Pendidikan
931 orang Guru Ikuti Program Profesi Guru Dalam Jabatan

HarianNusa, Mataram – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram (FKIP Unram) menggelar Orientasi Mahasiswa Baru Program Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG Daljab) Kategori 1 Universitas Mataram Tahun 2022 di Aston Inn Mataram Hotel pada Senin, 18 Juli 2022.
Acara tersebut dihadiri oleh Rektor Unram yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Agusdin, S.E., MBA., DBA.; Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Prof. Dr. Kurniawan, S.H., M.Hum.; Dekan FKIP, Prof. Dr. A. Wahab Jufri, M.Sc. beserta jajaran; Kepala Biro Umum dan Keuangan; Koordinator PPG Daljab FKIP Unram; Admin Program Studi dan peserta Daljab yang hadir melalui Zoom Meeting.
Kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru PPG Daljab Kategori 1 ini merupakan salah satu kegiatan awal sebelum para mahasiswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang akan berinteraksi dengan dosen dan guru pamong. Drs. Lalu Zulkifli, M.Si., Ph.D. Koordinator PPG Daljab FKIP Unram dalam sambutannya menyampaikan bahwa Unram merupakan salah satu dari 78 RPTK yang menyelenggarakan PPG Daljab.
“Kita mendapatkan mahasiswa 931 yang terbagi dalam 6 kelas. Di mana yang terbanyak adalah prodi PGSD yang berjumlah 20 kelas. Kemudian diikuti oleh prodi PPKN dan Paud masing-masing 2 kelas, prodi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika yang masing-masing jumlahnya 1 kelas. Dan ini tersebar dalam 27 kelas yang didampingi oleh admin sejumlah 27 orang. PPG Daljab 1 ini akan berlangsung selama 3 bulan, dimulai dari tanggal 19 Juli – 29 September 2022. Dan di bulan terakhir proses PPG Daljab 1 akan dilanjutkan Daljab 2,” terang Drs. Zulkifli.
Dekan FKIP Unram juga menyampaikan bahwa FKIP Unram mendapatkan amanah untuk ikut berpartisipasi meningkatkan kualitas dan kompetensi pendidik mulai dari tingkat Paud sampai dengan SMA dan keguruan. Dengan melaksanakan beberapa kegiatan yang salah satunya adalah Orientasi Mahasiswa Baru PPG bagi guru-guru. Di mana peserta PPG Daljab terbagi menjadi 2 kategori, kategori 1 mencakup guru yang diangkat terakhir sampai tahun 2015. Dan kategori 2 merupakan guru-guru yang diangkat setelah tahun 2015.
Mulai tahun ini FKIP Unram mendapatkan penugasan untuk melaksanakan PPG pra jabatan. Pesertanya adalah para sarjana yang berminat untuk menjadi guru, dan proses seleksinya sudah dimulai. Dalam rangka menunjang kesiapan FKIP Unram untuk melaksanakan PPG pra jabatan, FKIP Unram telah ikut berkompetensi untuk mendapatkan hibah konsorsium revitalisasi RPTK. Dan berhasil menjadi bagian dari 16 konsorsium revitalisasi RPTK.
“Untuk mempersiapkan diri dalam rangka melaksanakan PPG pra jabatan mulai tahun ini, kegiatan yang akan kita laksanakan dalam rangka hibah konsorsium revitalisasi itu adalah penambahan program studi PPG. Dan di FKIP Unram sudah ada 9 program studi yang mendapatkan izin melaksanakan PPG, melalui hibah konsorsium ini kita akan tambahkan 1 program studi Pendidikan Sosiologi yang sampai saat ini belum mendapatkan izin melaksanakan PPG. Selain itu, kita juga akan mengusulkan bidang studi baru yang akan diberikan amanat untuk melaksanakan PPG pra jabatan. Kita mengusulkan untuk bidang Pendidikan IPS dan bidang Pendidikan Vokasi. Vokasi itu ada 2 kategori, yaitu Teknik Mesin dan Teknik Elektro,” jelas Prof. Dr. A. Wahab Jufri, M.Sc. Dekan FKIP Unram.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Agusdin, S.E., MBA., DBA. secara resmi membuka acara tersebut. Ia berharap agar para peserta dalam kegiatan tersebut dapat mempersiapkan diri sesuai dengan perkembangan akademika.
