HarianNusa.com, Mataram – Bentrok kembali terjadi antara Lingkungan Peresak Timur dan Lingkungan Asak di Kelurahan Pagutan, Kota Mataram. Bentrok mulai terjadi sekitar pukul 22.00 Wita, Sabtu (23/9) hingga dini hari, Minggu (24/9).
Ratusan personel kepolisian diterjunkan untuk meredakan bentrokan. Aksi saling lempar batu, botol dan tembakan kembang api terjadi. Tidak diketahui siapa warga dua lingkungan yang melakukan pelemparan, pasalnya warga melempar dari belakang rumah di masing-masing lingkungan.
Kapolres Mataram, AKBP Muhammad SIK melakukan mediasi bersama Camat Mataram, Lurah Pagutan, Kepala Lingkungan Asak dan Peresak Timur dan Penghulu Masjid Al-Hamidi Peresak Timur. Mediasi dilakukan di Polsek Pagutan yang berdekatan dengan lokasi bentrokan.
Pukul 01.15 Wita, Kapolres beserta para tokoh masyarakat melakukan patroli dengan berjalan kaki menyisir dua lingkungan yang terlibat bentrok.
Saat berada di tengah perbatasan, rombongan sempat berhenti. Lemparan batu hampir saja mengenai rombongan yang berada di tengah jalan. Lemparan batu tersebut dari dua arah, yakni Lingkungan Peresak Timur dan Lingkungan Asak.
“Ini kan, tadi sudah sempat kita katakan. Ini buktinya (lemparan batu),” ujar Kapolres.
Beberapa petugas polisi yang ikut serta dalam rombongan kemudian berkata pada dua warga masing-masing lingkungan bahwa rombongan tersebut merupakan kepala lingkungan, camat dan penghulu.
“Ini bapak penghulu, ini kaling, mohon jangan ada pelemparan. Ini bapak kaling di sini,” ujar salah seorang polisi.
Lemparan batu kemudian berhenti. Rombongan melanjutkan perjalanan menyisir dua lingkungan.
Beberapa rombongan termasuk awak media merekam perjalanan tersebut, sembari tangan kirinya menutup kepala untuk menghindari lemparan batu terkena kepala.
Dalam perjalanan, beberapa warga yang ditemui masih di luar rumah disarankan untuk masuk beristirahat. Penyisiran dilakukan hingga Lingkungan Kebon Daya Indah. Kemudian rombongan kembali pulang.
Saat pulang, masih juga terdengar suara lemparan. Suara lemparan cukup keras karena mengenai seng rumah warga. Lagi-lagi beberapa rombongan harus menutupi kepala dengan tangan agar tak terkena lemparan. Sementara di sepanjang jalan, batu-batu berukuran besar serta pecahan botol berserakan. Rombongan harus benar-benar ekstra hati-hati memperhatikan lemparan batu dari atas dan pecahan botol yang sangat tajam di bawah.
Tiba di depan Masjid Al-Hamidi, rombongan kemudian bubar sembari mengimbau warga yang masih di luar rumah untuk kembali ke rumah masing-masing. Namun masih saja ada beberapa warga yang tetap berjaga di perbatasan.
Saat rombongan telah pulang, satu jam kemudian lemparan dan tembakan kembang api kembali terjadi antara dua lingkungan. Lagi-lagi polisi yang berjaga mengimbau warga untuk kondusif. Hingga pukul 02.00 Wita dini hari, lemparan batu berkurang. Hanya beberapa kali lemparan yang terdengar. Personel kepolian tetap berjaga di lokasi bentrokan.
Kapolres Mataram, AKBP Muhammad SIK mengimbau warga untuk menyudahi bentrokan tersebut. Pasalnya bentrokan tersebut merupakan bentrokan kali ketiga di tahun 2017. Warga dua lingkungan sebelumnya telah sepakat berdamai melalui mediasi bersama Pemkot Mataram dan kepolisian.
“Kami mengimbau kepada seluruh warga masyarakat dua lingkungan, Peresak Timur dan Asak yang selama ini terjadi ketegangan, hentikan lah. Kita kan sudah berkomitmen, sudah membuat kesepakatan damai, sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak dan tokoh masyarakat,” imbaunya,
Ia mengatakan akan mencari provokator yang memicu bentrokan tersebut. Untuk itu warga diminta bekerjasama dengan kepolisian untuk menjaga kondusivitas serta melaporkan siapa provokator bentrokan.
“Yang kita cari pihak ketiga yang memprovokasi dari yang tidak menginginkan adanya kedamaian. Makanya saya sampaikan yang bisa menjaga itu bukan hanya aparat kepolisian atau TNI tapi yang paling utama warga masyarakat itu sendiri,” ungkapnya. (sat)