Connect with us

Pendidikan

Perwakilan Duta Besar New Zealand Tinjau Program UNICEF dan YKMI di SLBN 2 Mataram

Published

on

HarianNusa, Mataram – Perwakilan Duta Besar New Zealand, Tara D’Sousa mengunjungi SLBN 2 Mataram yang menjadi salah satu penerima manfaat dari program WASH in Emergency pada tahun 2020 dan 2021. Hadir dalam kunjungan ini, Yudhistira Yewangoe (Kepala Kantor Perwakilan UNICEF NTT NTB), Hj. Eva Sofia Sari, M.Pd (Kepala bidang pendidikan khusus Dinas Dikbud Prov. NTB), H. Winarna (Kepala Sekolah SLBN2 Mataram), Yuni Riawati (Kepala Kantor Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI) NTB), Nurbaeni dan Sustiarini (Perwakilan Lembaga Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) NTB).

Yuni Riawati menyampaikan, sebagai salah satu mitra UNICEF pada program WASH in Emergency, SLBN2 Mataram adalah salah satu penerima manfaat, dimana pada tahun 2020 SLBN2 Mataram mendapatkan dukungan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan pada tahun 2021. Guru-guru SLBN 2 Mataram menjadi peserta pelatihan perubahan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat. Setelah pelatihan dilaksanakan, dari hasil monitoring menunjukkan bahwa guru menyampaikan ilmu kepada guru yang lain dan kepala sekolah serta melakukan edukasi kepada siswa.

Tara D’Sousa selaku Perwakilan Duta Besar New Zealand menyampaikan rasa terima kasihnya kepada YKMI atas kerjasamanya dengan UNICEF. “Terimakasih atas kerja yang telah dilakukan oleh YKMI, ini sungguh pembelajaran yang sangat baik dengan melibatkan berbagai pihak dalam edukasi perubahan perilaku terutama kepada para siswa berkebutuhan khusus, semoga kedepan lebih banyak lagi yang menjadi sasaran programnya,” tutur Tara

Hal senada disampaikan Yudhistira Yewangoe, selaku Kepala Kantor perwakilan UNICEF NTB. “Terima Kasih telah menerima kami dan program kami untuk diterapkan di tempat ini, kami melihat program ini sangat bagus dan bermanfaat terutama bagi anak-anak, terima kasih banyak atas dukungan para guru dan juga Dinas Pendidikan, kerja-kerja bersama ini yang semakin menambah kebermanfaatan bagi anak-anak,” pungkasnya.

Advertisement

Program WASH in Emergency yang diinisiasi oleh UNICEF dengan melibatkan YKMI sebagai mitra pelaksana telah didukung pendanaannya oleh pihak Pemerintah New Zealand yang diwakili oleh Kedutaan Besar New Zealand di Indonesia.

Continue Reading
Advertisement

Pendidikan

Kementerian Pariwisata Buka Pendaftaran SBM Poltekpar 2025/2026: Peluang Emas Berkarier di Industri Pariwisata

Published

on

By

HarianNusa, Lombok Tengah – Kementerian Pariwisata Republik Indonesia resmi membuka pendaftaran Seleksi Bersama Masuk (SBM) Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Tahun Akademik 2025/2026. Termasuk Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok. Pembukaan langsung oleh Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, secara online di Jakarta Rabu, 12 Maret 2025 dan di ikuti Enam Kampus Polteknik Pariwisata lainnya.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri, menekankan pentingnya pendidikan vokasi dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) pariwisata yang unggul dan berdaya saing internasional.

Sesuai tema penerimaan mahasiswa baru poltekpar tahun ini “Pendidikan Vokasi Berkualitas akan menghasilkan SDM Pariwisata Unggul dan Berdaya Saing Internasional"

"Pariwisata saat ini telah menjadi ekosistem yang dinamis, menggabungkan teknologi, kreativitas, dan pengalaman berkelanjutan. Dunia terus berkembang, dan Poltekpar hadir untuk mencetak tenaga profesional yang siap mengelola destinasi wisata secara cerdas dan ramah lingkungan," ujar Widiyanti.

Advertisement

Widiyanti Putri menambahkan, kurikulum selalu diperbarui supaya lulusan Poltekpar memiliki daya saing tinggi di dunia kerja. Berdasarkan data, tingkat penyerapan lulusan Poltekpar mencapai 99 persen rata-rata waktu tunggu tiga bulan untuk mendapatkan pekerjaan.

