HarianNusa.com – Memasuki bulan ke lima pascagempa Lombok, masyarakat terdampak mulai bangkit. Namun, kendala bayi atau anak-anak yang kekurangan gizi masih ditemukan.
Ini Kata Gubernur NTB Soal TKI Dijatuhi Hukuman Mati di Malaysia
HarianNusa.com – Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat dijatuhi dihukum mati di Malaysia.
HBK Ungkap Maju Caleg Atas Dorongan Prabowo Subianto
HarianNusa.com – Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK) menggelar pertemuan dengan sejumlah awak media di Lombok
TKI Asal Lombok Dijatuhi Hukuman Mati di Malaysia
HarianNusa.com – Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat dijatuhi dihukum mati di Malaysia.
Banyak Peminat, Produksi Panel Risha Lambat
HarianNusa.com – Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim), Ir. I. Gusti Bagus Sugiharta menyatakan hingga saat ini jumlah Kelompok Masyarakan yang sudah terbentuk dan siap membangun rumah sebanyak 950 kelompok yang mewakili 11 ribu Kepala Keluarga (KK).
Dari 11 ribu KK tersebut, lanjutnya, ada yang baru mulai mempersiapkan, ada yang sudah berjalan dan ada rumah yang sudah siap dihuni.
“Yang sudah siap dihuni jumlahnya kurang lebih 20 unit rumah,” jelasnya Jumat, (23/11) lalu.
Dijelaskannya, proses pembangunan rumah dalam satu kelompok masyarakat bisa memakan waktu 5-6 bulan baru bisa terselesaikan, sehingga penanganan sudah secara masif berjalan tapi progres untuk siap huni memang terbatas.
Dari tiga jenis rumah yakni risha, rumah konvensional, dan rumah kayu. Masyarakat lebih banyak memilih rumah risha padahal dilihat dari kemampuan produksi rumah risha sangat lemah. Secara proposional peminat rumah risha 45 persen, riko 30 persen dan rumah kayu 25 persen.
“Memang kita terus memacu secara kuantitas. Tentunya kami berharap masyarakat tidak terus menunggu model rumah risha, model-model rumah lainnya juga banyak, bisa rumah konvensional, rumah kayu, rumah baja juga bisa tergantung pilihan masyarakat. Jadi jangan menunggu rumah risha yang produksi panelnya terbatas sehingga masyarakat masih lama menunggu terbangunnya model rumah risha,” ungkapnya.
Ia mengakui produksi panel rumah risha sangat lambat dan lambatnya ini diharapkan pengusaha-pengusaha baik dari lokal maupun luar, BUMN terus aktif berperan dalam memproduksi panel-panel rumah risha.
“Anggaran dari pemerintah sudah siap namun tentunya anggara ini harus digelontorkan sesuai dengan kemampuan masyarakat menangani Pembangunan rumah tahan gempa ini,” terangnya.
Seperti diketahui alokasi anggaran sudah lebih dari 1 triliun digelontorkan oleh pemerintah namun disisi lain rumah yang sudah dapat dihuni ini kurang lebih 20 unit rumah.
“Sehingga inilah barangkali yang membuat terkesan lamban bahwa uang yang digelontorkan namun rumah yang siap dihuni sangat terbatas,” katanya.
Namun diakuinya, bahwa proses pembangunan hunian tetap bagi korban gempa ini memang cukup panjang. Mulai dari pembentukan Kelompok Masyarakat, kesepakatan model rumah yang akan dibangun, persiapan administrasi sampai tahap pelaksanaan kegiatan pembangunan. Proses-proses pembiayaan dilakukan dari kementerian keuangan melalui BNPB kemudian dilanjutkan ke BPBD kabupaten/kota terkait secara kontinu akan terus digelontorkan.
Verifikasi data pun terus berjalan namun tentunya dilakukan penajaman-penajaman kembali akan hasil-hasil yang akan dicapai. Ini masih dalam proses validasi.
“Kita sudah bertindak, per 1 Oktober jumlah data rumah yang terdampak gempa ini kurang lebih 216 ribu sekian. Nah angka ini yang kita pakai sampai saat ini. Pemerintah juga terus berupaya melakukan penambahan aplikator baik dari BUMN maupun dari pemerintah sendiri,” pungkasnya. (f3)
PKS Kembali Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2018
HarianNusa.com – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali meraih penghargaan juara 1 (satu) Keterbukaan Informasi Publik Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2018 kategori Badan Publik Partai Politik, Selasa (28/11).
Penghargaan tersebut merupakan keempat kalinya yang secara berturut-turut sejak tahun 2015 diraih oleh PKS.
Acara yang digelar setiap tahun tersebut untuk mengevaluasi kinerja institusi pemerintah, terutama dalam memberikan layanan keterbukaan informasi yang dibutuhkan oleh publik.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dalam kesempatan itu berharap melalui kerja keras Komisi Informasi (KI) ini dapat menghadirkan keterbukaan informasi publik di Nusa Tenggara Barat.
Menurutnya Komisi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan daerah sehingga pemerintah lebih terbuka di dalam melayani masyarakat.
Sementara di tempat terpisah Ketua DPW PKS NTB, Abdul Hadi menyampaikan partai politik adalah wadah organisasi bagi sebagian masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan mendapatkan informasi. Menurutnya, sebaiknya parpol modern kedepan terus bisa memerankan peran tersebut semakin baik.
