Jumat, Februari 7, 2025
BerandaNewswireBentoel Keruk Penerimaan Pajak Senilai 14 Juta Dolar dari Indonesia Setiap Tahun

Bentoel Keruk Penerimaan Pajak Senilai 14 Juta Dolar dari Indonesia Setiap Tahun

- iklan Paket Wisata di Lombok - Explore Lombok
- iklan Web Hosting Murah -Paket Web Hosting Murah

Pernyataan Mark Hurley, Director, Corporate Campaigns, Campaign for Tobacco-Free Kids

WASHINGTON, 6 Mei 2019 /PRNewswire/ — PT Bentoel Internasional Investama secara sistematis mengalihkan pendapatannya keluar dari Indonesia untuk menghindari pembayaran pajak penghasilan badan usaha secara utuh atas laba yang diterima di masa datang, menurut sebuah kajian yang diterbitkan oleh Tax Justice Network. Konsumsi rokok menyebabkan penduduk dunia harus menanggung biaya perawatan kesehatan dan hilangnya produktivitas senilai $1,4 triliun setiap tahun. Dengan demikian, akrobat Bentoel dalam pencatatan keuangan demi menghindari pajak yang diperlukan untuk membiayai perawatan kesehatan dan sejumlah layanan penting lainnya, sangat patut dicela. Argumen apa pun yang menyatakan kiprah Bentoel dalam memperkuat perekonomian bangsa, telah runtuh ketika perusahaan tersebut mengelak untuk menunaikan kewajibannya.

Berdasarkan laporan Bentoel, anak usaha British American Tobacco (BAT) di Indonesia ini, mengumumkan pembayaran bunga bernilai besar ($164 juta) atas pinjaman dan royalti antarperusahaan dalam satu grup (intercompany loan), ongkos dan imbalan TI kepada induk usaha BAT, sehingga mengakibatkan rugi bersih 27 persen yang ditanggung Bentoel. Pembayaran yang dilakukan BAT kepada perusahaannya sendiri lewat Bentoel, akan mengakibatkan pemerintah Indonesia kehilangan penerimaan pajak senilai $14 juta setiap tahun dari setiap laba yang dihasilkan Bentoel pada masa mendatang. Agar lebih jelas lagi, dana senilai $14 juta itu dapat menjamin pengeluaran Indonesia per kapita setiap tahun untuk layanan kesehatan bagi 125.000 warganya.

Kajian tersebut mengungkapkan praktik tersebut dilakukan di Indonesia dan negara-negara lain yang diteliti. Secara keseluruhan, untuk setiap dolar dalam pembayaran pajak yang dilakukan BAT di negara-negara yang menjadi wilayah operasionalnya, konglomerat tembakau mutinasional ini telah mengalihkan lebih dari setengah dolar dari nilai pajak yang seharusnya dibayarkan ke sebuah anak usaha di Inggris, di negara ini BAT hanya membayar pajak dengan nilai kecil. Kajian ini memperkirakan Bangladesh, Indonesia, Kenya, Guyana, Brazil serta Trinidad and Tobago secara total akan kehilangan penerimaan pajak senilai hampir $700 juta pada 2030 akibat akrobat keuangan BAT, jika semua hal berjalan seperti biasa.

Konsumsi tembakau menyebabkan biaya sosial dan ekonomi yang besar, khususnya di negara-negara berpendapatan rendah serta menengah, tempat tinggal bagi 80 persen perokok dunia, namun BAT berupaya keras untuk mengeksploitasi aturan agar membayar jauh lebih sedikit dari nilai kewajiban yang tercantum di dalam peraturan pajak di negara-negara tersebut. Pada 2016, BAT mengalihkan lebih dari 12 persen penghasilan sebelum pajak yang dibukukan perusahaan – $941 juta – hanya kepada satu anak usaha di Inggris, di negara ini BAT hanya membayar pajak dengan nilai kecil. Tindakan tersebut hanya merupakan fenomena gunung es dari praktik yang dijalankan perusahaan dengan lebih dari 100 anak usaha di luar negeri (offshore), tersebar di 19 wilayah suaka pajak (tax haven).

Korban jiwa yang luar biasa dari industri tembakau tentu bukan tanpa sebab. Hal ini secara langsung dilakukan oleh sejumlah perusahaan seperti British American Tobacco yang terus menjual rokok dengan cara-cara yang menarik minat anak-anak, memasarkan rokok di media sosial, meluncurkan rokok dengan cita-rasa khusus (flavored cigarettes), serta menjalankan kegiatan pemasaran yang agresif di dekat sekolah-sekolah dasar.

Bahkan, BAT telah menghadapi sejumlah gugatan pajak di beberapa negara, termasuk Bangladesh, Brazil, Mesir, Korea Selatan, Afrika Selatan dan Belanda, dengan nilai total yang lebih dari $2 miliar, jika putusan atas gugatan tersebut mengalahkan perusahaan. Perusahaan yang merugikan ini juga mengalami sejumlah penyelidikan atas tindak korupsi di Inggris dan Kenya.

Kajian hari ini menjadi bukti yang lebih lanjut—seakan-akan diperlukan bukti yang lebih banyak lagi—bahwa Indonesia serta negara-negara berpendapatan rendah dan menengah lainnya tidak bisa memercayai BAT, dan harus segera melakukan penyelidikan terhadap pembayaran pajak badan usaha oleh perusahaan tersebut, atau terus kehilangan penerimaan pajak senilai jutaan dolar yang amat dibutuhkan. Kajian ini menunjukkan niat perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang sahamnya — sebagian besar di antaranya tinggal di negara-negara berpendapatan tinggi – serta membayarkan nilai kewajiban minimal kepada negara-negara yang harus menanggung korban jiwa dan penyakit akibat produk-produk BAT.

Related Links :
http://www.tobaccofreekids.org

Original Article

Berita Lainnya
spot_img
spot_img
spot_img
Jumat, Februari 7, 2025
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Trending Pekan ini

Jumat, Februari 7, 2025
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -
- Advertisment -

Banyak Dibaca

Berita Terbaru

- Advertisment -
error: Content is protected !!