Connect with us

Headline

TGB Sidak Beberapa Instansi Penyelenggara Layanan Publik Provinsi NTB

Published

on

HarianNusa.com, Mataram – Pagi tadi, Senin (7/8), Gubernur NTB M Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) lakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke beberapa instansi peyelenggara layanan publik lingkup Pemerintah Provinsi NTB.

Instansi-instansi yang disidak adalah yang bersentuhan langsung dengan pelayanan dasar masyarakat. Senin, (7/8).

Di antara instansi yang terkena Sidak TGB adalah Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP), Kantor Layanan Terpadu Satu Pintu Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB.

Sidak tersebut dilakukan TGB untuk memastikan bahwa pelayanan di instansi tersebut berjalan baik, lancar dan sesuai prosedur yang ditetapkan Pemerintah.

Seperti yang dilakukannya di RSUP, TGB mengecek satu persatu unit pelayanan yang ada, seperti Bagian administrasi, Ruang Network Operation Center (NOC), Instalasi JPK, Klinik Jantung, Klinik Rehabilitasi Medik, Klinik Dalam, Klinik Anak, Klinik Bedah serta bagian pelayanan lain yang berhubungan langsung dengan pasien.

Advertisement

Di ruang bedah Onkologi, TGB menyempatkan diri berbincang dengan paramedis mengenai sejumlah penyakit yang sering dikeluhkan masyarakat. Ditemani L. Hamzi Fikri selaku Direktur RSUP, Gubernur mendapatkan banyak informasi yang menjadi penyebab munculnya penyakit ganas seperti kanker payudara yang salah satunya disebabkan oleh gaya hidup. Dari informasi yang diterimanya itu, ia kemudian meminta rumah sakit dan dinas kesehatan untuk meningkatkan penyuluhan terkait pola hidup sehat. Sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang utuh mengenai pola hidup yang harus diterapkan agar terhindar dari penyakit tersebut.

Usai Sidak di RSUP, TGB kemudian meyambangi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Jln. Udayana, Mataram. Di tempat itu, ia berbincang dengan sejumlah Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan bekerja di luar negeri, seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan sejumlah negara lainnya. Sebagian besar Calon TKI yang diajak TGB berbincang saat itu sedang mengurus Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN), Passpor dan administrasi lainnya.

Setelah berbincang, TGB kemudian meminta mereka untuk melengkapi semua berkas yang dibutuhkan, guna menghindari masalah saat nantinya telah bekerja di luar negeri.

Di ruang pelayanan, Gubernur kemudian berdialog dengan petugas, guna menjaring informasi terkait jaminan dan hak-hak yang diperoleh TKI ketika mendapat masalah di luar negeri. Ia juga meminta suluruh petugas untuk melayani masyarakat dengan baik, tulus serta mengedepankan keramahan.
Dari kantor LTSP, TGB kemudian berjalan kaki menuju kantor  Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, UPTD Balai Latihan Masyarakat dan Transmigrasi NTB yang berada di sebelah timur tidak jauh dari kantor LTSP-TKI.

Disambut Kepala UPTD, TGB lantas memasuki ruangan pelatihan yang saat itu, sedang menyelenggarakan Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD).
Melihat hal itu, Gubernur dua periode tersebut kemudian menyapa satu persatu kader yang ada dan dilanjutkan dengan dialog mengenai apa saja kebutuhan dan masalah yang perlu ditangani di desa masing-masing. “Sepulang dari pelatihan ini, datangilah orang-orang yang memiliki pengaruh di desa itu dan lakukan yang terbaik untuk desa anda,” pesan TGB. (sta)

Advertisement

Headline

Pemerintah Genjot Pembangunan 400 SPPG di NTB, Baru 25 Persen Terealisasi

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 400 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mendukung program pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar. Hingga saat ini, realisasi pembangunan baru mencapai 25 persen atau sekitar 54 unit.

“Untuk program makan bergizi, kita targetkan pembangunan SPPG di NTB sebanyak 400 unit. Saat ini baru terbangun sekitar 25 persen. Harapannya, target ini dapat tercapai sepenuhnya pada tahun 2025,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muazzim Akbar, usai melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dalam rangka kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Pemprov NTB, Rabu, (28/5).

SPPG merupakan dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dan tersebar di 26 provinsi. Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah SPPG terbanyak, yakni 57 titik. Konsep ini melibatkan koperasi, yayasan, hingga perusahaan swasta sebagai mitra penyedia makanan sehat.

Muazzim menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai instansi, termasuk Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dalam mempercepat pembangunan dan menjamin keamanan makanan yang disajikan.

“BPOM harus turun langsung ke lapangan. Jangan hanya menunggu laporan. Kita tidak ingin terjadi kasus keracunan makanan atau konsumsi bahan yang tidak layak, seperti buah berulat,” tegasnya.

Advertisement

Ia menambahkan, kehadiran SPPG yang merata di seluruh NTB akan menjadi kunci keberhasilan program makan bergizi nasional dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan generasi muda.