"Saya mengajak generasi muda untuk memilih Poltekpar sebagai tempat menimba ilmu, menjadi insan pariwisata yang siap kerja dan berwirausaha," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Poltekpar Lombok, Dr. Ali Muhtasom, menyatakan bahwa kampusnya akan menerima 360 mahasiswa baru sama seperti tahun lalu melalui dua jalur seleksi yakni SBM (Seleksi Bersama Masuk) dan SMM (Seleksi Mandiri Masuk).

Empat program studi yang ditawarkan antara lain, D3 Tata Hidang, D3 Divisi Kamar, D3 Seni Kuliner dan D4 Usaha Perjalanan Wisata

Menurut Dr. Ali, seleksi tahun ini akan lebih ketat sesuai dengan arahan pak Gubernur NTB, saat meninjau kampus beberapa hari lalu yang menekankan pentingnya mencetak SDM pariwisata berkualitas dan berinovasi.unggul dan siap go internasional.

Advertisement

"Lulusan Poltekpar diharapkan tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja baru. Jadi, bagi para calon mahasiswa yang bercita-cita sukses di industri pariwisata, ini adalah kesempatan emas!" pungkasnya.

Pendaftaran SBM Poltekpar 2025/2026 telah dibuka dan dapat diakses melalui situs resmi dan link pendaptaran sbmpoltekpar.kemenpar.go.id. Calon mahasiswa diharapkan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mengikuti seleksi yang kompetitif ini.

"Bagi yang ingin berkarier di sektor pariwisata, kini saatnya mengambil langkah pasti. Kuliah di Poltekpar, mau lulus langsung kerja atau berwirausaha poltekpar aja," pungkasnya.

Jangan lewatkan kesempatan emas ini! Daftarkan diri Anda sekarang dan jadilah bagian dari SDM pariwisata unggulan Indonesia. (F3)

Ket. Foto:
Gedung Rektorat Poltekpar Lombok. (Ist)

Advertisement

Continue Reading

Pendidikan

Kajian Etika Peradaban Universitas Paramadina Bahas Kebijakan Trump dan Dampaknya bagi Asia Tenggara

Published

on

By

Jakarta, 5 Maret 2025 – Universitas Paramadina bersama PIEC, Yayasan Persada Hati, PGSI, dan Program Studi Falsafah Agama menggelar Kajian Etika Peradaban ke-36 dengan tema “Isu-isu Politik dan Strategis di Asia Tenggara serta Implikasi Kebijakan AS Era Donald Trump ke Asia”. Diskusi yang berlangsung di Universitas Paramadina Kuningan, Trinity Tower Lt. 45 pada Rabu (5/3/2025) ini menghadirkan berbagai pakar, termasuk Risa J. Toha, Associate Professor of Political Science dari Wake Forest University, dengan moderator Dr. Herdi Tri Nurwanto.

Universitas Paramadina Soroti Isu Global

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Paramadina, Dr. Handi Risza Idris, menegaskan bahwa kampus memiliki perhatian besar terhadap isu-isu global, khususnya multilateralisme dalam hubungan internasional.

“Kami menyambut baik kehadiran Mba Risa Toha dalam diskusi ini dan berharap agar diskusi-diskusi yang membangun dapat terus berlangsung ke depannya. Isu-isu global, termasuk multilateralisme dan dinamika kebijakan luar negeri, perlu dikaji secara mendalam agar dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi para akademisi dan praktisi,” ujarnya.

Advertisement

Sementara itu, Risa J. Toha mengungkapkan rasa syukurnya atas sambutan hangat Universitas Paramadina. “Saya merasa sangat beruntung bisa berada di sini. Kampus ini memiliki pemandangan yang indah, sampai-sampai saya terdistraksi karenanya,” katanya dengan nada ringan.

Dinamika Politik Global Pasca 2016

Dalam pemaparannya, Risa J. Toha menyoroti perubahan signifikan dalam hubungan internasional sejak 2016, terutama terkait kepemimpinan Donald Trump. Ia menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri AS di bawah Trump mengalami pergeseran drastis, dari pendekatan multilateral menuju kebijakan yang lebih transaksional.

“Memahami dan memprediksi dampak dari kepemimpinan Trump bukanlah hal yang mudah. Salah satu peristiwa bersejarah dalam pemilu 2024 adalah kemenangan Trump dalam popular vote, yang merupakan pertama kalinya bagi kandidat dari Partai Republik dalam dua dekade terakhir. Selain itu, dominasi Partai Republik di Senat dan Kongres semakin memperkuat arah kebijakan administrasi Trump,” jelasnya.

Risa juga menyoroti kebijakan kontroversial Trump, termasuk penerapan tarif perdagangan agresif terhadap China, Meksiko, dan Kanada, hingga restrukturisasi pemerintahan yang signifikan seperti penutupan USAID.

