HarianNusa.com, Mataram – Banyak yang bertanya soal arah industrialisasi yang menjadi salah satu program unggulan Gubernur H Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur Hj Sitti Rohmi Djalilah. Beberapa politisi di DPRD Provinsi NTB menyuarakan akan menggulirkan hak interpelasi.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB Nuryanti menjelaskan, peta jalan atau road map program industrialisasi NTB teramat jelas dan gamblang. Peta jalan tersebut telah tertuang dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Industri NTB 2020-2024. Perda tersebut disahkan DPRD NTB 23 Desember 2020. Kini sedang dievaluasi di Kementerian Dalam Negeri dan sedang dalam proses sinkronisasi di Kementerian Perindustrian.
Road map tersebut membagi pengembangan industrialisasi NTB dalam tiga fase. Lima tahun pertama, lima tahun kedua, dan sepuluh tahun ketiga. Industri prioritas pun telah disiapkan dalam enam kelompok besar. Yakni industri pangan, industri hulu agro, industri permesinan, industri pertambangan, industri farmasi dan herbal, dan industri ekonomi kreatif.
Di fase pertama ini pun, action plan telah disusun dan dijalankan. Nuryanti menjelaskan, pada 2019-2023, program industrialisasi fokus pada tiga hal. Yang pertama adalah terkait peningkatan produksi industri dan nilai tambah sumber daya alam yang efesien. Caranya dengan cara meningkatkan pemberdayaan industri berupa kebijakan pengembangan kelembagaan, penumbuhan wirausaha baru, dan pemberian fasilitas. Juga dengan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri oleh pemerintah, badan usaha, dan masyarakat.
“Karena itu, sekarang kita kampanyekan gerakan bela dan beli produk lokal,” katanya.
Selain itu, juga dengan meningkatkan nilai tambah produk industri primer baik melalui peningkatan produktivitas maupun inovasi produk. Juga mengembangkan industri hulu dan industri antara yang berbasis sumber daya alam. Membangun informasi industri yang terintegrasi antara industri kecil dan menengah dengan industri besar terkait dengan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan.
Di sisi lain, program juga diarahkan untuk mendorong investasi untuk industri penghasil barang konsumsi kebutuhan dalam negeri yang utamanya industri padat tenaga kerja. Dan juga menerapkan praktik prinsip industri hijau terhadap industri baru dan eksisting.
Yang kedua, kata Nuryanti adalah fokus pada peningkatan kemandirian industri yang berwawasan lingkungan. Caranya antara lain dengan meningkatkan peran dan sinergitas para pemangku kepentingan. Juga meningkatkan akselerasi tumbuhnya IKM. Dan memberikan fasilitasi dan insentif fiskal dan non fiskal untuk pengembangan industri unggulan. Dilakukan pula penguatan pola dan struktur pengembangan wilayah industri untuk mendorong pemerataan penyebaran industri berupa pengembangan wilayah pusat pertumbuhan industri, kawasan industri, dan sentra industri kecil dan menengah. Termasuk optimalisasi pembangunan sarana dan prasana pengelolaan kawasan industri seperti ketenagalistrikan, telekomuniasi, sumber daya alam, sanitasi, akses produksi, dan memperluas akses permodalan dan kerja sama.
Yang ketiga adalah peningkatan produktivitas. Caranya dengan mengoptimalisasi kapasitas usaha keekonomian dalam jangka pendek dan perubahan teknologi dalam jangka panjang. Juga meningkatkan penguasaan teknologi optimalisasi melalui inovasi dan transfer teknologi perbaikan menajamen perbaikan usaha dan upaya-upaya yang terkait dengan insentif peningkatan produktivitas.
“Yang tak kalah pentingnya tentu saja meningkatkan kerja sama skala regional, nasional, dan internasional,” katanya.
Kelak, jika seluruh ikhtiar program prioritas industrialisasi ini telah dijalankan, maka kata Nuryanti, NTB diharapkan akan mandiri benih jagung hibrida. NTB swasembada telur dan daging. NTB swasembada garam. Swasembada mesin, mandiri pakan ikan, unggas, dan ruminansia. Dan juga terbangunnnya industri essential oil dan industri muslim fashion.
Fondasi Tuntas Tahun Ini
Sementara untuk tahun 2021 ini, dipastikan fonfasi program industrialisasi telah tuntas. Sehingga, dengan fondasi ini, wujud jati diri program industrialisasi akan menjadi kian terang benderang.
Nuryanti mengatakan, perwujudan fondasi industrialisasi ini adalah munculnya pelaku Industri Kecil Menengah mewakili masing-masing sektor terkait enam prioritas industrialisasi. Dengan fondasi ini maka akan terbangun ekosistem industrialisasi. Sebagai contoh. Di sektor Moslem fashion industry. Yang sudah dilakukan adalah pelatihan pelatihan pewarna alam untuk kain tenun, bimtek tenun menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin), festival desiner tenun Lombok Sumbawa, fasion show tenun di tingkat nasional.
Ekosistem yang terbangun adalah berkembangnya IKM-IKM yang menyediakan bahan-bahan untuk pewarna alam, berkembangnya IKM-IKM pembuat motif tenun, berkembangnya IKM tenun, kemudian berkembangnya pemasar-pemasar tenun. Belum lagi berkembang konveksi, desainer untuk pakaian-pakaian yang akan ditampilkan pada fashion show. Hingga jasa-jasa lain yang saling bertalian dalam ekosistem.
Kemudian di sektor industri permesinan. Capaiannya adalah dengan dikembangkan sepeda listrik dan kendaraan listrik. Sepeda listriknya adalah Le-Bui, Matric – B, dan ngebUTS. Saat ini, permintaan produk ini begitu tinggi. Sehingga, dengan sendirinya produsen membutuhkan pasokan komponen-komponen dari IKM lainnya. Misalnya, IKM pembuat baut, IKM pembuat rangka, IKM pengelasan, IKM pengecatan, atau juga aksesoris. Semua IKM ini juga bertalian.
“Kita targetkan tidak lagi mendatangkan komponen sepeda listrik dari luar. Mungkin hanya ban dan baterai yang tidak bisa dibuat langsung oleh IKM kita,” katanya.
Inilah bukti, betapa banyak yang hidup dari satu industri. Tidak hanya produsen sepeda listrik saja. Melainkan industri turunannya. “Inilah ekosistem itu. Demikian juga sektor yang lainnya,” katanya.
Di sisi lain, tahun 2021 ini, IKM-IKM yang menjadi pioneer ini sudah terbentuk. Misalnya, IKM sepeda listrik, IKM kosmetik, dan IKM fashion. Dari masing-masing IKM ini akan bekembang IKM-IKM lain yang menjadi penyedia atau pemasok. Atau juga produsen bahan baku yang akan menghasilkan satu jenis produk.
“Kita kawal kebutuhan dan standarisasinya. Kita dampingi sampai dia menjadi penghasil produk industri yang memenuhi standar. IKM yang jadi inilah yang kemudian harus bermitra dengan IKM-IKM lainnya dalam satu ekosistem,” kata Nuryanti.
Toh, meski begitu, perjalanan industrialisasi ini memang akan panjang. Masih akan berlangsung hingga tahun 2040.
“Ini memang baru langkah awal,” kata Gubernur H Zulkieflimansyah. Dan semua harus mafhum. Bahwa perjalanan panjang harus selalu dimulai dari langkah pertama.
“Industrialisasi kita adalah industrialisasi yang memberdayakan. Sehingga UKM kita, petani kita, nelayan kita, dan peternak kita, suatu saat bisa tersenyum dan sejahtera,” katanya. (*)