Connect with us

Ekonomi

BI NTB: Pertumbuhan Ekonomi NTB Tumbuh Positif di Atas Nasional

Published

on

HarianNusa.com, Mataram – Puluhan wartawan media lokal maupun nasional mengikuti Pelatihan Wartawan Ekonomi Bank Indonesia dengan tema “Kondisi Perekonomian Terkini dan Respon Kebijakan BI”, Minggu (22/04) di Mataram. 

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu di antaranya Direktur departemen Statistik Wuryandani, Pengamat ekonomi Enrico Tanuwidjaja, Direktur departemen Kebijakan Ekonomi Moneter, Firman Mochtar, Direktur departemen Kebijakan Makro prudential, Retno Ponco Windarti dan Kepala Deptemen Komunikasi, Agusman.

Dalam sambutan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani yang dibacakan oleh Swara Warno Wira Permana menyampaikan ucapan selamat datang kepada semua narasumber dan seluruh peserta yang hadir.

Lebih lanjut, disampaikannya pertumbuhan ekonomi NTB di tahun 2017 tumbuh positif di atas nasional, yakni sebesar 7,1 persen di luar tambang, ditopang oleh sektor pertanian.

“Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi NTB pada tahun 2017 sebesar 7,1 persen tanpa tambang melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,07 persen,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara laju inflasi NTB tahun 2017 relatif terkendali tercatat 3,7 persen (yoy)+- 4,1perse. Kinerja ekonomi NTB juga membaik terlihat dari kesejahteraan masyarakat di Provinsi NTB di mana tingkat kemiskinan penduduk selama sepuluh tahun terakhir terus menurun. Tercatat dari 23,8 persen di tahun 2008 menjadi 15,05 persen di tahun 2017.Sementara tingkat pengangguran di NTB terus menurun dari tahun 2009 sebesar 6,25 persen. Di tahun 2017 tingkat kemiskinan sudah menurun cukup banyak yaitu mencapai 3,32 persen.

Ia menyakini ke depan prospek ekonomi Provinsi NTB akan semakin kuat terutama ditopang oleh pembangunan yang saat ini sangat gencar di NTB salah satunya dengan adanya KEK Mandalika dan Pelabuhan Gili Emas.

“Diharapkan pembangunan proyek tersebut dapat mendorong ekonomi NTB ke depan terlebih pariwisata NTB sudah menggeliat dengan berbagai penghargaan seperti Halal Tourism,The best dioda dan The Best Honeymoon,” ujarnya.

Sementara Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia, Wuryandani dalam pemaparannya menyampaikan survei Bank Indonesia yang meliputi survei kegiatan dunia usaha,survei penjualan Eceran,survei konsumen dan survei perbankan.

Menurutnya, survei kegiatan dunia usaha bertujuan mendapatkan indikasi arah perkembangan kegiatan ekonomi pada triwulan berjalan (dari sisi penawaran), mendapatkan informasi dini mengenai perkiraan perkembangan kegiatan ekonomi (sisi penawaran) pada triwulan yang akan datang, mengetahui perkembangan harga dan inflasi ke depan.

Advertisement

Sedangkan survei penjualan eceran bertujuan memperoleh informasi mengenai pergerakan dan kecenderungan pengeluaran masyarakat (consumption spending), mendapatkan informasi mengenai ekspektasi inflasi dari sisi perdagangan eceran (retailer).

Tujuan Survei konsumen yaitu mendapatkan informasi atau indikator dini mengenai tendensi/arah konsumsi rumah tangga, mendapatkan informasi mengenai kondisi stabilitas keuangan rumah tangga.

“Sementara tujuan survei perbankan untuk memperoleh informasi dini mengenai berkembang permintaan kredit baru , kebijakan perbankan dalam menyalurkan kredit dan menentukan suku bunga dana kredit,” paparnya.

Kegiatan yang berlangsung satu hari ini juga diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang dirangkai dengan acara ramah tamah. (f3)

Advertisement
Continue Reading
Advertisement

Ekonomi

Transformasi Perumahan Jadi Strategi Utama Atasi Kemiskinan Ekstrem di NTB

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan komitmennya dalam mengubah wajah perumahan sebagai upaya strategis menghapus kemiskinan ekstrem. Dalam Rapat Koordinasi Perumahan dan Permukiman (Perkim) Provinsi NTB yang digelar di Ruang Rapat NTB Syariah pada Minggu (08/06), Gubernur NTB Muhammad Lalu Iqbal bersama Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) RI, Dr. Fahri Hamzah, menyoroti pentingnya pendekatan transformasional dalam pembangunan perumahan.

