HarianNusa – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei elektabilitas terhadap partai politik (parpol) dan calon presiden di Pilpres 2024 yang akan datang. Elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan tiga parpol lainnya mengalami tren kenaikan perolehan suara pendukung dan posisinya berada di ambang batas partai yang cukup stabil.
Tren dukungan dan elektabilitas parpol ada yang mendapat kenaikan dan ada juga yang mengalami perubahan jumlah pendukung yang menurun.
Berikut ini rangkuman hasil survei lembaga SMRC terakhir yang dirilis pada hari Kamis, 7 Oktober 2021 yang lalu. Survei nasional tentang faktor kecenderungan dan eksperimental terhadap perilaku memilih ini dilakukan dengan wawancara langsung pada rentang waktu 15-21 September 2021.
Beberapa poin kesimpulan survei SMRC ini menunjukkan sejumlah persentase angka kenaikan dan penurunan pada elektabilitas partai serta keterkaitannya juga dengan nama-nama tokoh politisi nasional yang memiliki peluang akan maju atau dicalonkan sebagai capres yang akan datang.
Temuan dari hasil analisis SMRC memaparkan jawaban sejumlah point pertanyaan, jika pemilu diadakan sekarang, maka PDIP mendapat dukungan terbesar, yakni sebanyak 22,1%, disusul Golkar 11,3%, PKB 10%, Gerindra 9,9%, Demokrat 8,6%, PKS 6%, dan NasDem 4,2%. Sementara partai-partai lain di bawah 3%, dan yang belum tahu 18,8%.
“Tapi kalau dilihat kecenderungannya setelah pemilu 2019, PDIP cenderung melemah, dari 25,9% pada Maret 2020 menjadi 22,1% pada September 2021. Demikian juga pada Gerindra, yang menurun dari 13,6% menjadi 9,9% pada periode yang sama,” kata SMRC dalam rilis yang diterima HarianNusa terkait hasil survei yang berjudul Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024.
Sebaliknya, lebih lanjut dijelaskan SMRC terkait kecenderungan kenaikan yang justru terlihat pada Partai Golkar, dari 8,4% menjadi 11,3% pada periode yang sama. Kenaikan juga terlihat pada PKB, Demokrat, PKS, dan NasDem pada periode yang sama.
“Dukungan pada partai-partai lain masih di bawah ambang batas 4%,” katanya.
Populasi survei yang dilakukan lembaga SMRC ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni warga yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 981 atau 80%.
Sebanyak 981 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,19% pada tingkat kepercayaan 95%.
Sementara itu, SMRC menyebut dalam hasil analisis simpulan survei yang sama, tren Prabowo mengalami penurunan, sedangkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang ada di urutan kedua dan ketiga, mengalami tren kenaikan.
“Dibanding hasil survei Mei 2021, dukungan untuk Ganjar pada September 2021 dalam simulasi 3 nama menguat dari 25,5% menjadi 29,3%. Anies sedikit naik dari 23,5% menjadi 25%. Sedangkan Prabowo cenderung melemah dari 34,1% menjadi 30,8%,” kata Direktur Survei SMRC, Deni Irvani.
Hasil survei SMRC juga mengingatkan jika kualitas capres mempengaruhi elektabilitas partai yang mencalonkannya. Elektabilitas partai akan menurun jika partai tersebut tidak mengusung capres yang diinginkan oleh pemilih. [Har]

Keterangan Foto:
Ilustrasi flow chart penarikan sampel survei yang dilakukan oleh lembaga SMRC yang berjudul Partai dan Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024.*