NTB
Nyaris Tewas Terseret Ombak, Dua Wislok Pantai Cemare Diselamatkan Personel Pol Airud

HarianNusa.com, Lombok Barat – Dua wislok (wisatawan lokal) yang mengisi akhir pekan dan memanfaatkan momen Idul Adha dengan berwisata pantai, Ahad (2/8), nyaris tewas terseret arus palung laut Pantai Wisata Cemare Lombok Barat Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat. Namun dengan kesigapan personel Dit Pol Airud Polda NTB dan Pol Airud Polres Lombok Barat, kedua wislok asal Lombok Tengah itu dapat terselamatkan.
Direktur Pol Airud Polda NTB melalui Komandan Kapal KP XXI-2001 Bripka I Nyoman Sukardi Yasa S., Selasa (3/8), ditemui di Pos KP3 Lembar mengungkapkan bahwa upaya penyelamatan dilakukan dengan menerapkan prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
"Dengan tidak mendahului kehendak Tuhan yang Maha Kuasa, karena korban sudah dibawa ke pinggir atau pantai oleh warga maka proses usaha penyelamatan, dilakukan dengan mengeluarkan air laut yang sempat tertelan korban," kata Bripka Sukardi dalam rilis yang disampaikan Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto, S.I.K., M.Si., Selasa, (4/8/2020).
Dituturkan, pada hari itu seperti biasa sekitar pukul 09.00 Wita pihaknya selaku Komandan Kapal KP XXI-2001 memerintahkan personel, melaksanakan pengamanan rutin terhadap obyek wisata termasuk di Pantai Wisata Cemara. Setiba di lokasi anggota atas nama Brigadir Polisi Rai Suginataya dan Brigadir Polisi Junaiddin, memberikan imbauan tentang Covid-19 kepada masyarakat pesisir.
"Selang beberapa menit kemudian sekitar pukul 10.30 Wita, anggota mendengar teriakan ada orang tenggelam yang tidak begitu jauh dari lokasi anggota saat itu," ujarnya.
Setelah personel Pol Airud tiba di asal teriakan, ditemukan seorang anak usia 12 tahun atas nama Hamzan Wadi warga Dusun Tohpati Desa Ubung Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, dalam kondisi tidak sadarkan diri karena hanyut atau tenggelam terseret arus palung laut saat mandi di laut. Dimana saat itu korban sedang dalam penanganan personel Pol Airud Polres Lombok Barat.
"Jadi kami langsung ikut bersama-sama melakukan upaya pertolongan, karena saat itu korban sudah berada dipinggir pantai. Seketika itu juga Brigadir Rai dan Brigadir Junaiddin bersama personel Pol Airud Polres Lombok Barat melakukan prosedur P3K, dengan cara memompa perut dan mengangkat tubuh korban dengan posisi kepala di bawah dan kakinya diangkat ke atas, sehingga air laut yang sempat tertelan keluar dari mulut korban dan korban sadarkan diri," jelasnya.
Selanjutnya, kata Bripka Sukardi, setelah diyakini kondisi korban telah pulih dengan disaksikan Kepala Dusun Cemara korban diserahkan kepada keluarganya.
Lebih jauh diungkapkan, sekitar 20 menit kemudian tepatnya pukul 10.50 Wita, kembali terdengar teriakan minta tolong dari jarak sekitar empat meter dari lokasi pertama. Ternyata seorang pengunjung atas nama Saifullah (40) warga Beleke Kecamatan Gerung, Lombok Barat yang juga terseret arus palung laut saat mandi di laut dan tidak dapat berenang karena kakinya keram.
"Untuk korban kedua ini kami tidak ikut menangani dan ditangani personel Pol Airud Polres Lombok Barat," tutupnya.
Sementara Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus S. Wibowo, S.I.K. ditemui di ruang kerjanya mengatakan, kejadian itu menunjukkan bahwa Polri ada untuk masayarakat dalam setiap situasi dan kondisi (sikon).
