HarianNusa.com, Mataram – Warga Lingkungan Monjok Culik dan Karang Taliwang, Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram kembali bentrok. Bentrok terjadi sekitar pukul 22.00 Wita, Minggu (10/12)
Belum diketahui penyebab bentrokan terjadi. Ratusan warga dua lingkungan memadati perbatasan dua lingkungan tersebut. Puluhan petugas kepolisian tiba di lokasi berupaya meredam bentrokan. Tembakan peringatan sesekali terdengar saat bentrokan berlangsung.
Pantauan hariannusa.com yang berada di lokasi, ratusan warga Karang Taliwang berkumpul di perempatan jalan. Sementara ratusan warga Monjok Culik juga berkumpul dengan jarak sekitar 300 meter.
Hingga dini hari satu per satu warga bermunculan di jalan. Warga membawa senjata tajam, panah dan senapan angin. Perempatan jalan di Karang Taliwang dipenuhi massa, bahkan kendaraan tidak dapat melintas.
Warga juga melarang pengendara melewati perbatasan bentrokan tersebut. Seorang pria yang membonceng seorang wanita dengan celana pendek dihadang warga. Pasalnya pria tersebut telah dua kali melintas meskipun dilarang warga. Beruntung polisi dan warga lainnya melerai keributan tersebut dan menyuruh pengendara tersebut pulang.
Pukul 00.00 Wita massa semakin bertambah. Polisi berusaha meminta massa untuk tidak berkumpul di perempatan Karang Taliwang, namun massa justru kembali ribut. Beberapa warga mendesak warga lainnya untuk maju lebih dekat ke perbatasan. Salah seorang warga kemudian menyoroti laser ke arah perbatasan Monjok Culik. Sorotan laser tersebut dibalas warga Monjok Culik. Akibatnya, ratusan warga Karang Taliwang maju ke tengah-tengah perbatasan.
Tidak lama berselang, dari sebuah gang Karang Taliwang beberapa warga mengeluarkan papan besar selebar jalan yang mimiliki roda. Papan tersebut untuk menghalau serangan dari pihak lawan. Dari belakang papan tersebut massa terus maju lebih dekat ke perbatasan. Polisi kembali dibuat repot untuk memaksa warga mundur.
Di perbatasan, papan besar tersebut diletakan di tengah jalan. Sementara warga berkumpul di pinggir jalan menunggu lawan menyerang duluan. Bahkan lampu-lampu di sepanjang jalan dimatikan. Tiang listrik dipukul sebagai tanda bentrokan akan segera dimulai. Hampir semua warga bersenjata parang, panah dan senapan angin.
Salah seorang warga di perbatasan, Hil mengatakan bentrokan tersebut sudah sering terjadi, sehingga mengganggu warga yang bermukim di sepanjang perbatasan.
“Ini sudah sering terjadi. Kemarin sudah difasilitasi perdamaian sama Pemkot Mataram. Tapi gini (bentrokan masih terjadi),” ujarnya,
Beberapa ibu-ibu terlihat di pinggir jalan, sembari menyarankan agar warga melewati pinggir jalan untuk mengantisipasi serangan musuh.
“Ini seperti Jalur Gaza pak. Sudah biasa. Kalau kita (saya) di rumah nanti penasaran apa yang terjadi,” ujar wanita yang tidak menyebut namanya saat ditanya.
Sebagian besar warga yang bentrok adalah pemuda dan pria dewasa. Jalan menuju arah Karang Taliwang turut diblokir warga menggunakan ranting pohon dan batu. Namun warga memperbolehkan warga melintas untuk keluar dari lokasi bentrokan.
Pukul 00.41 Wita, Senin (11/12) satu unit mobil TNI tiba dengan membawa pasukan sekitar lima orang. Mobil tersebut berhenti di Karang Taliwang dan menyuruh warga di lokasi tidak maju terlibat bentrokan.
“Siap… Siap pak,” ujar warga.
Prajurit TNI yang membawa senjata laras panjang mengisi amunisi dan perlengkapan lainnya. Tepat pukul 00.50 Wita, aparat TNI maju ke arah perbatasan sambil berteriak mendesak warga bubar. Aparat TNI maju dengan diikuti mobil TNI.
TNI terus maju hingga ke arah Monjok Culik. Warga terus berteriak tidak ingin bubar. Namun beberapa menit berselang warga akhirnya mundur jauh dari perbatasan. Situasi kemudian kondusif, warga dua lingkungan hanya bertahan jauh dari perbatasan dua lingkungan. (sat)