TENTANG PENDAPATAN
Pertama, kinerja penerimaan asli daerah kita pada tahun anggaran 2016 sangat mengecewakan. Dalam 8 tahun terakhir pengamatan kami, inilah kali pertama realisasi pendapatan asli daerah turun jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun anggaran sebelumnya. Pada tahun anggaran 2016 ini, realisasi PAD turun sebesar minus Rp 12.817.547.687 (12,8 Milyar) atau minus 0,93% dibandingkan dengan realisasi pada tahun anggaran sebelumnya. Fraksi PKS mencatat, sejak tahun anggaran 2009, PAD NTB terus tumbuh positif dengan rata-rata pertumbuhan diatas 20%, mulai dari 471 Milyar di tahun anggaran 2009 menjadi 515 Milyar di 2010, tumbuh lagi menjadi 741 Milyar di 2011, terus tumbuh menjadi 745 Milyar di 2012, kemudian meningkat menjadi 858 Milyar di 2013.
Pada tahun anggaran 2014 tumbuh menjadi 1,115 Trilyun, pada 2015 meningkat kembali menjadi 1,372 Trilyun.
Namun pada tahun anggaran 2016, realisasi PAD turun menjadi 1,359 Trilyun.
Penurunan realisasi PAD ini agak sulit difahami. Mengapa?
Pada tahun anggaran 2016 kita telah membuat kesepakatan jual saham daerah pada PT NNT yang sampai sekarang nasibnya tidak jelas karena Laporan Keuangan PT DMB belum diserahkan. Disaat realisasi PAD ini turun, pertumbuhan ekonomi NTB tetap positif dan termasuk yang terbaik di Indonesia, sementara itu jumlah kunjungan wisatawan juga terus meningkat. Tentunya deretan momentum positif tersebut, semestinya berimplikasi positif bagi peningkatan capaian realisasi PAD di Provinsi NTB.
Dan yang patut disimak, bahwa penurunan realisasi PAD ini justru terjadi pada akhir-akhir pengabdian TGB Zainul Majdi dan Muh Amin. Jangan sampai penurunan ini menjadi noda dalam cerita positif yang hendak dibangun pada era kepemimpinan TGB di NTB. Terkait dengan hal tersebut, mohon penjelasan lebih lanjut saudara Gubernur.