"Artinya, di tengah keramaian itu Polisi juga hadir. Alhamdulillah, dengan kesiapan dan kesiagaan kami bersama masyarakat telah berhasil menyelamatkan dua orang warga kita, yang terseret arus pantai," ungkap Kapolres.
"Kami berkomitmen untuk selalu ada di tengah-tengah masyarakat," tandasnya.
Dikatakan, menjadi tradisi atau kebiasaan masyarakat kalau setiap pasca perayaan Idul Adha, sebagian masyarakat mengunjungi tempat wisata atau keramaian.
"Pada hari minggu kemarin situasi di tempat-tempat wisata sudah kita antisipasi, sehingga komitmen untuk terus menyiagakan personel kami untuk memastikan bahwa kegiatan masyarakat tetap kondusif," ujarnya.
Nah, ketika ada kejadian orang terseret arus palung laut tersebut kami bersama masyarakat berusaha menyelamatkan masyarakat.
"Jadi, pada saat itu Alhamdulillah kita bisa menyelamatkan yang bersangkutan, sehingga saat ini dari laporan yang saya terima, dua korban yang terseret arus pantai itu sudah berada dalam kondisi yang baik," tuturnya.
Berangkat dari kejadian tersebut, Kapolres Lombok Barat mengimbau agar para orang tua memperhatikan dan memantau putra-putri nya, saat bermain di tempat keramaian lebih-lebih saat mandi di pesisir pantai.
"Kami memberikan imbauan kepada masyarakat ketika melaksanakan kegiatan terutama di daerah pantai, khususnya kepada para orang tua agar selalu memberikan perhatian kepada anak-anaknya ketika melaksanakan kegiatan di pantai, sehingga kejadian-kejadian seperti ini bisa kita antisipasi," imbaunya.
Selain itu, melihat penyebaran wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang kian masif, AKBP Bagus juga berharap diterbitkannya Peraturan Bupati (Perbup) yang diperkuat dengan Peraturan Gubernur (Pergub), terkait penertiban kegiatan masyarakat di tempat-tempat keramaian.
"Penertiban ini juga berhubungan erat dengan upaya kita, antara pemerintah, TNI, dan Polri dalam rangka menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 terutama di tempat-tempat wisata atau tempat-tempat hiburan," jelasnya.
"Kami berharap Perbup yang dikeluarkan oleh Bupati Lombok Barat dikuatkan dengan Peraturan Gubernur," tegasnya. (*)
Ekonomi
NTB Dukung Pengembangan Kawasan Taman Laut Berbasis Komunitas dan Pemberdayaan

HarianNusa, Lombok Utara – Pemerintah Provinsi NTB berkomitmen mengusung konsep baru dalam pengembangan kawasan Taman Laut Pandanan di Lombok Utara. Konsep ini menekankan prinsip ramah lingkungan, berbasis komunitas, dan menolak adanya praktik yang meminggirkan masyarakat sekitar.
“Kalau kita bicara tentang daerah ini, tidak cukup bicara mengenai pantai. Seperti tadi disampaikan, 3E (Environment, Economy, dan Equity) itu sebetulnya kita bicara tentang ekosistem laut. Ekosistem laut itu bukan hanya lautnya, tapi juga pesisirnya, pantainya, dan manusia yang tinggal di sekitarnya, bahkan udaranya,” tegas Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, dalam sambutannya pada peringatan Hari Laut Dunia dan Hari Segitiga Karang, Senin (9/6).
Gubernur Miq Iqbal menambahkan bahwa kawasan Taman Laut Pandanan merupakan tempat yang sangat spesial. Kawasan ini menjadi jalur migrasi elang alap atau elang Siberia, serta salah satu lokasi terbaik untuk melakukan pengamatan burung (bird watching). Selain itu, kawasan ini juga memiliki situs vulkanik dari gunung merapi purba.
Selanjutnya miq Iqbal mengatakan Peringatan Hari Laut Sedunia yang dilaksanakan ini, menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam menjaga dan mengembangkan wilayah tersebut.
