Merefleksikan Perjuangan Maulana Syeikh dari Sebuah Kedai Kopi

- Advertisement -

HarianNusa.com, Mataram – Malam kemarin menjadi malam yang berkesan bagi pengunjung kedai kopi Repvblik Syruput di Jalan Sultan Salahudin, Lingkungan Batudawa, Kelurahan Tanjung Karang, Kota Mataram, Sabtu (11/11).

Sebuah diskusi hangat bertema “Maulana Syeikh Pahlawan Agama dan Kebangsaan” digelar. Diskusi tersebut menghadirkan Tuan Guru Hasanain Juaini dalam suasana syruput membahas kepahlawanan Maulana Syeikh. Tampak juga yang hadir Sekda NTB, Rosiadi Sayuti dan cucu dari Almagfirullah Maulana Syeikh TGKH Muhammad Zaenuddin Abdul Madjid, Lale Alyaqutunnafis.

- Advertisement -

Acara dibuka langsung oleh Presiden Repvblik Syruput, Paox Iben. Mengenakan celemek khasnya, ia tampak berdiri membuka diskusi hangat tersebut. Pria berambut gimbal tersebut mengatakan momen saat ini sangat tepat untuk merefleksikan perjuangan Maulana Syeikh.

“Orang lupa kapan beliau (Maulana Syeikh) hidup. Kondisi politik di wilayah Indonesia saat itu Hindia Belanda sangat menegangkan. Hampir semua gerakan dibungkam kolonial. Tidak ada aktivis yang muncul. Di saat chaos Maulana Syeikh bicara paham kebangsaan, sesuatu yang sangat aneh saat itu,” ujarnya.

Menurutnya, bicara perjuangan Maulana Syeikh tak akan ada habisnya. Bahkan saat Indonesia merdeka tentara Nica datang ditunggai sekutu, Maulana Syeikh menyusun sebuah hizib, sebuah gerakan pemersatu semesta. Gerakan sosial yang membuat pesantren saling terhubung.

- Advertisement -

“Maulana Syeikh juga mengalami masa sulit di era demokrasi terpimpin. Di mana kekuatan ideologi saling fitnah dan bersitegang,” ucapnya.

Sementara dalam diskusi yang dibawa Hasanain, ia mengimbau generasi zaman sekarang yang familiar dengan istilah “kids jaman now” untuk meneladani sifat Maulana Syeikh. Seseorang yang dengan gigih mencari ilmu dan memperjuangkan bangsa ini.

- Advertisement -

“Beliau (Maulana Syeikh) dari masa kecil sampai masa muda sepenuhnya mencari amunisi perjuangan. Saya pikir dalam teori pendidikan, dikatakan ilmu utama yang dipakai seseorang mengeksekusi hidup adalah ilmu yang didapatkan ketika dia berusia dari 0 sampai 25 tahun,” paparnya.

Hasanain juga menjelaskan perjuangan Maulana dalam menuntut ilmu di Makkah. Ia mengutip cerita Ahmad Effendi tentang Maulana Syeikh yang meniru kehidupan Imam Nawawi khususnya dalam mencari ilmu.

“Imam Nawawi begitu diserahkan oleh ibunya pada gurunya konon beliau tidak pernah tidur dengar terlentang selama 12 tahun, bangun lagi untuk belajar. Dan Maulana Syeikh mengikutinya dalam proses belajar,” pungkasnya.

Diskusi ditemani kopi asli Indonesia dan luar negeri yang tersaji di Repvblik Syruput menambah hangat suasana. Suasana menjadi cair ketika guyonan ringan dilepas Hasanain. Lomba berhadiah menjawab pertanyaan membuat peserta antusias.

Sesi tanya jawab semakin membuat diskusi bertambah khusyuk. Hingga lepas malam suasana semakin seru. Seorang aktivis perempuan bertanya pada Hasanain, mengapa saat ini sangat berbeda dengan zaman Maulana Syeikh, di mana perempuan juga memiliki peran besar dalam berdakwah pada zaman dulu. Sangat kontras dengan saat ini.

