HarianNusa.com, Lombok Timur – JS alias JAS (20) warga Dusun Tanggar Desa Wakan Kecamatan Jerowaru Lombok Timur (Lotim) harus menahan sakit akibat ulahnya sendiri. Dia ditembak polisi saat mencoba melawan saat proses penangkapan sore tadi pukul 15.30 Wita, Kamis (25/01).
Kasubag Humas Polres Lotim, IPTU Made Tista, mengatakan sebelumnya pada September 2017 lalu, empat spesialis begai di Pantai Kaliantan beraksi membegal wisatawan yang tengah berlibur di pantai tersebut.
“Mereka berjumlah empat orang menodongkan pisau ke arah korban, di mana korban saat itu tengah berlibur dan mandi di Pantai Kaliantan bersama empat orang temannya,” ujarnya.
Pelaku menodongkan pisau ke leher korban sembari meminta korban menyerahkan kunci motornya. Pelaku pun merampas dua unit motor korban dan rekan korban kemudian kabur.
“Selain mengambil dua unit motor, pelaku juga mengambil dua unit HP Samsung, dua kamera digital dan uang Rp 800 ribu. Kerugian korban sekitar Rp 36.500.000,” jelasnya.
Sebelumnya dua pelaku telah ditangkap polisi. Sementara sore tadi Tim Opsnal Operasi Jaran Gatarin 2018 Polres Lotim dan Polsek Jerowaru melakukan penangkapan terhadap pelaku JAS di rumahnya.
Penangkapan berjalan penuh tantangan. Polisi kesulitan menangkap JAS karena keluarganya menghalang-halangi polisi. Namun dengan sigap polisi berhasil menangkap pelaku.
“Keluarganya menghalangi proses penangkapan pelaku, namun beruntung polisi berhasil menangkap pelaku,” pungkasnya.
Saat JAS dibawa polisi untuk menunjukan di mana tempat rekannya yang masih buron berada, pelaku justru melawan polisi dengan berontak dan melarikan diri. Tiga kali tembakan peringatan ke udara tidak juga membuat pelaku menyerah. Akhirnya polisi melumpuhkan pelaku dengan timah panas dan menembus betis kiri pelaku.
“Tembakan peringatan tidak diindahkan pelaku, sehingga polisi melakukan tembakan lurus ke arah kaki dan menembus betis kiri pelaku,” katanya.
Pelaku merupakan spesialis begal di Pantai Kaliantan dan sekitarnya. Dia kerap merampok wisatawan yang ada di sana. Atas ulahnya, wisatawan menjadi takut berlibur di sana. (sat)