Opini
Lawan FOMO Dengan Berhenti Jadi People Pleaser

“FOMOmembuat seseorang merasa kecanduan terhadap media sosial pada berbagai kalangan usia. Hal ini mengakibatkan semua orang ingin mengikuti tren yang popular tanpa pertimbangan yang baik.”
- FOMO (Fear Of Missing Out) adalah rasa takut ketinggalan atau tidak ikut terlibat dalam suatu aktivitas, tren, atau pengalaman yang terlihat menarik di media sosial. Fomo sendiri merupakan bahasa gaul yang kerap kali digunakan gen Z saat ini untuk mengekspresikan diri terhadap sikap orang lain yang dinilai berlebihan terhadap suatu tren.
Di era digital yang serba terkoneksi, kita hidup dalam dunia yang penuh dengan tekanan sosial dan tuntutan untuk selalu hadir di setiap momen. Media sosial, sebagai salah satu pusat interaksi modern dan terbesar, tidak hanya menawarkan berita dari berbagai belahan dunia, namun juga menjadi sarana hiburan , tetapi juga menciptakan standar kehidupan yang sulit dicapai.
Dimana terdapat banyak fenomena anak remaja yang ingin berkulit putih/glowing secara instan dengan produk skincare berbahan merkuri. Pada tahun 2021, dimana dunia maya dihebohkan dengan penggunaan produk Iphone sehingga membuat para orangtua kewalahan mengatasi sikap anak-anak yang memaksa membeli dengan alasan sedang tren.
Dalam lingkungan ini, Fomo (Fear Of Missing Out) dan ekspektasi sosial seringkali menjadi bahan bakar bagi sifat people pleaser– keinginan untuk menyenangkan semua orang, bahkan dengan mengorbankan kebahagiaan diri sendiri. Tentu saja kedua hal ini sangat berkaitan bahkan menimbulkan gejala penyakit terkait kesehatan mental.
Lalu, apa yang membuat keduanya saling berkaitan? Dan bagaimana cara mengatasi Fomo yang diiringi sikap people pleaser? Mari simak lebih lanjut terkait fenomena ini berikut!
Apa Itu Fomo dan People Pleaser?
Fomo merupakan singkatan dari “Fear Of Missing Out” yang artinya takut ketinggalan.
Takut ketinggalan disini bukan berarti seseorang itu lamban dan sering ditinggal oleh orang lain. Namun ini merupakan suatu fenomena sosial yang berkaitan dengan sifat manusia itu sendiri.
Fomo adalah rasa takut kehilangan atau melewatkan sesuatu yang berharga, baik itu pengalaman, informasi, atau momen sosial. Tentu saja ada manfaat positif yang membuat orang menambah ilmu dan informasi, namun terkadang banyak sekali orang terdampak sisi negatif nya.
Menurut Przybylski et al (2013), Fomo ditandai dengan keinginan untuk tetap terhubung dengan aktivitas orang lain, terutama melalui media sosial.
Alt (2015) menambahkan bahwa fenomena ini mendorong individu untuk terus mengikuti apa yang dilakukan orang lain agar tidak merasa terasing. Selain itu, Fomo menyebabkan stres dan perasaan kehilangan, yang berpengaruh pada kesejahteraan psikologis individu.
Melalui media sosial yang memperkuat rasa ini dengan memperlihatkan kecenderungan “hidup sempurna” orang lain, lama kelamaan membuat kita terus merasa ikut terlibat menjadi seseorang yang ingin menyenangkan segala ekspektasi netizen di dunia maya.
Sedangkan di sisi lain, people pleaser sendiri adalah seseorang yang cenderung memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan pribadi demi diterima atau diakui. Biasanya orang dengan sifat ini adalah tipe introvert yang kurang mampu berinteraksi langsung dengan banyak orang dan membuat pemikiran bahwa dirinya tidak diterima oleh lingkungannya berada.
Ketika Fomo bertemu dengan sifat people pleaser, seseorang itu akan sering kali merasa terjebak dalam lingkaran tekanan sosial yang membuatnya sulit untuk mengatakan tidak atau memilih apa yang benar-benar diinginkan.
Bagaimana Era Digital Memperparah Kondisi Ini?
Era digital tentu menawarkan akses tanpa batas bagi pengguna untuk mengetahui kehidupan orang lain, tetapi juga menciptakan standar sosial yang tidak realistis. Beberapa contoh dampak nyatanya adalah:
Tekanan Mental Untuk Selalu Relevan
Tren dari konten media sosial seringkali berubah begitu cepat dalam satu hari. Bahkan dalam kurun waktu seminggu sudah muncul berbagai tren baru yang berbeda.
Seorang people pleaser dengan Fomo akan merasa harus terus mengikuti tren agar tidak ketinggalan atau kehilangan informasi serta validasi sosial.