“Ini membutuhkan kesadaran dan komitmen dari kita semua. Yang paling membahagiakan, mendengarkan cerita bagaimana teman-teman mahasiswa dan mahasiswi, teman-teman kampus, memberi perhatian kepada konservasi kelautan ini. Artinya, kalau yang muda sudah memberikan perhatian, masa depan kita cerah,” ujar Gubernur.
Ia juga menegaskan bahwa laut adalah milik bersama, milik semua umat manusia. Apa pun yang terjadi di kawasan ini akan berdampak pada negara-negara lain. Karena itu, menjaga kelestarian ekosistem kelautan di NTB merupakan kontribusi nyata dalam menciptakan dunia yang lebih baik. (F3)
Ket. Foto:
Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal (tengah) saat memberikan sambutan peringatan Hari Laut Sedunia. (Ist)
Destinasi Wisata
Tuan Rumah FORNAS VIII 2025, NTB Siap Jadi Destinasi Olahraga dan Wisata Kelas Dunia

HarianNusa, Mataram – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII yang akan digelar pada 26 Juli hingga 1 Agustus 2025. Perhelatan berskala nasional ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga sebagai media promosi wisata, penggerak ekonomi kreatif, serta pemicu gaya hidup sehat menuju Indonesia Sehat 2045.
Deputy VI Panitia Pelaksana FORNAS 2025, Rusdi Alatas, menyampaikan bahwa FORNAS VIII diproyeksikan akan diikuti oleh 15.000 hingga 40.000 peserta dari seluruh Indonesia dan sejumlah negara ASEAN.
“FORNAS kali ini istimewa karena cakupannya bukan hanya nasional, tapi juga internasional. Ini akan jadi panggung besar untuk menunjukkan kekayaan budaya, pariwisata, dan potensi ekonomi kreatif NTB kepada dunia,” ujar Rusdi.
Rusdi menambahkan, penyelenggaraan FORNAS VIII sejalan dengan visi “NTB Makmur Mendunia”, yang mengedepankan sinergi antara olahraga, industri, pariwisata, dan budaya lokal.
Sebanyak 27 venue di 7 kabupaten/kota telah disiapkan untuk mendukung pelaksanaan FORNAS, yaitu di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, dan Dompu.
“Kami mengajak seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan elemen masyarakat untuk bergotong royong menyukseskan ajang ini. Ini momentum besar untuk NTB,” imbuh Rusdi.
FORNAS VIII diselenggarakan oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI). Tahun ini, penyelenggara nasional (KORMINAS) telah menetapkan 73 Induk Organisasi Olahraga (INORGA) sebagai peserta resmi, ditambah 3 INORGA undangan khusus dari Gubernur NTB, serta sejumlah INORGA lain yang akan tampil sebagai peserta ekshibisi.
Pemerintah Provinsi NTB sendiri menyatakan dukungan penuh terhadap suksesnya event ini, yang diyakini akan membawa dampak besar bagi daerah, baik dari sisi promosi, ekonomi, maupun pembangunan karakter masyarakat.
“Dengan hadirnya negara-negara sahabat dari kawasan ASEAN, kami percaya FORNAS VIII 2025 akan menjadi tonggak penting dalam menjadikan NTB sebagai destinasi olahraga dan wisata kelas dunia,” tutup Rusdi. (F3)Ket. foto : Wakil Gubernur NTB Umi Indah Damayanti Putri meresmikan Sekretariat Fornas VIII di Jalan Lanko Mataram. (Ist)
Ekonomi
HARSA NTB Diresmikan: Ruang Inklusif untuk Karya dan Kemandirian Disabilitas

HarianNusa, Lombok Barat – Sebuah langkah besar untuk pemberdayaan penyandang disabilitas di Nusa Tenggara Barat resmi dimulai. Bertempat di Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Gubernur NTB Dr. Lalu Muhamad Iqbal meresmikan Harmoni Sahabat (HARSA) NTB, sebuah lembaga yang hadir dengan misi kuat: menyatukan langkah dari hati untuk negeri dan membuka ruang karya bagi penyandang disabilitas.