Advertisement

“Administrasi Trump saat ini cenderung menghindari keterlibatan dalam aliansi multilateral dan lebih memilih hubungan bilateral berbasis kepentingan strategis. Ini berpotensi menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” tambahnya.

Tantangan Asia Tenggara di Kancah Global

Ketua PIEC, Pipip A. Rifai Hasan, mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya peran Asia Tenggara dalam membangun platform kerja sama politik yang kuat di tingkat global. Menurutnya, pluralitas budaya, agama, dan sumber daya alam justru menjadi tantangan tersendiri dalam membangun visi politik yang bersatu.

“Di Eropa, Kekristenan seringkali menjadi faktor pemersatu dalam membangun kekuatan politik bersama. Sebaliknya, Asia Tenggara begitu plural, baik dari segi budaya, agama, hingga sumber daya alam. Hal ini membuat kerja sama politik di kawasan ini lebih kompleks dan belum mampu membentuk satu kekuatan politik yang berpengaruh di dunia internasional,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti tren otoritarianisme yang meningkat di berbagai negara Asia Tenggara. Ia mencontohkan situasi di Filipina, di mana putra mantan Presiden Rodrigo Duterte mengancam akan membunuh presiden saat ini, serta di Thailand, di mana militer tetap menjadi aktor dominan dalam pemerintahan.

Advertisement

“Perkembangan ini harus menjadi perhatian bersama, karena jika tidak diantisipasi, kemajuan yang dicapai negara-negara Asia Tenggara dalam demokrasi dapat terancam oleh meningkatnya kecenderungan otoritarianisme,” tambah Pipip.

Sebagai Direktur PIEC, Pipip menegaskan perlunya strategi yang lebih solid bagi negara-negara Asia Tenggara agar tidak hanya membangun kerja sama ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi politik mereka di panggung internasional. Upaya ini diharapkan dapat menjadikan kawasan ini lebih berpengaruh dalam menentukan arah politik global di masa depan.

Ket. foto:
Universitas Paramadina menggelar Kajian Etika Peradaban ke-36 dengan tema “Isu-isu Politik dan Strategis di Asia Tenggara serta Implikasi Kebijakan AS Era Donald Trump ke Asia”. Diskusi yang berlangsung di Universitas Paramadina Kuningan, Trinity Tower Lt. 45 pada Rabu (5/3/2025)

Advertisement
Continue Reading

Pendidikan

Mahasiswa Desain Produk Universitas Paramadina Raih Prestasi di Modestwear Young Designer 2025

Published

on

By

Jakarta, 21 Februari 2025 – Anandya Yushara, mahasiswa semester 4 Program Studi Desain Produk Universitas Paramadina, berhasil masuk 30 besar Modestwear Young Designer Competition 2025. Kompetisi bergengsi ini diselenggarakan oleh Fashion Crafty Jakarta x Gajah Mada Plaza pada Februari hingga Maret 2025.

Kompetisi yang bertema Signature Style Ready To Wear: Celebrating Modesty and Creativity ini bertujuan mengapresiasi kreativitas desainer muda dalam modest fashion. Proses seleksi meliputi Seleksi Desain (19-20 Februari), Bimbingan Desain Terpilih (21 Februari), Realisasi Desain (24 Februari – 13 Maret), Presentasi Desain dan Karya (14 Maret), serta Fashion Show & Exhibition pada 16 Maret 2025.

Anandya menyampaikan bahwa ajang ini menjadi kesempatan berharga baginya. “Saya sangat antusias mengikuti kompetisi ini karena sejak lama ingin terjun ke industri fashion. Hadiah beasiswa dari Fashion Crafty Jakarta menjadi motivasi besar bagi saya,” ujarnya.

Ketua Program Studi Desain Produk Universitas Paramadina, Ira Samri, Pg. Dipl, M.Ds., turut mengapresiasi prestasi mahasiswanya. “Kami bangga dengan Anandya. Kompetisi ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga memperluas wawasan mahasiswa terhadap industri fesyen. Kami selalu mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi material lokal dalam perancangan desain,” katanya.

Advertisement

Universitas Paramadina berkomitmen mencetak lulusan yang unggul di industri kreatif dengan menggabungkan inovasi desain, budaya, dan kebutuhan pasar. Industri kreatif yang terus berkembang memberikan peluang besar bagi mahasiswa untuk berkarya dan berkontribusi dalam fashion, desain interior, serta pengembangan produk berbasis desain.

Keberhasilan Anandya di ajang ini mencerminkan semangat mahasiswa Universitas Paramadina dalam berkarya dan bersaing di industri kreatif. “Saya berharap pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman untuk terus berkarya dan mengejar mimpi di bidang industri kreatif,” tutup Anandya.

Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!