Rapat tersebut menjadi ajang konsolidasi berbagai pihak untuk merumuskan langkah konkret penanganan kemiskinan ekstrem, dengan menempatkan program renovasi dan pembangunan perumahan bukan sekadar proyek fisik, melainkan sebagai instrumen perubahan sosial yang menyeluruh.

“Kita tidak mau lagi hanya memperbaiki rumah. Kita ingin ada transformasi sosial. Rumah yang dibangun atau direnovasi itu harus berdampak pada kehidupan penghuninya secara menyeluruh,” tegas Gubernur yang akrab disapa Miq Iqbal.

Ia menekankan bahwa pembangunan rumah di kawasan kumuh harus dilakukan dengan pendekatan komunitas. Bukan hanya membangun dinding dan atap, tetapi juga menciptakan lingkungan yang sehat dan produktif dengan ruang sosial bersama, sanitasi layak, dan MCK kolektif.

“Kalau rumahnya bagus tapi lingkungannya tetap kumuh, anak-anak tidak punya ruang bermain, dan sanitasi buruk, itu bukan solusi. Kita ingin masyarakat bisa berdiri di atas kakinya sendiri dalam satu tahun,” imbuhnya.

Advertisement

Selain itu, Gubernur juga menyoroti pentingnya sertifikasi kepemilikan rumah dan pemetaan potensi ekonomi warga. Menurutnya, pemahaman terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat adalah bagian tak terpisahkan dari program pembangunan terpadu agar warga tidak kembali miskin setelah menerima bantuan.

Sementara itu, Wamen PKP Dr. Fahri Hamzah menyatakan bahwa rumah bukan sekadar tempat tinggal, melainkan aset ekonomi yang bisa menjadi titik awal perubahan hidup warga miskin.

“Rumah itu bukan cuma tempat berteduh, dia adalah aset. Kalau kita bantu masyarakat punya rumah yang baik dan bersertifikat, dia punya jaminan untuk masuk ke dunia usaha,” ujarnya.

Fahri mendorong agar intervensi pemerintah tak hanya fisik, tapi juga mencakup aspek legal formal dan produktivitas ekonomi. Menurutnya, rumah yang layak dan bersertifikat dapat menjadi jaminan untuk mengakses modal usaha, bahkan untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan.

“Kalau rumahnya bagus, dia bisa jualan kopi, bikin salon, usaha rumahan lainnya. Rumahnya jadi tempat produksi,” jelas Fahri.

Advertisement

Rapat koordinasi ini menjadi penanda arah baru kebijakan perumahan di NTB, yakni menjadikan rumah sebagai pusat perubahan sosial dan ekonomi. Transformasi perumahan kini tak lagi hanya soal fisik, tapi tentang membuka jalan keluar dari kemiskinan.

Ket. Foto:

Rapat Koordinasi Perumahan dan Permukiman (Perkim) Provinsi NTB yang digelar di Ruang Rapat NTB Syariah pada Minggu (08/06), (Ist)

Continue Reading

Ekonomi

Musrenbang, Ketua DPRD NTB Sampaikan Pokir Dewan dan Soroti Meningkatnya Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Hj. Baiq Isvie Rupaeda, S.H., M.H., bersama Wakil Ketua III DPRD NTB Drs. H. Muzihir menghadiri acara puncak Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi NTB yang digelar dengan dihadiri sejumlah tokoh nasional dan daerah, termasuk Menteri Dalam Negeri RI Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D., dan Wakil Menteri Bappenas Drs. Febrian Alphyanto Ruddyard, M.I.S, Rabu, (4/6).

Dalam forum penting tersebut, Hj. Baiq Isvie Rupaeda menyampaikan secara lugas dan tegas pokok-pokok pikiran DPRD NTB, yang merupakan akumulasi aspirasi masyarakat dari seluruh daerah pemilihan di provinsi ini. Ia menekankan bahwa aspirasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan peta kebutuhan nyata masyarakat NTB yang harus dijadikan rujukan utama dalam penyusunan program pembangunan daerah.