Misalnya, orang berbondong-bondong ikut serta dalam tantangan daring/challenge tren kepada orang lain yang mengandung kontra salah satu pihak dan timbul rasa marah. Ada pula kaum wanita yang ikut-ikutan membeli produk kecantikan (make up, skincare) baru yang sedang viral dengan budget yang minim dan cenderung boros padahal produk yang dipakainya belum habis.
Kecanduan Validasi Sosial
Media Sosial membuat validasi menjadi terukur melalui jumlah likes, komentar, atau pengikut. Seorang people pleaser cenderung terobsesi mendapatkan semuanya itu dalam jumlah yang banyak sebagai bukti bahwa dirinya diterima baik di lingkungan sosial media.
Tentu saja, hal ini berdampak buruk yang menjadikan orang tersebut haus validasi dan menganggu kesehatan mentalnya, melalui sifat yang selalu ingin menyenangkan orang lain di media sosial lewat sikap tidak terpuji sekalipun. Bahkan lebih parahnya, ada seseorang yang menciptakan kepribadian baru hanya untuk mendapatkan validasi/persetujuan yang tidak mencerminkan kepribadian aslinya.
Ekspektasi yang Tidak Realistis
Media sosial sering kali hanya menunjukkan sisi terbaik dari kehidupan orang lain, seperti pencapaian karir, perjalanan/wisata mewah, ataupun hubungan romantik yang tampak sempurna. Namun, terkadang “kenyataan tidaklah seindah ekspektasi”, dibelakang itu semua terdapat masalah-masalah yang ditutup rapat oleh media dan berbagai macam dampak yang terjadi untuk mencapainya.
Seseorang dengan sifat people pleaser yang disertai Fomo akan merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi itu untuk mendapatkan validasi dari banyak orang, dengan faktor keberhasilannya kecil menambah stres dengan beban tersebut. Bahkan sebenarnya ekspektasi itu bukan sesuatu yang sanggup dilakukan dan benar-benar mereka inginkan.
Dampak Fomo Dan People Pleaser Pada Kehidupan?
Ketika Fomo dan sifat people pleaser tidak dikelola dengan baik, dampaknya bisa sangat merugikan diri sendiri, antara lain:
Stress dan Burnout
Jika seseorang yang terus menerus mencoba memenuhi ekspektasi orang lain, akan berakibat pada stres dan menguras energi emosional dan mental. Bahkan jika tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan dari orang banyak, akan menjadi seseorang yang emosional dalam menghadapi sesuatu.
Kehilangan Kepercayaan Diri dan Jati Diri
Fokus pada kebutuhan orang lain akan membuat mereka melupakan apa yang sebenarnya penting bagi diri sendiri. Ingin terlihat sempurna di media sosial akan membuat jati diri hilang dan tidak lagi percaya dengan diri sendiri dan kemampuannya.
Kehilangan Hubungan Otentik
Relasi yang dibangun atas dasar menyenangkan orang lain cenderung dangkal dan tidak tulus. Dimana sifat ini menjadikannya sebagai suatu pekerjaan untuk menghasilkan benefit/keuntungan berupa uang secara materil dan pujian.
Apa sih Ciri-Ciri Orang People Pleaser Itu?
Dalam sebuah dialog antar ahli psikolog UGM, Smita Dinakaramani, S.Psi.,M.Psi., dan seorang mahasiswa yang mengalami sifat people pleaser menjelaskan bahwa people pleaser merupakan pelabelan informal bagi individu yang memiliki keinginan kuat untuk menyenangkan orang lain.
Smita menyebutkan terdapat beberapa ciri yang mencerminkan people pleaser. Ciri dalam diri orang dengan people pleaser adalah memprioritaskan kepentingan maupun perasaan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Bahkan, jika hal tersebut merugikan dirinya sendiri tidak menjadi persoalan bagi people pleaser.
Ciri lainnya yakni ingin terlihat sempurna, namun berbeda hal nya dengan sifat orang narsis yang ingin selalu tampil sempurna di khalayak umum. “Terlihat Sempurna” disini maksudnya adalah berusaha tampil menjadi terbaik di mata orang banyak agar diterima oleh lingkungan sekitarnya. Dengan terlihat sempurna diharapkan dapat menyenangkan semua orang.
Sementara ciri diluar diri, people pleaser ini memiliki keinginan kuat semua orang untuk menyukai dirinya. Ada keinginan untuk mendapatkan validasi diri yang baik dari orang lain yang sangat kuat. Reaksi yang dapat terlihat jelas misalnya seseorang ini merasa gelisah dan panik saat seseorang berkomentar tentang penampilannya yang mencolok akan langsung membuatnya insecure, marah, dan mulai menutup diri karena rasa bersalah.
Di samping itu, membiarkan dirinya untuk dimanfaatkan oleh orang lain. Lalu, mudah atau sering meminta maaf karena penuh dengan rasa bersalah maupun takut disalahkan. Biasanya seseorang ini akan cenderung sensitif dan merasa dialah penyebab dan yang harus disalahkan pada masalah yang sebenarnya bukanlah dia yang melakukan.
