Hal ini bukan menjadi isapan jempol belaka, soal dikotomi Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, ini nyata adanya sebab NTB terdiri dari dua pulau besar tersebut. Jika ini terus menerus dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan prestasi NTB sebagai daerah dengan tingkat toleransi, pluralis dan majemuk dapat tercoreng dan rusak. Tentu kita tidak menginginkan tokoh pemimpin NTB nantinya adalah tokoh yang membawa perpecahan, tokoh yang merusak spirit persatuan di NTB. Masyarakat NTB adalah masyarakat yang lahir dari tiga suku besar yaitu Sasak, Samawa dan Mbojo, serta berbagai suku pendatang lainnya yang sudah hidup rukun damai sejak lama.
Penulis tidak dalam rangka menghakimi atau menyalahkan para elit yang bermain pada tataran isu tersebut. Penulis sadar, sisi lain dari negatifnya otonomi daerah adalah ketika masyarakat menilai ada ketidakmerataan pembangunan (walau masih debatable) maka solusi tercepat dan terbaik (menurut mereka) yang mereka tawarkan adalah pemekaran wilayah.