“Agar dapat memberikan ilmu dengan baik kepada peserta didik, tentu ada tuntutan untuk menjadi guru yang profesional. Guru yang profesional adalah guru yang berkompeten. Dan Indikator kompeten adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman,” ucap Agusdin.
PPG Daljab Kategori 1 ini dirangkaikan dalam beberapa kegiatan seperti penyampaian materi Pengembangan Profesi Guru di Era New Normal, PPG Daljab sebagai Komponen Penting dalam Mendukung Sertifikasi Guru, Mekanisme Pelaksanaan PPG Daljab 2022, Operasional dan Teknis Pembelajaran PPG Daljab 2022, dan diakhiri dengan Latihan Pembelajaran Daring LMS. (*)

Lombok Timur
Majelis Ta’lim Darunnajah Gelar Lomba Cerpen Nasional, Gaungkan Nilai Pesantren Lewat Sastra

HarianNusa, Mataram – Dalam rangka milad ke-10, Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi Mamben, Lombok Timur, menggelar Lomba Cerpen Tingkat Nasional yang terbuka untuk umum dan tanpa biaya pendaftaran. Bertemakan “Pesantren, Ulama, dan Santri dari Berbagai Aspek Kehidupan”, lomba ini menjadi magnet baru bagi para penulis dari seluruh Indonesia.
Sejak dibuka, antusiasme peserta terus mengalir. Hingga 4 Juni 2025, sebanyak 71 penulis dari berbagai penjuru Tanah Air termasuk Kalimantan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumbawa, dan Lombok—telah mendaftar.
“Tajuk utama kami memang lomba cerpen tingkat nasional, dan alhamdulillah sudah banyak partisipasi dari berbagai daerah,” ujar Ridho, selaku penyelenggara acara, dalam konferensi pers di Nostalgic Café, Mataram, Rabu (4/6).
Lomba ini tak hanya menjadi ruang ekspresi sastra, namun juga bagian dari visi besar majelis ta’lim untuk membentuk generasi muda yang sehat, berpendidikan, dan berkarakter. Hal ini ditegaskan oleh Ustadz Ahmad Asdarudin, Pembina Majelis Ta’lim Darunnajah Al-Irsyadi.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi media edukatif yang memperkuat nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Kami danai acara ini secara mandiri dari infak donatur, tanpa proposal ke pemerintah,” jelasnya.
Selain lomba cerpen, rangkaian milad juga akan dimeriahkan dengan pentas seni yang melibatkan masyarakat dan santri setempat. Sementara itu, proses pendaftaran dan pengumpulan karya dibuka hingga 17 Juni 2025. Penjurian berlangsung 18–23 Juni, dan pengumuman pemenang dijadwalkan pada 25 Juni 2025.
Miftahul Alawiyah, panitia lomba, menyebutkan bahwa jumlah peserta masih terus bertambah. “Kami masih menerima pendaftaran dan sangat terbuka bagi siapa pun yang ingin mengangkat kisah pesantren lewat cerpen,” katanya.
Dalam hal penilaian, orisinalitas menjadi poin utama yang akan diperhatikan oleh dewan juri. “Originalitas adalah cermin kejujuran penulis. Kami ingin karya yang lahir dari hati, terlebih tema kita sangat dekat dengan nilai-nilai pesantren,” jelas Dedi Suhadi, salah satu dewan juri.
Selain orisinalitas, aspek yang akan dinilai meliputi kesesuaian tema, kekuatan alur, dan kualitas penulisan. Tiga karya terbaik akan mendapatkan hadiah uang tunai Rp2 juta untuk juara pertama, Rp1,5 juta untuk juara kedua, dan Rp1 juta untuk juara ketiga, selain itu para juara juga akan mendapatkan sertifikat. Selain itu, sepuluh karya terbaik juga akan dibukukan dalam Antologi Cerpen Kebangsaan.
