HarianNusa.com – Ada yang berbeda pada rapat paripurna DPRD Provinsi NTB yang digelar di Gedung DPRD NTB Jalan Udayana, Mataram pada Kamis, (13/12/2018) ini.
Rapat yang digelar dalam rangka Peringatan HUT NTB ke 60 ini, selain pimpinan sidang, para peserta dan tamu undangan lainnya hampir semua yang hadir saat itu menggunakan pakaian adat daerah Sasak, Samawa, Bima, dan Mbojo (Sasambo). Namun berbeda dengan Gubernur NTB, Zulkieflimansyah justru hadir dengan mengenakan pakaian batik.
Tidak hanya itu, hampir ratusan karangan bunga juga memenuhi setiap sudut halaman kantor dewan di Udayana tersebut. Para petugas pengamanan sibuk mengatur posisi masing-masing karangan bunga yang antre agar mendapat tempat di sepanjang jalan dan halaman kantor DPRD Provinsi NTB.
Ketua DPRD NTB sekaligus Pimpinan Sidang, Hj. Isvie Rupaedah dalam kesempatan tersebut berulangkali menyampaikan ucapan syukur dan terimakasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi menyemarakkan rapat paripurna tersebut.
“Semoga semua ini menjadi wujud kecintaan kita kepada Provinsi NTB tercinta ini,” ungkap Ketua DPRD Provinsi NTB ini.
Isvie menyampaikan kegiatan dewan yang telah dilaksanakan selama 2018 yaitu Kegiatan Pimpinan sebanyak 50 kegiatan, Badan Musyawarah telah menyelenggarakan 40 kegiatan, Badan Kehormatan 10 kegiatan, Badan Pembentukan Perda 10 Kegiatan, Badan Anggaran 14 kegiatan, Panitia Khusus 60 kegiatan, Komisi telah menyelenggarakan 75 kegiatan, Fraksi 30 kegiatan, Rapat Paripurna telah diselenggarakan sebanyak 55 kali, kegiatan Penerimaan Hearing dan Demo sebanyak 21 kegiatan.
Ucapan terimakasih juga di persembahkan kepada anggota dewan yang telah menyumbangkan aspirasinya dalam mengusulkan Raperda Inisiatif, yaitu TGH. L. Patimura Farhan dengan 4 buah usulan, H. MNS. Kasdiono 3 usulan, H. Makmun, S.Pd. 2 buah usulan, Raekhan Anwar 1 buah dan H. Ruslan Turmudzi 1 buah usulan.
Mengambil tema “NTB Bangkit”, Rapat Paripurna ini menghadirkan nuansa kental “Sasambo”. Semangat Persatuan suku Sasak, Suku Samawa dan Suku Mbojo dikedepankan. Hal ini sangat terlihat dari pidato sambutan Gubernur NTB, Zulkieflimasyah yang berkali-kali mendapat aplaus dari semua hadirin.
Ada empat point yang disampaikan Gubernur, yaitu, tentang Rehabilitasi dan Rerkonstruksi paska bencana gempa, Iklim Investasi yang harus kondusif dan memprioritaskan industri pengolahan, Pengembangan daya saing dan yang point terakhir yang paling penting yaitu tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia di NTB.
“Saya yakin, mestinya banyak anak-anak NTB yang mampu menjadi pemimpin di negeri sendiri” tegas beliau disambut aplaus meriah dari anggota dewan dan tamu undangan.
Bang Zul, sapaan akrab gubernur NTB itu menyatakan mengirim seribu anak-anak NTB ke luar negeri bukan karena kualitas perguruan tinggi dalam negeri tidak bagus. Bahkan ia mengakui dirinya termasuk orang yang sangat yakin kualitas dari pendidikan tinggi di dalam negeri tidak kalah, namun menurutnya minimal dengan mengirimkan anak-anak NTB ke luar negeri, kepekaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia membuncah menggelora di dalam semangat mereka sehingga ketika kembali ke dalam negeri mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Ternyata orang bule, bermata biru, berkulit putih, tidak juga lebih pandai dari mereka.
“Insyaallah anak NTB bisa. membayangkan seribu anak NTB yang dikirim ke luar negeri akan menjadi pemimpin masa depan yang piawai berkomunikasi dengan bahasa internasional, sehingga mereka bukan hanya siap menjadi gubernur NTB bahkan juga siap menjadi pemimpin di Republik Indonesia ini,” harapnya penuh semangat.
Rapat Paripurna dalam rangka memperingati HUT NTB ke 60 ini juga dihadiri Gubernur NTB periode 2003-2008 H. Lalu Serinata, seluruh ketua dan anggota DPRD NTB, Kepala OPD Lingkup Pemprov NTB, Forkopimda NTB, TNI-POLRI, Kejaksaan, dan ratusan mahasiswa dari berbagai universitas. (f3)