Menurut Hasanain, saat ini terjadi stagnasi. Di mana saat dulu NW memiliki peran penting melahirkan Puan Guru, kini generasi perempuan sebagai pemimpin mulai berkurang. Hal tersebut membuat Hasanain menggagas pendirian pesantren khusus perempuan dengan ajaran yang moderat dan mengikuti perkembangan teknologi untuk kemaslahatan umat.

“Kesadaran terjadi stagnasi, akibatnya dulu NW bisa melahirkan Puan Guru, tetapi kini tidak lahir lagi. Makanya itu saya menggagaskan pesantren perempuan. Mereka diwajibkan bisa nyetir. Kenapa anak perempuan disuruh nyopir, nanti suatu waktu ada kondisi di saat pria sholat Jumat, terus ada yang sakit, maka akan dibantu perempuan untuk bawa ke rumah sakit,” tuturnya.

Hasanain juga berharap dengan diberikannya anugerah pahlawan nasional pada Maulana Syeikh, masyarakat jangan sampai terlena eforia hingga menjadikan foto Maulana Syeik sebagai jimat.

“Beliau (Maulana Syeikh) wafat beredar kabar bahwa yang dikuburkan bukan jasadnya, tapi batang pisang. Dengan kata lain beliau masih hidup hingga saat ini. Itu berhasil ditangkis jamaah NW. Tentunya jangan kita mengkultuskan beliau lebih dari pada kemanusiaannya, meskipun kita mengetahui bahwa beliau memang istimewa,” imbaunya.

Terakhir, Hasanain kembali menyarankan untuk merefleksikan perjuangan Maulana Syeikh pada semua orang, sebagai cermin dalam kehidupan.

“Maulana Syeikh memberi inspirasi pada kita, apabila kita menginginkan kebaikan jika kita menuju ke sana dengan sungguh-sungguh Insyaallah kita mencapainya, bahkan lebih cepat dari yang bisa dibayangkan orang,” tutupnya disambut riuh tepuk tangan. (sat)

- Advertisement -
Selasa, Juli 8, 2025

Trending Pekan ini

Gubernur NTB Dorong Mandalika Internasional Festival Hadirkan Gagasan Baru dan Tidak Pernah Dilakukan  Daerah Lain

HarianNusa, Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Muhamad...

Kasus Kematian Brigadir Nurhadi Terkuak, Polda NTB Tetapkan 3 Tersangka

HarianNusa, Mataram – Misteri kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota...

Banjir Terjang Kota Mataram, Sambirang Ahmadi: Ini Sinyal Krisis Tata Ruang

HarianNusa, Mataram - Sejumlah wilayah di kota Mataram pada...

Gubernur NTB Turun Langsung Tinjau Lokasi Banjir, Prioritaskan Keselamatan Warga

HarianNusa, Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Lalu...
Selasa, Juli 8, 2025

Berita Terbaru

Seluruh Sistem Kelistrikan Kembali Normal, GM PLN UIW NTB Tinjau Langsung Lokasi Banjir di Mataram

HarianNusa, Mataram — General Manager PLN Unit Induk Wilayah...

Listrik Terdampak Banjir di Mataram, PLN Lakukan Penormalan Bertahap

HarianNusa, Mataram - Hujan lebat seharian yang mengguyur Kota...

PMI NTB Gerak Cepat Salurkan Ratusan Bantuan ke Korban Banjir di Mataram 

HarianNusa, Mataram - Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi NTB...

Bupati LAZ Gerak Cepat Turun ke Lokasi Banjir di Lobar 

HarianNusa, Lombok Barat - Bupati Lombok Barat H.Lalu Ahmad...

Panitia Konferprov PWI NTB Matangkan Persiapan, Baru Dua Nama Ambil Formulir Pendaftaran

HarianNusa, Mataram – Panitia pelaksana Konferensi Provinsi (Konferprov) Persatuan...

Banjir Terjang Kota Mataram, Sambirang Ahmadi: Ini Sinyal Krisis Tata Ruang

HarianNusa, Mataram - Sejumlah wilayah di kota Mataram pada...
Selasa, Juli 8, 2025
spot_img

Berita Lainnya

Rubrik Populer

error: Content is protected !!