HarianNusa, Mataram – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB menggelar kegiatan rekrutmen dan seleksi Program Pemagangan ke Jepang tahun 2024 di Aula Kantor Disnakertrans NTB pada Selasa, (17/09/2024).
Program magang ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia dengan IM Japan, yang bertujuan memberikan peluang bagi generasi muda Indonesia untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian tertentu di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur serta pekerja berpengalaman,
Kegiatan ini dihadiri juga oleh Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di seluruh NTB yang terus ikut berupaya meningkatkan pemberangkatan peserta magang ke Jepang melalui peningkatan skill dan kompetensi peserta.
Pendaftaran pemagangan ini dibuka sejak bulan Juli – September 2024. Sebanyak 288 orang pendaftar, tapi yang lulus seleksi administrasi hanya 192 orang dengan rincian Kota Mataram 22 orang, Kabupaten Lombok Barat 25 orang, Kabupaten Lombok Tengah 29 orang, Kabupaten Lombok Timur 80 orang, Kabupaten Lombok Utara 9 orang, Kabupaten Sumbawa Barat 1 orang, Kabupaten Sumbawa 18 orang, Kabupaten Dompu 1 orang, Kota Bima 7 orang.
Peserta Seleksi Program Pemagangan Ke Jepang 2024 akan berlangsung selama sepekan meliputi beberapa tahapan seleksi. Pembukaan dan Test Matematika 17 September 2024, Cek kesehatan Tubuh 18 September 2024, Test Ketahanan Fisik 19 September dan Test Wawancara 20 September 2024.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., dalam sambutannya menyampaikan, program pemagangan ke negeri sakura ini sangat diminati oleh pemuda-pemudi di NTB. Selain karena mendapatkan uang saku yang besar, peserta magang akan mendapatkan ilmu, bahkan selesai magang akan diberikan bantuan modal untuk berwirausaha.
"Peserta pemagangan ini nantinya selain mendapatkan skill yang sesuai dengan kebutuhan industri, juga akan mendapat modal wirausaha setelah selesai magang,” katanya.
Proses seleksi magang Jepang diakui Aryadi sangat ketat karena mengutamakan kualitas SDM. Hal utama yang menjadi penilaian adalah sikap peserta. Kedisiplinan, kejujuran, keikhlasan, etos kerja dan kesungguhan dalam bekerja akan menjadi point utama penilaian oleh Tim seleksi. Selain itu, kemampuan bahasa Jepang dan kesehatan fisik peserta memiliki pengaruh yang besar.
Aryadi menjelaskan bahwa program pemagangan di Jepang berlangsung selama tiga tahun dan dapat diperpanjang hingga lima tahun. Pada tahun pertama, peserta menjalani masa Jisshusei, yaitu masa berlatih sambil bekerja, yang akan dievaluasi pada akhir tahun pertama. Jika lulus, peserta akan melanjutkan ke tahun kedua hingga tahun ketiga sebagai technical intern training, di mana mereka mulai bekerja lebih teknis dan dilindungi oleh Undang-Undang Perburuhan di Jepang, termasuk diperbolehkan melakukan lembur.
Ia mengingatkan pentingnya memiliki niat yang baik dan penuh optimisme. Ia mendorong peserta untuk selalu berpikir positif dan percaya bahwa apa yang mereka pikirkan bisa menjadi kenyataan.
“Apa yang kalian pikirkan itu akan menjadi kenyataan. Itulah doa. Jadi, niatkan yang baik, dan yakin bahwa kalian pasti bisa,” katanya.
Aryadi menjelaskan bahwa disiplin menjadi kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dalam hal pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari di Jepang.
“Disiplin adalah hal yang sangat ditekankan di Jepang. Dari disiplin itulah muncul etos kerja, yang nantinya membuat kita menjadi produktif, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, setiap jabatan harus memiliki etos dan etik agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Dengan etos kerja yang baik, adik-adik sekalian akan menjadi orang yang sukses, tidak hanya sebagai pekerja, tetapi juga sebagai pengusaha atau pemimpin suatu organisasi,” jelas Aryadi.
Aryadi juga berpesan kepada para peserta agar menyiapkan mental, meluruskan niat, dan membangun semangat untuk menghadapi ujian yang ada. Menurutnya, mental adalah faktor penting dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam seleksi ini. Ia juga membagikan pengalaman terkait beberapa peserta yang meskipun pintar secara akademis, gagal dalam seleksi karena gugup saat menghadapi penguji. Karena itu ia mengingatkan peserta agar selalu menjaga fokus dan niat mereka selama mengikuti proses seleksi.
