HarianNusa, Mataram – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Nusa Tenggara Barat ikut ambil peran dalam menuntaskan angka stunting di NTB.
Stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai tinggi atau panjang badannya dibawah standar menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah untuk dituntaskan.
Untuk menuntaskan stunting tersebut Dikbud NTB meluncurkan program terbarunya yakni Bakti Stunting. Dengan melibatkan masyarakat, orangtua/wali murid dan para siswa untuk mengambil bagian dalam membantu anak-anak yang tidak mampu.
"Kita beri nama stunting dengan formula. Contohnya seperti menyumbang 1 butir telur ayam oleh satu orang siswa tiga bulan sekali. Kenapa 3 bulan sekali? karena yang terintervensi pada zona-zona dan tempat mereka itu tidak terlalu banyak tapi mereka yang stunting itu memang rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu," jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB Aidy Furqon beberapa waktu lalu di Mataram.
Bakti Stunting ini sudah dilakukan sejak Desember 2022 lalu yang diintegrasikan dengan program Sabtu Budaya. "Sekolah-sekolah sudah melakukannya mulai Desember yang lalu dan kita integrasikan dengan program Sabtu Budaya," jelasnnya.
Lebih lanjut Aidy menjelaskan, bahwa setiap Sabtu anak-anak yang sudah ditentukan berapa kelas secara bergiliran membawa masing-masing 1 butir telur.
"Misalnya 3 kelas bulan ini, masing-masing satu kelas 30 atau 34 orang jadinya dapat 100 butir telur bulan ini. Kemudian 100 telur itu dibawa ke posyandu keluarga. Nah bulan berikutnya giliran kelas berikutnya. Begitu seterusnya secara bergantian," ungkapnya.
Program Bakti Stunting ini, Dinas Dikbud NTB melakukan MoU dengan dinas Kesehatan.
"Kami membuat MoU ini dengan dinas kesehatan. Dinas Kesehatan yang menyalurkan kami (dikbud) yang mensuplay (telur) nya," pungkas Aidy Furqon.
Sementara, Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah dalam setiap kunjungannya ke Posyandu Keluarga selalu menekankan pentingnya pemberian asupan gizi berupa protein hewani kepada balita dan anak-anak untuk mencegah stunting.
Program Bakti Stunting yang saat ini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB ini tentunya sejalan dengan apa yang ditekankan oleh Wagub NTB dalam menuntaskan stunting di NTB. (03)
Ket. Foto:
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB. Aidy Furqon. (HarianNusa)