Connect with us

Headline

Dua Anggota DPRD Provinsi NTB Diperkirakan Melenggang ke DPR-RI

Published

on

HarianNusa, Mataram – Dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nusa Tenggara Barat (NTB) diperkirakan meraih kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) mewakili daerah pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Barat II Pulau Lombok, berdasarkan hasil sementara dari sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Berdasarkan data yang tersedia di laman resmi pemilu2024.kpu.go.id hingga Kamis (22/2) pagi, jumlah suara yang masuk untuk Dapil NTB II Pulau Lombok telah mencapai 7.738 dari total 11.530 tempat pemungutan suara (TPS), atau setara dengan 67,811 persen.

Kedua anggota DPRD NTB yang berpotensi melangkah ke tingkat nasional tersebut adalah Abdul Hadi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Lalu Hadrian Irfani dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Abdul Hadi pribadi saat ini telah mengumpulkan 43.400 suara, sementara total suara partai dan calon mencapai 117.368 suara. Sedangkan Lalu Hadrian Irfani mendapatkan dukungan sebanyak 40.129 suara, kemudian total suara partai dan calon sebanyak 88.442 suara.

Abdul Hadi merupakan anggota DPRD NTB dari Fraksi PKS. Sejumlah posisi penting di legislatif telah diemban olehnya, termasuk pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD NTB dan Ketua DPW PKS NTB.

Advertisement

Sementara itu, Lalu Hadrian Irfani saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi V DPRD NTB Bidang Kesejahteraan dan Pemberdayaan Perempuan. Selain itu, Hadrian Irfani juga menjabat sebagai Ketua DPW PKB NTB.

“Tentu, saat ini, kami bersyukur bahwa masyarakat sangat menginginkan PKB untuk menjadi penyalur aspirasinya di DPR RI,” ujar Hadrian Irfani saat dihubungi melalui WhatsApp, Kamis (22/2/2024) sebagaimana dilansir AntaraNews.com.

Hadrian juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menginstruksikan seluruh saksi PKB untuk mengawal ketat perolehan suara partai tersebut dalam proses rekapitulasi yang sedang berlangsung di PPK. Meskipun demikian, dirinya menegaskan akan menunggu hasil penghitungan suara resmi dari KPU.

“Saat ini, kami sedang instruksikan saksi-saksi di seluruh kecamatan untuk mengawal ketat setiap perolehan suara PKB,” katanya.

Selain kader PKS dan PKB, beberapa calon legislatif (Caleg) juga berpotensi meraih kursi di Gedung DPR RI dari Dapil NTB II Pulau Lombok, berdasarkan perolehan suara partai dan calon.

Advertisement

Di antara mereka adalah Lale Syifaun Nufus dari Partai Gerindra dengan perolehan suara 79.275, Sari Yuliati dari Partai Golkar dengan perolehan suara 53.403, Fauzan Khalid dari Partai NasDem dengan perolehan suara 28.380, Muazzim Akbar dari Partai Amanat Nasional (PAN) dengan perolehan suara 23.005, Nanang Samodra dari Partai Demokrat dengan perolehan suara 35.016, dan Ermalena dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan perolehan suara 28.181.

Ambang Batas Electoral Tresshold

Partai Perindo memperoleh perolehan suara tertinggi di Dapil NTB II Pulau Lombok dengan 115.764 suara, dengan calon tertinggi Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi memperoleh 103.285 suara. Namun, Partai Perindo dihadapkan pada kendala ambang batas parlemen sebesar 4 persen, yang mungkin menghalangi kemungkinan lolosnya partai tersebut ke Senayan.

Perlu diingat, bahwa data diatas ini bersifat sementara dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh KPU.

Advertisement
Continue Reading
Advertisement

Headline

Pemerintah Genjot Pembangunan 400 SPPG di NTB, Baru 25 Persen Terealisasi

Published

on

By

HarianNusa, Mataram – Pemerintah pusat menargetkan pembangunan 400 unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mendukung program pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi pelajar. Hingga saat ini, realisasi pembangunan baru mencapai 25 persen atau sekitar 54 unit.

“Untuk program makan bergizi, kita targetkan pembangunan SPPG di NTB sebanyak 400 unit. Saat ini baru terbangun sekitar 25 persen. Harapannya, target ini dapat tercapai sepenuhnya pada tahun 2025,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, H. Muazzim Akbar, usai melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah (Sekda) NTB dalam rangka kunjungan kerja Komisi IX DPR RI ke Pemprov NTB, Rabu, (28/5).

SPPG merupakan dapur umum yang memproduksi makanan bergizi dan tersebar di 26 provinsi. Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah SPPG terbanyak, yakni 57 titik. Konsep ini melibatkan koperasi, yayasan, hingga perusahaan swasta sebagai mitra penyedia makanan sehat.

Muazzim menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan berbagai instansi, termasuk Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dalam mempercepat pembangunan dan menjamin keamanan makanan yang disajikan.

“BPOM harus turun langsung ke lapangan. Jangan hanya menunggu laporan. Kita tidak ingin terjadi kasus keracunan makanan atau konsumsi bahan yang tidak layak, seperti buah berulat,” tegasnya.

Advertisement

Ia menambahkan, kehadiran SPPG yang merata di seluruh NTB akan menjadi kunci keberhasilan program makan bergizi nasional dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting serta peningkatan kualitas kesehatan generasi muda.