Proses seleksi yang berlangsung ini menjadi langkah awal bagi para peserta untuk menentukan masa depan mereka. Aryadi juga menegaskan bahwa untuk bekerja di Jepang, hanya ada dua jalur utama yang dapat diambil, yaitu melalui program magang atau berangkat mandiri.
Melalui program magang, Aryadi menjelaskan terdapat dua jenis praktek kerja yang ditawarkan dalam program pemagangan ini, yaitu Program Reguler yang berfokus pada sektor manufaktur, bangunan, pengelasan, dan sejenis nya. Dan Program Caregiver yang dikhususkan untuk pekerjaan sebagai perawat lansia atau penyandang disabilitas.
Aryadi mengungkapkan pemagangan ke Jepang sudah terjalin lebih dari 30 tahun dan evaluasi menunjukkan hasil yang bagus. Para alumni rata-rata menjadi insan yang sukses. Karena setelah magang selain memiliki skill, ilmu, wawasan internasional, peserta mampu membangun jaringan pemasaran yang baik hingga kancah internasional, dan juga pulang dengan modal usaha.
Setelah menyelesaikan masa pemagangan di Jepang, para peserta akan mendapatkan tiga modal penting: modal uang, modal pengalaman kerja, dan modal wawasan serta koneksi. Modal-modal tersebut, lanjut Aryadi, akan sangat berguna dalam membantu para peserta tetap bisa bersaing di pasar global dan mempertahankan kultur yang ada.
“Di akhir pemagangan, kalian bisa menentukan pilihan karier kalian. Bisa lanjut bekerja di Jepang atau pulang dan menjadi pengusaha,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Aryadi juga menyampaikan bahwa tim penguji adalah IM Japan yang dipimpin oleh Mr. Fujita, yang memastikan bahwa seluruh proses seleksi berlangsung dengan lancar dan sesuai standar.
“Kita harus didukung oleh Ikapeksi dan IM Japan. Pada bulan Maret lalu, 58 peserta lulus seleksi magang Jepang dan telah menandatangani kontrak. Kita berharap angka ini bisa bertambah pada seleksi kali ini,” ujarnya.
Aryadi berharap bahwa seluruh peserta yang mengikuti seleksi ini dapat berhasil dan menjadi duta NTB di Jepang, serta mengharumkan nama Provinsi NTB di kancah internasional.
“Kita berdoa semoga adik-adik kita sukses dalam seleksi ini dan bisa menjadi duta NTB yang mengharumkan nama daerah kita di Jepang,” tutupnya.
Pada kesempatan yang sama, Sub Koordinator Pemagangan Luar Negeri Direktorat Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kemnaker RI, Sutarno menyampaikan bahwa seleksi Program Pemagangan Kementerian Tenaga Kerja RI bekerja sama dengan IM Japan telah terjalin selama 30 tahun.
Selama kurun waktu tersebut, sebanyak 150 ribu pemuda Indonesia telah mengikuti program pemagangan di Jepang. Program ini telah memberikan dampak penting bagi pengembangan diri peserta magang maupun bagi perekonomian nasional.
“Banyak manfaat yang diperoleh dari program pemagangan. Banyak alumni pemagangan setelah kembali ke Indonesia bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia, dan banyak juga alumni pemagangan yang memiliki usaha sendiri,” katanya.
Sutarno mengatakan sejak Agustus 2023, peserta magang akan mendapat subsidi pelatihan di Indonesia sebesar ¥ 100.000 yen. Saat program pemagangan kalian selesai, nantinya peserta magang akan mendapat tunjungan Dana Usaha Mandiri (DUM) sebesar ¥ 500.000. Adik-adik dapat membangun usaha di daerah masing-masing.
“Kami harap kerja sama ini terus dilanjutkan dan ditingkatkan kualitasnya agar memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi kedua negara. Kami memberikan apresiasi juga untuk Provinsi NTB yang terus berpartisipasi dalam pengiriman peserta pemagangan Jepang ini,” pungkas Sutarno. (HN)
Ket. Foto:
Para peserta yang ikut seleksi Magang ke Jepang melalui Disnakertrans Provinsi NTB. ( Ist)