam 09.00 wita sampai selesai, bertempat di Dusun Batu Pandang Desa Sapit. (sat)

RELATED ARTICLES
spot_img
Kamis, Maret 28, 2024
- Advertisment -spot_img

Populer Pekan ini

Kamis, Maret 28, 2024
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Banyak Dibaca

- Advertisment -