“Alhamdulillah, lembaga kami masih dipercaya publik. Semoga kualitas dan kuantitas apa yang kami sampaikan lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan menjadi motivasi kami untuk terus bisa lebih baik kedepannya,” ungkapnya. (f3)
DPD RI Desak Pembangunan Hunian di Lombok Dipercepat
HarianNusa.com – Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mendesak pemerintah mempercepat pembangunan hunian tetap (Huntap)
DPRD dan Gubernur NTB Tandatangani Nota Persetujuan Rancangan APBD 2019
HarianNusa.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB bersama Pemerintah Provinsi NTB melakukan penandatanganan nota persetujuan terhadap Rancangan APBD tahun anggaran 2019 pada rapat Paripurna keempat DPRD NTB, Selasa (27/11).
Penandatanganan terasebut dilakukan oleh Gubernur NTB Zulkieflimasyah bersama empat pimpinan DPRD NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaedah selaku ketua DPRD NTB, Wakil Ketua TGH Mahali Fikri, Wakil Ketua Abdul Hadi, Wakil Ketua Lalu Wirajaya.
Sebelum penandatangan, Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi NTB melalui juru bicaranya, H. Johan Rosihan, ST melaporkan turunan rancangan anggaran belanja terhadap 15 komitmen NTB Gemilang sebagai perwujudan 8 misi pembangunan NTB Gemilang dalam RAPBD tahun anggaran 2019.
Bidang pendidikan dan kesehatan dengan total anggaran Rp. 407.763.454.500 rupiah yang akan dibelanjakan untuk 1. Mengirim 1000 putra/putri NTB sekolah ke luar negeri; 2. Mengembangkan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin dan layanan posyandu yang berkualitas; 3. Memperkuat peran perempuan sebagai ujung tombak pembangunan, pendidikan dan kesehatan.
Bidang Pembinaan Ekonomi dan Industri dengan total belanja Rp.42.720.471.900 rupiah. Yang akan dipergunakan untuk mewujudkan komitmen: 1. Memudahkan modal dan akses keuangan bagi masyarakat; 2. Mengembangkan sains dan tekno industrial park serta rumah industri kreatif; 3. Mendorong pengembangan industri olahan dan menghadirkan industri permesinan.
Bidang Pembangunan Sosial dan Kebudayaan dengan total belanja Rp.19.166.700.000 rupiah, yang akan dipergunakan untuk mewujudkan komitmen: 1. Memantapkan Islamic Center sebagai pusat peradaban; 2. Mengembangkan NTB Care sebagai sistem penanganan masalah sosial darurat cepat tanggap; 3. Memfasilitasi pelayanan pada penyandang cacat dan masalah sosial; 4. Mendorong pesantren sebagai pusat gerakan perubahan sosial dan kultural.
Bidang Pedesaan dan Lingkungan, dianggarkan sebesar Rp.75.656.124.700 rupiah yang akan dipergunakan untuk: 1. Mendorong pengembangan desa wisata potensial dan BumDes potensial; 2. Mendorong penggunaan energi terbarukan dan menuntaskan kebutuhan air bersih, rumah layak huni, irigasi dan bendungan; 3. Pengembangan desa pesisir dan lingkar hutan yang produktif dan ramah lingkungan.
Pembangunan Pariwisata dianggarkan sebesar Rp.19.259.304.400 rupiah yang akan dipergunakan untuk mewujudkan komitmen: 1. Memperbanyak penerbangan domestik dan internasional; 2. Optimalisasi manfaat destinasi unggulan dan kawasan strategis (Mandalika dan Samota) untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Sehingga total belanja yang akan dianggarkan untuk mewujudkan 15 komitmen pembangunan dalam tahun pertama perwujudan NTB Gemilang adalah sebesar Rp.564.566.055.500 rupiah,” terang Johan saat membacakan laporan Banggar.
Selain memberikan laporan, Banggar juga menyampaikan 10 catatan, diantaranya,
secara keseluruhan pendapatan daerah pada APBD 2019 mengalami penurunan sebesar 1.91 persen yang dinilai karena masih lemahnya potensi terhadap analisa terhadap potensi pajak dan retribusi daerah, kurang optimalnya hasil pengelolaan aset dan lemahnya kinerja BUMD.
Permasalahan umum yang dihadapi dalam alokasi belanja pada APBD tahun 2019 adalah belum tercapainya keseimbangan antara belanja tidak langsung dengan belanja langsung
“Hal ini tidak boleh dibiarkan terjadi terus menerus. Selanjutnya hal ini harusenjadi konsen kita untuk kita perbaiki agar menjadi lebih baik,” kata Johan.
Catatan selanjutnya mengenai anggaran yang tersedia untuk rehab rekon pasca bencana yang tersebar di beberapa OPD terkait agar terlaksana sesuai rencana dan kebutuhan serta tahapan-tahapan yang telah ditetapkan, mengingat peristiwa bencana gempa bumi lalu sudah memasuki bulan ke tiga.
Sementara Gubernur NTB, Zulkieflimasyah dalam sambutan singkatnya menyampaikan harapan dengan penandatanganan nota persetujuan tersebut menggambarkan begitu baiknya sinergi dan komitmen bersama untuk mengabdi, melayani dan menghadirkan kualitas pemerintahan dan pembangunan yang baik di Nusa Tenggara Barat tercinta.
“Kami berharap, sinergi, kemitraan dan kerjasama ini terus menjadi semangat dan komitmen besar kita dalam mewujudkan berbagai akselerasi dan optimalisasi agenda pembangunan NTB di masa yang akan datang. Ini juga tuntutan dan kewajiban kita sebagai pejabat publik untuk bisa mewujudkan aspirasi masyarakat akan hadirnya pelayanan publik yang berkualitas,” ungkap gubernur NTB yang akrab disapa Doktor Zul itu. (f3)