Apa Salahnya Jika Amaq Asrul Jadi Gubernur NTB?

0
1749
Ali BD alias Amaq Asrul, Calon Gubernur NTB 2018

 

Sebuah diskusi warung kopi membahas tajam persaingan Pilgub NTB 2018 mendatang.Satu persatu calon dibahas secara mendalam elektabilitas serta peran-perannya dalam pertumbuhan ekonomi NTB dan pengentasan kemiskinan. Mulai dari Ahyar, Suhaili, Dr Zul (meskipun agak debattable) dan tibalah Ali BD alias Amaq Asrul.

Bukan hal yang mudah mengintip lebih dalam Amaq Asrul. Banyak hal-hal yang bersifat kontroversial dilontarkannya. Pria tua yang berhasrat menjual angin tersebut tampak optimis akan memenangi pertarungan dalam Pilgub NTB 2018 mendatang.

“Ya, ini akan menjadi kantor kita nanti. Jadi di sini tempat anda nanti untuk wawancara setiap hari dengan saya, nanti mulai 2018,” ujar Ali BD menjawab pertanyaan wartawan saat ia berkunjung di Kantor Gubernur NTB, Oktober 2016 lalu.

Bahkan over optimisnya seorang Ali BD, sampai-sampai menolak mengikuti jalur partai dalam kontestasi Pilgub NTB. Dengan tekat bulat ia maju melalui jalur independen.

Saat ditanya wartawan mengapa tidak mendaftar melalui Parpol, dengan enteng ia menjawab: “Partai kan bukan sekolahan, masa kita harus daftar.”

Ya, sosok Amaq Asrul memang menyimpan misteri. Konon saking optimisnya dia, banyak calon mencoba mengintip strategi politiknya. Rasa-rasanya banyak yang hendak berguru dengan orang yang terpilih menjadi bupati di kandang saingan politiknya dulu.

“Saya mau melawan yang kuat-kuat ya. Saya tidak mau lawan saya lemah, ndak ada rasanya. Semakin kuat lawan semakin mengasyikkan buat saya,” cetus Ali BD saat ditanya wartawan terkait kesiapannya maju dalam Pilgub NTB.

Sosok bupati nyentrik ini memang selalu menjadi daya tarik media untuk meliputnya. Apa pun komentar Amaq Asrul, sudah menjadi daya tarik awak media untuk menulisnya, bagaikan makan sayur tanpa micin jika tidak mengutip komentarnya.

Saat penyerahan DIPA Tahun 2017 di Kantor Gubernur NTB, Ali BD nekat tidak menghadiri kegiatan tersebut. Ia hanya mengirim Sekretaris Bappeda Lombok Timur sebagai perwakilan.

Aksinya lantas membuat Gubernur NTB, TGH M. Zainul Majdi geleng-geleng kepala. “Lombok Timur selalu menjadi makhluk gaib,” ujar Gubernur saat mengetahui Ali BD tidak hadir. Bahkan Amaq Asrul tidak diwakilkan oleh Wakil Bupatinya, sementara daerah lain yang hadir sangat lengkap.

“Mana bupati, wakil bupati, sekda, eselon II, eselon III dan eselon IV ada,” tanya TGB, disambut tawa semua orang yang hadir. Jangankan dirinya, Wakil Bupati Lombok Timur pun tidak diutus menghadiri acara tersebut.

“Dalam Alquran itu alam ada dua, ada alam gaib dan ada yang kelihatan. Jangan di alam gaib teruslah, sekali-kali pindah ke alam nyata, karena kita bekerja di alam nyata membangun daerah kita,” sindir TGB pada Ali BD. Lagi-lagi seisi gedung tertawa ngakak.

Saat mencuat dugaan pengumpulan KTP mahasiswa Universitas Mataram (Unram) dan kasus spanduk KKN mahasiswa Unram yang memajang foto Rektror Unram, Sunarpi, Ali BD sangat tegas mengkrtisinya. Terlebih lagi Sunarpi saat itu berniat maju Pilgub NTB. “Sangat tidak baik itu kalau rektor menyuruh mahasiswa kampanye. Kalau mau berpolitik, silakan masuk partai politik jangan manfaatkan mahasiswa!” kritik Ali BD. Bahkan Ia menyandingkan dirinya dengan Sunarpi.

“Kalau mahasiswa diperalat rektor, ini kemunduran dunia pendidikan. Sangat tidak baik memperalat mahasiswa untuk kampanye, saya punya Universitas tapi saya tidak mau memanfaatkan mahasiswa dan alumni, itu haram ya,” ucap Ali BD. Meskipun saat ini Ali BD tersandung polemik KTP dukungan yang diduga fiktif atau tanpa persetujuan pemilik KTP. Tapi sekali lagi, Ali adalah orang yang blak-blakan dalam mengkritisi hal-hal yang dinilai di luar koridor.

Meskipun sosoknya yang kontroversi, jangan salah… Amaq Asrul mampu mengentaskan kemiskinan di NTB. Apa buktinya? Angka kemiskinan di Lombok Timur pada 2016 menurun. Data BPS, jumlah penduduk miskin pada 2015 berjumlah 19,14 persen. Angka tersebut turun menjadi 18,46 persen atau mengalami penurunan sebesar 0,68 persen. Cukup lumayan dengan populasi penduduk Lombok Timur terbesar dari setiap daerah di NTB.

Polemik lainnya dari Amaq Asruh soal izin pendirian retail moderen (Alfamart dan Indomaret) di Lombok Timur. Banyak pihak menyayangkan sikapnya. Namun tahukah anda, di balik sikap kontroversial tersebut, Ali BD punya strategi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Retail moderen yang diizinkan Ali BD beroperasi di kawasan-kawasan sepi. Dengan berdirinya retail moderen di kawasan yang notabenenya sepi, maka akan menggerekan perekonomian di kawasan tersebut. Setiap berdirinya sebuah retail moderen di kawasan sepi, maka lama kelamaan kawasan tersebut akan menjadi ramai. Alhasil, masyarakat juga mendapat keuntungan berdagang di sekitar retail moderen. Apa buktinya? Kembali pada data BPS di atas.

Itu salah satu keuntungan di luar keuntungan lain yang disebut Amaq Asrul, yakni lapangan kerja dan penataan kota. Ya, Amaq Asrul selalu bermimpi tentang kemegahan Lombok Timur. Berharap seperti Baghdad sebelum dihancurkan tentara Mongol. Konsep berpikir yang belum terpikirkan Tan Malaka sekali pun. Merangkul kapitalis untuk menggerakan ekonomi kecil masyarakat.

Tapi salahnya, Amaq Asrul terlalu tua untuk maju dalam Pilgub NTB. Pemilih milenial cendrung memilih orang-orang muda menjadi pemimpin. Seandainya kepala Amaq Asrul belum gundul, tentu menjadi kuda hitam sangat disegani lawan.

***

Catatan: Edisi Sentilan Pilgub HarianNusa.com akan hadir membahas setiap calon yang  bertarung di Pilgub NTB 2018. Nantikan edisi calon lainnya…