Dengan mengusung tema “Menyatukan Langkah dari Hati untuk Negeri, Saatnya Disabilitas Berbicara Lewat Karya,” HARSA NTB tampil sebagai simbol harapan baru sekaligus wadah nyata bagi para difabel untuk berkarya, mandiri, dan diakui di tengah masyarakat.
Gubernur NTB yang hadir bersama Ketua TP PKK NTB, Sinta Agathia Iqbal, menyampaikan apresiasi mendalam atas inisiatif HARSA NTB. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya ingin memberikan bantuan sesaat, namun mencari pola dukungan jangka panjang yang membuat para difabel mampu berdiri di atas kakinya sendiri.
“Saya yakin saudara-saudara kita yang difabel adalah pribadi-pribadi terpilih. Mereka bukan orang yang kekurangan, melainkan mereka punya kelebihan yang luar biasa. HARSA NTB adalah salah satu bentuk upaya kita untuk menggali dan mengangkat kelebihan itu,” ujar Gubernur Iqbal.
Gubernur Iqbal juga menyebut HARSA NTB sebagai pelopor yang telah membuktikan bahwa disabilitas bukanlah batas untuk berkarya. Ia menyoroti program pertanian atau farming yang diajarkan oleh HARSA NTB sebagai contoh konkret pemberdayaan yang membumi dan berkelanjutan.
“Apa yang dilakukan HARSA NTB dengan mengajarkan bertani kepada teman-teman difabel adalah langkah awal yang inspiratif. Ini bukti bahwa mereka bisa berdaya, berkarya, dan bahkan menginspirasi,” tambahnya.
Ketua HARSA NTB, Lalu Muhamad Saleh, menjelaskan bahwa HARSA hadir dari semangat akar rumput. Ia melihat banyak penyandang disabilitas yang memiliki bakat dan keinginan kuat untuk mandiri, namun masih terkendala akses dan wadah yang mendukung.
“HARSA NTB hadir sebagai ruang aman dan produktif bagi para difabel. Kami ingin memperjuangkan agar karya mereka tidak hanya berhenti di lingkaran kecil, tapi bisa dikenal dan diapresiasi luas oleh masyarakat,” ungkapnya.
Lalu Muhamad Saleh juga menegaskan bahwa misi HARSA NTB bukan sekadar membina, tapi benar-benar memperjuangkan hak untuk hidup mandiri dan bermartabat bagi setiap penyandang disabilitas.
Dengan diresmikannya HARSA NTB, provinsi NTB kini memiliki model pemberdayaan disabilitas berbasis masyarakat yang bisa ditiru dan dikembangkan di daerah lain. HARSA bukan hanya lembaga, tetapi simbol dari semangat inklusivitas dan harapan baru untuk masa depan yang lebih setara. (F3)
Ket. Foto:
Kegiatan peresmian Lembaga HARSA NTB di Lombok Barat. (Ist)
-
Headline7 tahun ago
Potensi Tsunami di Asia, NTB Diperingati Waspada
-
NTB6 tahun ago
Ini Cara Mitigasi saat Gempa Bumi
-
Headline7 tahun ago
Misteri Telapak Tangan yang Gegerkan Warga Lombok Terpecahkan
-
Headline8 tahun ago
Mengenang 40 Tahun Bencana Tsunami di Lombok dan Sumbawa
-
Headline8 tahun ago
Ssttt… Ini Lokasi Razia Zebra di Pulau Lombok Selama Dua Pekan
-
Hukum & Kriminal7 tahun ago
Tak Terima Diputusin, Pria di Lotim Sebar Foto Bugil Kekasihnya
-
NTB6 tahun ago
Ahli Geologi AS Peringatkan Bahaya Gempa di Selatan Lombok
-
NTB6 tahun ago
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Dingin di Lombok