Ridho berharap, lomba ini mendapat dukungan luas, termasuk dari media massa. “Kami harap media bisa turut membantu mensosialisasikan lomba ini agar semakin banyak generasi muda yang terinspirasi menulis,” ucapnya.
Pendaftaran lomba dapat diakses melalui tautan https://tinyurl.com/LombaCerpen2025, dan informasi lengkap syarat serta ketentuannya tersedia di https://tinyurl.com/SyaratdanKetentuan2025.
Informasi lebih lanjut bisa diperoleh dengan menghubungi panitia (Rhido) di nomor 081 382 647 843. (F3)
Ket. Foto:
kegiatan Konferensi Pers Lomba Cerpen Tingkat Nasional dalam rangka Milad ke 10 Majelis Ta’lim Darunnajah Al Irsyadi Mambengi Lombok Timur. (HarianNusa)
Kesehatan
Program MBG di NTB Jangkau 153 Ribu Penerima Manfaat

HarianNusa, Mataram – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kini telah menjangkau sekitar 153.000 penerima manfaat. Program ini didukung oleh pendirian 53 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai wilayah NTB.
Kepala Regional SPPG NTB, Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa program ini dijalankan secara bertahap dan sistematis, menyasar kelompok-kelompok rentan seperti balita, ibu menyusui dan ibu hamil yang mendapat porsi 10 persen dari total distribusi Gizi
“Pembentukan SPPG ini menjadi langkah strategis untuk memastikan program MBG menjangkau kelompok yang paling membutuhkan. Sebanyak 10 persen di antaranya kami khususkan untuk tiga B: Balita, Ibu Menyusui, dan Ibu Hamil,” ungkap Eko dalam konferensi pers yang digelar Dinas Kominfotik Provinsi NTB di, Selasa, (3/6) di Mataram.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa NTB termasuk dalam Zona III secara nasional, yang berarti perhatian khusus dan dukungan ekstra menjadi kebutuhan utama dalam pelaksanaan program. Untuk mendukung operasionalisasi di lapangan, setiap titik SPPG diperkuat oleh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI)y ang bertugas mengelola distribusi dan pelaksanaan teknis program.
Sebagai bentuk keseriusan dalam menjaga standar gizi dan keamanan makanan, program MBG juga melibatkan pelatihan intensif bagi para pengelola dan penyaji makanan. Pelatihan ini mengusung standar Manajemen Penjamah Makanan untuk memastikan kualitas pangan yang layak dan aman dikonsumsi.
“Kami melakukan pelatihan secara komprehensif untuk para penjamah makanan. Ke depan, kami sangat mengharapkan dukungan dari Dinas Kesehatan dan BPOM untuk bersama-sama melakukan pengawasan dan pendampingan,” tambah Eko.
Dengan skema terpadu yang melibatkan edukasi, pendampingan, dan pengawasan, Program MBG diharapkan menjadi instrumen penting dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat NTB.
“Kami berharap program ini mendapat dukungan penuh dari seluruh elemen, termasuk media, agar informasi positif ini tersampaikan secara luas dan masyarakat bisa ikut serta menjaga keberlangsungan program,” tutup Eko. (F3)
Ket. Foto:
kegiatan Konferensi pers yang digelar Dinas Kominfotik NTB membahas Program MBG dan penanganan stunting di NTB. (Ist)
NTB
Perlindungan Perempuan di Ponpes Jadi Sorotan: Pemprov NTB dan Komnas Perempuan Ambil Langkah Konkret

HarianNusa, Mataram – Kekerasan terhadap perempuan di lingkungan pesantren kembali menjadi perhatian serius. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menggelar pertemuan strategis di ruang kerja Wakil Gubernur NTB, Rabu (28/5), guna memperkuat perlindungan terhadap perempuan korban kekerasan, terutama di institusi pendidikan berbasis agama.
