HarianNusa.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi NTB mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai dan kegiatan
transaksi sistem pembayaran menjelang Natal dan akhir tahun 2018 dengan mempersiapkan layanan kas, baik melalui kas keliling maupun kas titipan yang bekerja sama dengan bank umum, dan menjaga kelancaran infrastruktur sistem pembayaran nontunai.
Pada periode Natal dan akhir tahun 2018, KPw BI Provinsi NTB memperkirakan adanya peningkatan kebutuhan uang kartal (uang kertas dan logam), sesuai pola musiman.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani mengatakan bahwa
Khusus periode November-Desember menjelang Natal dan akhir tahun 2018 diperkirakan kebutuhan akan uang tunai (outflow) di Provinsi NTB mengalami peningkatan ± 7% atau sebesar Rp1,2 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,1 triliun.
Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang kartal, Achris menyebutkan bahwa KPw BI Provinsi NTB menempuh 3 (tiga) strategi dalam melayani kebutuhan uang tunai tersebut.
“Pertama, menjaga kecukupan uang tunai di Provinsi NTB, dengan berkoordinasi dengan KPw BI Provinsi Bali. Kedua, mengoptimalkan pengolahan uang dalam rangka meningkatkan persediaan uang. Ketiga, mengoptimalkan peran kas titipan untuk melakukan distribusi uang dan peran kas keliling untuk melakukan penukaran,” papar Achris dalam siaran persnya, Rabu (26/12).
Selain itu, untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat, KPw BI Provinsi NTB juga terus mengoptimalkan sistem pembayaran nontunai, yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gorss Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
KPw BI Provinsi NTB, juga telah memastikan terselenggaranya layanan sistem pembayaran secara aman, lancar dan efisien khususnya apabila terjadi peningkatan volume transaksi. Selain itu, Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) juga terus disosialisasikan, misalnya untuk pembayaran di pom bensin di Kota Mataram
Achris mengingatkan, untuk kenyamanan bertansaksi, masyarakat juga diharapkan berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan meneliti ciri-ciri keaslian uang dengan metode 3D (Dilihat – Diraba – Diterawang). Sementara, untuk memudahkan mengenali keaslian uang rupiah, masyarakat diimbau agar senantiasa menjaga dan merawat rupiah dengan baik melalui metode 5 Jangan: Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi.
Dijelaskan Achris bahwa, KPw BI Provinsi NTB terus berkoordinasi dengan perbankan dan pihak-pihak terkait guna memastikan optimalnya layanan uang tunai dan kegiatan sistem pembayaran.
“Dengan langkah-langkah antisipatif tersebut diharapkan kegiatan ekonomi masyarakat pada Hari Raya Natal dan akhir tahun 2018 dapat berjalan dengan lancar, aman dan nyaman,” pungkas Achris. (f3)