HarianNusa, Mataram – Kegiatan pengembangan literasi politik forum perempuan yang diselenggarakan oleh Ditjen Polpum Kementrian Dalam Negri Republik Indonesia melalui Kesbangpol NTB beberapa waktu lalu sukses digelar.
Dihadiri 200 peserta dari berbagai komunitas perkumpulan perempuan, kegiatan ini membahas pentingnya literasi politik bagi perempuan untuk tercapainya hak-hak politik perempuan dan keterpenuhan peran perempuan dalam perpolitikan.
Ketua KPU NTB, Suhardi Soud yang turut hadir sebagai narasumber memberikan pemaparan, bahwa kaum perempuan hingga masa kini pemilih perempuan memiliki dominasi yang cukup tinggi, dimana partai politik juga disarankan untuk mendekatkan diri pada pemilih perempuan.
“Berdasarkan data pemilih tetap sebanyak 3.918.291, 58,6% merupakan gabungan kaum milenial dan gen z ,dan sebesar 50,4% atau 1.157.537 merupakan pemilih perempuan, untuk itu parpol juga harus banyak mendekati pemilih perempuan,” paparnya.
Sementara itu, pemateri lainnya yakni Kepala Badan kesbangpoldagri Provinsi NTB, H. Ruslan Abdul Gani, SH, menyampaikan peran perempuan kini harus lebih berubah mengingat isu gender yang seharusnya ditepis saat memasuki dunia politik dan pentingnya peran perempuan yang memiliki kepercayaan diri.
Ketua Bawaslu NTB Itratif menyoroti keikutsertaan perempuan dalam pemilihan legislatif yang dirasa masih kurang dan pemilih perempuan yang kurang memilih perempuan.
Dian Paramita selaku narasumber yang merupakan peneliti SPD mengungkapkan, bahwa perempuan masa kini masi kurang dalam memihak sesama perempuan, hingga kurangnya kepercayaan diri.
“Perempuan sekarang itu masih kurang dalam memilih calon perempuan, kebanyakan akan memilih laki-laki, padahal power perempuan itu begitu besar. Pentingnya keberpihakan itu menentukan kedepannya feminimitas itu terjaga sehingga berdampingan dengan maskulinitas dalam pemenuhannya,” ungkapnya.
Menurutnya, perempuan sekarang juga memiliki kepercayaan diri yang rendah, padahal undang-undang telah memberikan karpet merah bagi perempuan untuk bersuara dan mendapatkan tempat. Karenanya, ia menyarankan agar perempuan yang akan maju legislatif untuk memiliki tim perempuan yang solid dengan saling memberdayakan perempuan, perempuan membutuhkan konsultan politik untuk mencapai target politik.
“Selain itu hal terpenting untuk perempuan, adalah pentingnya membaca, literasi dan juga kepercayaan diri yang menjadi kunci keberhasilan,” papar Dian Paramita yang juga merupakan konsultasi politik beberapa perempuan hebat di indonesia seperti mantan mentri perikanan Susi Sulistya Wati.
Keterwakilan perempuan dalam dunia politik masih terbilang kurang, persyaratan parpol dalam pemenuhan 30% caleg perempuan masih sulit di dapatkan, untuk itu hal terpenting adalah keinginan dalam diri perempuan untuk terus membaca dan percaya diri untuk menyetarakan diri di dunia perpolitikan untuk mencapai feminimitas dan keberpihakan pada perempuan.