Wakil Gubernur NTB menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menangani kasus-kasus kekerasan dan pelecehan yang marak terjadi, termasuk di lembaga yang selama ini dikenal sebagai tempat pembinaan moral dan akhlak.
“Di tengah upaya membangun NTB yang berkarakter, kita tidak bisa menutup mata atas adanya pelecehan dan kekerasan di lembaga pendidikan. Ini bukan hanya mencoreng institusi, tapi juga mengancam masa depan generasi muda,” ujarnya tegas.
Pihaknya menilai bahwa pengungkapan kasus kekerasan tidak selalu mudah, terutama saat pelaku adalah tokoh berpengaruh dalam komunitas. Oleh karena itu, Pemprov NTB berencana memperkuat koordinasi lintas sektor, termasuk dengan Kantor Kementerian Agama dan pemerintah kabupaten/kota, dalam membentuk sistem rujukan bersama yang lebih terstruktur dan responsif.
Komitmen ini mendapat dukungan penuh dari Komnas Perempuan. Ketua Komisi Paripurna Komnas Perempuan, Maria Ulfah Anshor, menyampaikan sejumlah rekomendasi penting, termasuk perlunya sistem perlindungan yang menyeluruh dan aksi pencegahan yang berkelanjutan.
“Korban kerap berada dalam posisi yang rentan, mengalami tekanan, bahkan intimidasi. Ini yang harus kita hentikan bersama-sama. Pencegahan tidak cukup hanya berupa penyuluhan. Harus ada tindakan nyata,” tegas Maria Ulfah.
Salah satu usulan Komnas Perempuan adalah penerapan sertifikasi kesehatan mental bagi tenaga pendidik di lingkungan pesantren. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pendidik memiliki kesiapan psikologis dan tidak memiliki riwayat gangguan yang dapat berdampak negatif pada santri.
Maria juga menekankan bahwa perlindungan terhadap korban harus mencakup upaya pemulihan dan jaminan keamanan pascakejadian. Ia berharap NTB dapat menjadi contoh daerah yang berani membongkar praktik kekerasan dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku, tanpa pandang bulu.
Pertemuan ini menjadi sinyal penting bahwa negara hadir dalam melindungi warganya yang paling rentan, khususnya perempuan dan anak-anak di lingkungan pesantren. Upaya ini juga mendorong masyarakat untuk tidak lagi bungkam terhadap kekerasan, dan menjadikan perlindungan korban sebagai bagian dari budaya kolektif.
Dengan adanya sistem rujukan bersama, evaluasi perlindungan yang berkelanjutan, serta kolaborasi erat antar instansi, diharapkan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan tidak lagi tertutup, dan korban dapat memperoleh keadilan serta pemulihan secara layak.
“Melindungi perempuan dari kekerasan bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab moral seluruh masyarakat,” tutup Maria Ulfah. (F3)
Ket. Foto:
Pertemuan Wakil Gubernur NTB Hj. Indah Damayanti Putri dan jajarannya bersama Komnas Perempuan di Ruang kerjanya. (Ist)
-
Headline7 tahun ago
Potensi Tsunami di Asia, NTB Diperingati Waspada
-
NTB6 tahun ago
Ini Cara Mitigasi saat Gempa Bumi
-
Headline7 tahun ago
Misteri Telapak Tangan yang Gegerkan Warga Lombok Terpecahkan
-
Headline8 tahun ago
Mengenang 40 Tahun Bencana Tsunami di Lombok dan Sumbawa
-
Headline8 tahun ago
Ssttt… Ini Lokasi Razia Zebra di Pulau Lombok Selama Dua Pekan
-
Hukum & Kriminal7 tahun ago
Tak Terima Diputusin, Pria di Lotim Sebar Foto Bugil Kekasihnya
-
NTB6 tahun ago
Ahli Geologi AS Peringatkan Bahaya Gempa di Selatan Lombok
-
NTB6 tahun ago
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Dingin di Lombok