Dengan target 400 SPPG tersebut, Muazzim meminta seluruh pihak bahu-membahu agar misi besar pemenuhan gizi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan terealisasi nyata dan memberi dampak langsung bagi masyarakat NTB. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi IX DPR RI Dapil NTB dari Partai Amanat Nasional, H. Muazzim Akbar. (HarianNusa)

Advertisement
Continue Reading

Headline

Viral Video Pernikahan Anak, Anggota Komisi V DPRD NTB Jamhur Desak Sanksi Tegas untuk Pencegahan

Published

on

By

HarianNusa, Mataram  –  Viralnya video pernikahan di bawah umur di media sosial baru-baru ini mengundang perhatian publik, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H. Muhammad Jamhur, angkat bicara mengenai fenomena tersebut dan menegaskan pentingnya edukasi serta peran semua pihak dalam mencegah pernikahan dini.

Menurut HM Jamhur, fenomena Merarik Kodek atau pernikahan dini sebenarnya terjadi di banyak tempat, hanya saja tidak semuanya terekspos ke publik. “Permasalahan pernikahan di bawah umur ini terjadi di mana-mana. Ada yang terpublikasi, ada juga yang tidak. Di era digitalisasi seperti sekarang, semua peristiwa sangat mudah terekspos dan menjadi viral, bahkan tanpa disadari oleh pelaku atau keluarga,” ungkapnya, Senin, (26/5) kepada hariannusa.com.

Ia menilai, walaupun viralitas di media sosial terkadang membawa keberuntungan bagi pemilik akun, namun di balik itu terdapat persoalan serius yang harus segera ditangani. “Pernikahan dini berdampak besar terhadap masa depan pelaku, baik secara psikologis maupun kesehatan. Ini bisa menjadi salah satu penyebab tingginya angka kawin cerai, serta risiko saat kehamilan dan persalinan. Bahkan anak-anak dari pernikahan dini banyak yang rentan mengalami stunting,” jelasnya.

H. Jamhur mengajak semua elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi secara masif, mulai dari orang tua, keluarga terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga pemerintah. Ia menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menekan angka pernikahan dini di NTB.

Ia juga menyoroti keberadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan Perkawinan Dini yang sudah dimiliki oleh NTB. Namun, menurutnya, perda tersebut belum efektif karena tidak mengatur sanksi tegas bagi pelanggarnya. “Kita sudah punya perda, tapi kelemahannya tidak ada sanksi tegas. Ini harus menjadi perhatian agar regulasi benar-benar berdampak,” tandasnya.

Advertisement

Dengan pernyataan ini, H. Jamhur berharap adanya perhatian serius dan langkah konkret dari semua pihak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif pernikahan di usia dini.

Seperti diketahui baru-baru ini jagad media sosial dihebohkan dengan video nyongkolan pernikahan anak dibawah umur dimana pengantin perempuan masih duduk dibangku SMP sedangkan pengantin pria baru kelas 1 SMK. Pasangan tersebut diketahui berasal dari Lombok Tengah. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi V DPRD NTB, HM. Jamhur. (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Ekonomi

Dorong Produktivitas Pertanian, Gubernur NTB Serahkan Combine Harvester ke Kabupaten Sumbawa

Published

on

By

HarianNusa, Sumbawa – Komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memperkuat ketahanan pangan kembali dibuktikan. Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, secara resmi menyerahkan dua unit combine harvester kepada Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, pada Senin (26/5). Bantuan alat panen modern ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah lumbung pangan NTB.

“Yang lain semua dapat, tetapi yang kita utamakan daerah-daerah yang jadi lumbung pangan,” tegas Gubernur Iqbal, menekankan pentingnya optimalisasi alat modern untuk mendukung kabupaten-kabupaten penghasil pangan utama, termasuk Sumbawa dan Lombok Tengah.

Gubernur juga berharap agar bantuan ini dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pemanfaatan yang maksimal. Ia menekankan bahwa dengan skema pinjam atau sewa, alat ini bisa digunakan bergilir oleh para petani tanpa risiko diperjualbelikan.

“Barang itu juga akan tetap terpelihara sehingga dalam jangka waktu sekian tahun, semua kebutuhan petani untuk combine harvester sudah terpenuhi,” ujar Gubernur.

Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, mengapresiasi langkah cepat dan strategis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, bantuan ini sangat sejalan dengan visi daerah dalam mengembangkan sektor agromaritim berbasis potensi lokal.

Advertisement

“Ini adalah bentuk nyata sinergi pusat-daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dan kami siap mengelola serta memanfaatkan alat ini sebaik mungkin,” kata Bupati Jarot.

Penyerahan combine harvester ini menjadi langkah konkret dalam transformasi sektor pertanian NTB menuju pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. (F3)

Ket. Foto:

Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, berpose bersama pada kegiatan serah terima dua unit combine harvester, Senin (26/5). (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!