HarianNusa, Mataram – Kekhawatiran terhadap meningkatnya kecanduan game online di kalangan anak-anak menjadi perhatian serius berbagai pihak. Ketua Komisi I DPRD NTB dari Fraksi PPP, H. Moh. Akri, menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi penggunaan gadget anak, khususnya usai jam sekolah.
Menurutnya, pembatasan waktu bermain game online adalah langkah awal yang penting agar anak-anak tidak terjebak dalam kebiasaan yang merugikan. “Pengaruh buruk dari game online itu nyata. Kalau dibiarkan, anak-anak akan lupa tujuan mereka, lupa belajar, dan abai terhadap masa depan,” ujarnya, Selasa (6/5/2025).
Akri juga menyoroti peran penting pemerintah melalui Dinas Kominfotik dan lembaga terkait untuk aktif memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya game online. Edukasi tersebut, katanya, sebaiknya dilakukan melalui berbagai kanal seperti sekolah, lingkungan keluarga, dan komunitas.
“Kalau anak-anak dibiarkan bermain game tanpa kontrol, bukan hanya waktu mereka yang terbuang, tapi juga potensi mereka bisa hilang,” tambahnya. Ia mengingatkan bahwa game online tidak mengenal tempat dan waktu—selama ada akses ke ponsel, risiko itu tetap ada.
Ia juga menyoroti kebiasaan sebagian orang tua yang menyerahkan gadget kepada anak hanya demi ketenangan sesaat. “Pola asuh seperti itu harus dikoreksi. Harus ada standar di rumah, kapan boleh bermain, game apa yang diperbolehkan, dan dengan pengawasan yang jelas,” tegasnya.
Di sisi lain, dampak finansial dari game online juga tak bisa diabaikan. Banyak game mengandung fitur berbayar yang bisa menguras biaya jika tidak diawasi. “Jadi ini bukan hanya soal waktu dan pendidikan, tapi juga ekonomi keluarga,” kata Akri.
Untuk itu, ia menyerukan kolaborasi antara orang tua, guru, pemerintah, dan masyarakat luas dalam mengedukasi generasi muda. “Masa depan anak-anak adalah tanggung jawab bersama. Edukasi dan pengawasan adalah kunci,” pungkasnya. (F3)
Ket. Foto:
Ketua Komisi I DPRD NTB dari Fraksi PPP, H. Moh. Akri. (Ist)