Dengan target 400 SPPG tersebut, Muazzim meminta seluruh pihak bahu-membahu agar misi besar pemenuhan gizi ini tidak hanya sekadar wacana, melainkan terealisasi nyata dan memberi dampak langsung bagi masyarakat NTB. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi IX DPR RI Dapil NTB dari Partai Amanat Nasional, H. Muazzim Akbar. (HarianNusa)

Advertisement
Continue Reading

Headline

Viral Video Pernikahan Anak, Anggota Komisi V DPRD NTB Jamhur Desak Sanksi Tegas untuk Pencegahan

Published

on

By

HarianNusa, Mataram  –  Viralnya video pernikahan di bawah umur di media sosial baru-baru ini mengundang perhatian publik, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTB, H. Muhammad Jamhur, angkat bicara mengenai fenomena tersebut dan menegaskan pentingnya edukasi serta peran semua pihak dalam mencegah pernikahan dini.

Menurut HM Jamhur, fenomena Merarik Kodek atau pernikahan dini sebenarnya terjadi di banyak tempat, hanya saja tidak semuanya terekspos ke publik. “Permasalahan pernikahan di bawah umur ini terjadi di mana-mana. Ada yang terpublikasi, ada juga yang tidak. Di era digitalisasi seperti sekarang, semua peristiwa sangat mudah terekspos dan menjadi viral, bahkan tanpa disadari oleh pelaku atau keluarga,” ungkapnya, Senin, (26/5) kepada hariannusa.com.

Ia menilai, walaupun viralitas di media sosial terkadang membawa keberuntungan bagi pemilik akun, namun di balik itu terdapat persoalan serius yang harus segera ditangani. “Pernikahan dini berdampak besar terhadap masa depan pelaku, baik secara psikologis maupun kesehatan. Ini bisa menjadi salah satu penyebab tingginya angka kawin cerai, serta risiko saat kehamilan dan persalinan. Bahkan anak-anak dari pernikahan dini banyak yang rentan mengalami stunting,” jelasnya.

H. Jamhur mengajak semua elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi secara masif, mulai dari orang tua, keluarga terdekat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat hingga pemerintah. Ia menegaskan pentingnya peran kolaboratif dalam menekan angka pernikahan dini di NTB.

Ia juga menyoroti keberadaan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pencegahan Perkawinan Dini yang sudah dimiliki oleh NTB. Namun, menurutnya, perda tersebut belum efektif karena tidak mengatur sanksi tegas bagi pelanggarnya. “Kita sudah punya perda, tapi kelemahannya tidak ada sanksi tegas. Ini harus menjadi perhatian agar regulasi benar-benar berdampak,” tandasnya.

Advertisement

Dengan pernyataan ini, H. Jamhur berharap adanya perhatian serius dan langkah konkret dari semua pihak untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif pernikahan di usia dini.

Seperti diketahui baru-baru ini jagad media sosial dihebohkan dengan video nyongkolan pernikahan anak dibawah umur dimana pengantin perempuan masih duduk dibangku SMP sedangkan pengantin pria baru kelas 1 SMK. Pasangan tersebut diketahui berasal dari Lombok Tengah. (F3)

Ket. Foto:

Anggota Komisi V DPRD NTB, HM. Jamhur. (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Ekonomi

Dorong Produktivitas Pertanian, Gubernur NTB Serahkan Combine Harvester ke Kabupaten Sumbawa

Published

on

By

HarianNusa, Sumbawa – Komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam memperkuat ketahanan pangan kembali dibuktikan. Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, secara resmi menyerahkan dua unit combine harvester kepada Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, pada Senin (26/5). Bantuan alat panen modern ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian di wilayah lumbung pangan NTB.

“Yang lain semua dapat, tetapi yang kita utamakan daerah-daerah yang jadi lumbung pangan,” tegas Gubernur Iqbal, menekankan pentingnya optimalisasi alat modern untuk mendukung kabupaten-kabupaten penghasil pangan utama, termasuk Sumbawa dan Lombok Tengah.

Gubernur juga berharap agar bantuan ini dikelola langsung oleh pemerintah kabupaten untuk memastikan pemanfaatan yang maksimal. Ia menekankan bahwa dengan skema pinjam atau sewa, alat ini bisa digunakan bergilir oleh para petani tanpa risiko diperjualbelikan.

“Barang itu juga akan tetap terpelihara sehingga dalam jangka waktu sekian tahun, semua kebutuhan petani untuk combine harvester sudah terpenuhi,” ujar Gubernur.

Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, mengapresiasi langkah cepat dan strategis dari pemerintah provinsi. Menurutnya, bantuan ini sangat sejalan dengan visi daerah dalam mengembangkan sektor agromaritim berbasis potensi lokal.

Advertisement

“Ini adalah bentuk nyata sinergi pusat-daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, dan kami siap mengelola serta memanfaatkan alat ini sebaik mungkin,” kata Bupati Jarot.

Penyerahan combine harvester ini menjadi langkah konkret dalam transformasi sektor pertanian NTB menuju pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan. (F3)

Ket. Foto:

Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot, berpose bersama pada kegiatan serah terima dua unit combine harvester, Senin (26/5). (Ist)

Advertisement
Continue Reading

Populer

error: Content is protected !!