HarianNusa.Com, Mataram – Gabungan dari Organisasi Mahasiswa, Ormas dan Komunitas se NTB yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan untuk Solidaritas Islam menggelar aksi di Jl.Udayana, Ahad (9/2/20) bertepatan dengan Car Free Day yang dilakukan setiap Minggu pagi. masa aksi yang sudah berkumpul sejak pukul 06.00 WITA di Islamic Center Mataram membawa atribut Palestina dan atribut komunitas/organisasi masing-masing.
Aksi tersebut sebagai reakasi penolakan terhadap deklarasi yang dilaksanakan di Gedung Putih, tanggal 28 Januari 2020, antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bersama Presiden dari negara ilegal Israel, Benjamin Netanyahu yang mengusulkan “Peace to Prosperity” atau “Damai menuju kemakmuran” yang dikenal luas sebagai “Deal of the Century” atau “Kesepakatan Abad Ini” yang dilakukan tanpa melibatkan pihak Palestina.
Adapun isi dari kesepakatan yang dinilai merugikan Palestina tersebut ialah:
1.Al-Quds Menjadi Ibukota Zionis 2.Perbatasan akan dikontrol penuh oleh zionis
3.Pengungsi Palestina tidak boleh memasuki wilayah tertentu
4.Tanah yang sudah diduduki Zionis tidak boleh diambil kembali
5.Palestina tidak boleh punya tentara.
“Itulah beberapa isi kesepakatan yang dibuat secara sepihak oleh Amerika dan Israel,” ungkap Koordinator Aksi Lalu Muhammad Alfian.
Atas dasar kesepakatan tersebut Aliansi Kemanusiaan untuk Solidaritas Islam (AKSI) NTB membuat pernyataan sikap yang berbunyi:
Pertama, deklarasi usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Benjamin Netanyahu adalah kelanjutan dari deklarasi sepihak atau unilateral dan ilegal dari pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel akhir tahun 2017 kemarin. “Deal of the Century” adalah bentuk pemaksaan yang telah mencederai rasa keadilan dunia internasional, melanggar hak asasi manusia rakyat Palestina, dan merusak upaya perdamaian antara Israel dengan Palestina yang selama ini terus dilakukan PBB dan OKI, untuk itu usulan itu wait ditolak oleh seluruh pihak, terutama kaum Muslimin Indonesia yang meyakini bahwa penjajahan harus dihapuskan dan meyakini bahwa Masjid Suci Al Aqsho adalah warisan ummat Islam.
Kedua, mendukung sikap OKI yang menolak tegas pemaksaan dengan dalih “Peace Plan” yang diusulkan Trump dan Netanyahu.
Ketiga, menyerukan seluruh kaum muslimin, seluruh ulama, lembaga-lembaga Islam, lembaga kemanusiaan dan para aktivisnya, untuk melanjutkan aksi penolakan terhadap usulan tersebut. Melanjutkan bantuan apa saja yang bisa diberikan untuk mengembalikan kesucian Baitul Maqdis yang di dalamnya ada Masjid Al Aqsho As Syarif serta kembalinya kemerdekaan Palestina.
Terakhir, Koordinator Aksi Lalu Muhammad Alfian mengimbau ke seluruh rakyat Indonesia agar berdoa untuk kedamaian, khususnya umat Islam agar membaca qunut nazilah dalam tiap shalat fardu.
Ket. Foto:
Aliansi Kemanusiaan untuk Solidaritas Islam (AKSI) menggelar Aksi di Udayana, Minggu, (09/02/0/2020). (istimewa)

