Qurban Jadi Pelipur Rindu Baitullah yang Tertunda

0
866

HarianNusa.com, Jakarta – Menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah merupakan keinginan umat yang beriman karena termasuk dalam rukun islam yang kelima. Saking besarnya keinginan untuk menyempurnakan rukun islam, banyak orang yang menabung rupiah demi rupiah, kemudian mengantri giliran keberangkatan hingga belasan tahun lamanya. Oleh karenanya, sulit terbayangkan betapa bahagianya hati seorang muslim apabila hari itu pun tiba. Air mata para calon jemaah haji akan berlinang tatkala dirinya sudah diumumkan akan berhaji. Segala jenis keperluan dipersiapkan dengan matang, mulai dari perlengkapan, persiapan fisik, hingga persiapan ilmu agama.

Meski sedemikian istimewanya, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menunaikannya Karina berbagai alasan dan kendala. Namun, niat dan tekad yang kuat saja sudah dicatat sebagai satu kebaikan. Tentu ada langkah nyata yang ditempuh untuk berhaji. Berbeda halnya dengan angan-angan karena tidak ada langkah menuju kebaikan tersebut. Hal ini mengajarkan manusia untuk bertekad yang kuat untuk melakukan amalan soleh.

Di tanah Mekkah nanti, manusia berbagai penjuru datang memenuhi panggilan Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Tidak ada lagi perbedaan diantara kaum muslimin yang berkumpul. Semua manusia sama di mata Allah pencipta semesta. Tidak dibedakan kedudukan, harta, ras, warna kulit, bangsa menyerukan seruan yang sama, yaitu labbaik Allahhumma labbaik yang artinya aku memenuhi panggilan-Mu. Karena memang, islam tidak memberikan kekhususan dalam menjalankan syariat islam, kecuali mereka yang memiliki udzur yang syar’i.

Tawaf di Mekkah, Sa’i dari Bukit Safa ke Bukit Marwa, wukuf di Padang Arafah, lempar jumroh, dan beragam rangkaian ibadah haji sudah terngiang-ngiang di pikiran para calon jemaah haji yang akan berangkat menjadi tamu Allah di tahun 2020. Namun, rindu menjadi tamu terpaksa harus ditahan. Keberangkatan rombongan haji dari Indonesia terpaksa tidak diberangkatkan pada tahun ini akibat pandemi Covid-19. Penantian puluhan tahun untuk bertamu ke Baitullah harus diperpanjang. Meski demikian, niat ibadah haji insyaAllah sudah tercatat sebagai amal ibadah.

Tertundanya haji tahun ini bukan berarti melemahkan semangat beramal soleh bagi setiap muslim sedunia. Niat berhaji tentunya didasari pada ketauhidan dan ketakwaan yang kuat, yaitu beribadah semata-mata hanya untuk Allah.

Di momen bulan Dzulhijah ini, berhaji dan berkurban jadi ibadah yang mulia di mata Allah. Inilah kesempatan untuk tetap membuktikan cinta kepada Allah SWT dengan kurban terbaik kita sekaligus pelipur rindu baitullah yang tertunda.

“Syariat islam yang Allah perintahkan pasti memiliki hikmah yang sangat besar. Dalam hal berkurban dan berhaji dimana nominalnya cukup besar bagi sebagian orang, tidak pernah ada cerita seseorang menjadi jatuh miskin akibat menjalankan ibadah tersebut. Bisa jadi dengan kurban, Allah akan buka pintu rejeki yang lain karena dia telah menegakkan perintah Allah,” tegas Ibnu Khajar, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Rabu, (29/7).

Untuk itu ia mengajak umat Islam agar tidak menyia-nyiakan kesempatan berkurban yang merupakan puncak ibadah di bulan Djulhijjah. Hal ini (berkurban) sama seperti tekad berhaji, diperlukan komitmen dan niat untuk menunaikannya. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 dimana kekhawatiran harta menjadi hal yang memberatkan sebagian orang untuk berkurban.

Dituturkan, dalam sejarahnya, syariat kurban memiliki hikmah yang sangat banyak. Jika ditelisik lebih dalam, pelaksanaan kurban tidak hanya sebatas syariat Islam sebagai pembuktian cinta pada Sang Pencipta tetapi juga jembatan silaturahim dengan sesama muslim.

Pelaksanaan kurban di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini, lanjutnya, juga memiliki dimensi sosial sebagai penyelamatan jiwa karena sebagian besar dari masyarakat terdampak secara ekonomi. Keikhlasan menjadi landasan perintah berkurban dalam masa pandemi ini.

Melalui tema Labbaik Berqurban Terbaik, Global Qurban-ACT ingin mengajak masyarakat untuk menunaikan ibadah kurban di masa pandemi yang memberi dampak signifikan di berbagai aspek kehidupan ini. Global Qurban yakin, masyarakat Indonesia tak pernah lemah dalam berbuat baik, termasuk dalam berkurban yang akan disalurkan untuk masyarakat prasejahtera nantinya.

“Insyaallah, kami akan menyalurkan hewan kurban masyarakat Indonesia ke berbagai daerah, khususnya yang dihuni masyarakat prasejahtera dan episentrum penyebaran Covid-19. Akan ada ratusan hewan kurban setara kambing yang disembelih dengan jutaan penerima manfaat. Global Qurban juga mengirimkan hewan kurbannya, khususnya ke negara yang sedang dirundung konflik kemanusiaan,” pungkas Hafit, Presiden Global Qurban – ACT.

Bagi yang ingin berkurban, silahkan salurkan qurban terbaik anda melalui link . (*)