“Hasil pokok-pokok pikiran DPRD yakni akselerasi pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, penyiapan ekosistem agromaritim dan pariwisata berkualitas berkelanjutan agar dapat menjadi masukan dalam perencanaan pembangunan daerah agar lebih relevan dan sesuai kebutuhan nyata masyarakat,” ungkapnya.

Tak hanya bicara soal pembangunan, Ketua DPRD NTB juga menunjukkan kepedulian mendalam terhadap isu sosial yang tengah mencuat. Ia menyoroti meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dalam enam bulan terakhir. Ia meminta perhatian khusus dari Gubernur dan Kapolda NTB agar persoalan ini ditangani secara menyeluruh, berkelanjutan, dan tidak dianggap sepele.

“Banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan tidak boleh dibiarkan. Ini harus menjadi perhatian kita semua, NTB tidak ramah perempuan,” ungkapnya. 

Advertisement

Kehadiran Hj. Baiq Isvie Rupaeda bersama Wakil Ketua III DPRD NTB, Drs. H. Muzihir, dalam Musrenbang kali ini kembali menegaskan posisi strategis DPRD NTB sebagai mitra utama pemerintah dalam menyusun arah kebijakan pembangunan yang inklusif dan berbasis kebutuhan riil masyarakat.

Selain dihadiri oleh Menteri dalam negeri dan Menteri Bappenas, Gubernur NTB dan pimpinan DPRD NTB, Musrenbang Provinsi ini juga diikuti unsur Forkopimda, Bupati/Walikota se-NTB, dan para pemangku kepentingan pembangunan lainnya. (F3)

Ket. Foto:

ketua DPRD NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda saat menyampaikan sambutannya dalam kegiatan Musrenbang Provinsi NTB. (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Ekonomi

Hadiri Musrenbang,  Mendagri Dorong Pertumbuhan Ekonomi NTB 

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Prof Dr H Muhammad Tito Karnavian menyoroti pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang turun dengan meminta relaksasi ekspor tambang dan mendorong Pemprov memacu sektor pariwisata, pertanian dan perikanan. Hal itu dikatakannya saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi (MusrenbangProv) di Hotel Lombok Raya Mataram, Rabu (04/06).

“Ketergantungan NTB pada ekspor tambang berdampak pada kontribusi angka pertumbuhan ekonomi. Kalau ada beberapa daerah maka berpengaruh pada angka pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Mendagri Tito.

Mendagri menekankan  pentingnya angka pertumbuhan untuk memetakan kesejahteraan masyarakat secara kuantitas. Dalam jangka panjang, lanjutnya, sektor lain harus mulai dimaksimalkan.

Angka lain yang perlu diperhatikan adalah inflasi dan harga komoditas pokok karena terkait dengan biaya hidup dan pengeluaran masyarakat sehingga prioritas kebijakan adalah menjaga harga barang dan jasa terjangkau serta memastikan ketersediaan lapangan kerja. 

Dalam pemaparannya, Mendagri juga menekankan kewajiban pemerintah provinsi melaksanakan   program strategis dan proyek strategis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Tiga Juta Rumah, Sekolah Rakyat, pembentukan Koperasi Merah Putih dan lainnya serta koordinasi dan sinergi dengan kabupaten/ kota yang dijamin pula oleh peraturan pemerintah RI yang berlaku. 

Advertisement

Sementara itu, Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal,  dalam sambutannya  mengatakan, tantangan NTB dalam memacu pertumbuhan ekonomi memang terkait dengan ketergantungan  yang masih sangat tinggi pada sektor tambang. 

“Harapan kami dapat melakukan diversifikasi sehingga kontribusi tambang dapat kita perkecil,” ujar Miq Iqbal sapaan akrabnya.

Ditambahkannya, meski kontribusi sektor tambang besar namun multiplier effect nya relatif kecil dibandingkan sektor pariwisata sehingga sektor pariwisata masih akan menjadi primadona pertumbuhan ekonomi NTB.

(F3)

Ket. Foto:

Advertisement

Menteri Dalam Negeri Repubik Indonesia, Prof Dr H Muhammad Tito Karnavian saat memberikan sambutan dalam Musrenbang Provinsi NTB. (Ist)

Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!