Kemudian, people pleaser juga takut terhadap konflik. Ada perasaan cemas, tidak nyaman, serta takut apabila tidak disetujui orang lain. Sifat inilah yang paling sering terjadi kepada siapa saja bahkan anak-anak. Sebab menjadi hal yang wajar untuk memiliki keinginan agar disukai oleh orang lain, khususnya bagi usia remaja yang sedang mencari jati diri dan proses menuju kedewasaan.
Apa Saja Faktor Penyebabnya?
Ada banyak penyebab atau faktor pendorong mengapa seseorang menjadi people pleaser. Salah satunya, kepercayaan diri yang rendah. Saat melihat orang lain lebih keren maka orang dengan kepercayaan diri lebih rendah akan menganggap bahwa perasaan dan pendapatnya tidak penting dan tidak mungkin di dengarkan.
Apalagi di zaman modern saat ini dimana banyak anak muda yang insecure karena fisik maupun materinya. Ditambah lagi banyak muncul tren dan standar kecantikan mengarah kepada pembullyan fisik dan mental.
Faktor lainnya, sikap people pleaser akan menghindari konflik dengan orang lain. Untuk menghindari konflik yang dilihat sebagai perbedaan menjadikan people pleaser berusaha menyamakan pendapatnya dengan orang lain, dengan mengesampingkan pendapatnya sendiri.
Tentu saja akibat yang ditimbulkan berupa stress dan rasa cemas karena ingin bisa beradaptasi disukai orang lain. People Pleaser akan banyak merasakan kecemasan karena takut konflik dan ditolak. Hal ini akan semakin diperparah apabila lingkungan pertemanan yang tidak sehat dan saling menjatuhkan.
Sikap people pleaser ini apabila terus berlangsung bisa mengakibatkan kelelahan fisik dan mental. Tak hanya itu, people pleaser yang berlebihan dapat berakibat sulitnya mengetahui keinginan diri sendiri (lost sense of self) yang ujung-ujungnya tidak percaya diri serta kehilangan jati diri karena segala yang dilakukan dan dipilihnya bukan berdasarkan keinginan dan pilihannya sendiri, tetapi tergantung kepada orang lain. Lalu, bisa menyebabkan perasaan tertekan karena tidak menjadi dirinya sendiri. Penampilan juga terabaikan karena acuh terhadap kepentingan diri sendiri.
Bagaimana Cara Berhenti Menjadi People Pleaser?
Berikut ini ada beberapa tips yang dapat dilakukan bagi teman-teman sekalian!
Menanamkan Pola Pikir (mindset) Untuk Bisa Menjaga Diri Sendiri
Mengutamakan diri sendiri bukan berarti menjadi egois, namun lebih bertanggung jawab terhadap kenyamanan diri sendiri dengan tidak menjadikan pemikiran itu sebuah beban moral.
Memahami Bahwa Kita Tidak Bisa Membuat Semua Orang Senang dan Menyukaimu
Pada faktanya akan selalu ada orang yang tidak menyukai kita dengan banyak alasan yang sepele sekalipun karena itulah lebih baik untuk saling intropeksi diri menjadi lebih baik lagi.
Hal ini penting untuk dipahami agar tidak memaksakan diri secara terus menerus untuk biasa disukai oleh orang lain bahkan dengan berbagai cara yang salah karena akan mengakibatkan kelelahan fisik dan mental. Ada pepatah China yang mengatakan: “Semua hal memiliki keindahannya sendiri, tetapi tidak semua orang bisa melihat keindahannya.” -Confucius.
Ini menunjukkan bahwa meskipun kita berusaha untuk menyenangkan orang lain, tidak semua orang akan menghargai atau menyukai kita. Hal ini sejalan dengan pemahaman bahwa dalam hidup, kita tidak dapat memenuhi ekspektasi semua orang, dan penting untuk tetap menghargai diri sendiri meskipun ada penilaian negatif dari orang lain.
Membuat Batasan Diri Menolong Orang Lain
Kenali kemampuan diri, sejauh mana mampu memberikan bantuan kepada orang lain karena “Siapa yang tahu batas, tahu kebahagiaan sejati.” Itu adalah sebuah pepatah China yang menggambarkan kerakusan adalah sumber ketidakbahagiaan karena sifat manusia tidak pernah puas.
Pepatah ini menekankan bahwa mengetahui Batasan diri dan tidak berlebihan/rakus dalam membantu orang lain dapat membawa kebahagiaan. Selain itu, “Lestarikan sumber daya kamu, dan jangan biarkan orang lain melakukan apa yang mampu kamu lakukan sendiri!” juga mengingatkan untuk tidak mengorbankan diri demi kepentingan orang lain jika itu melampaui kemampuan kita.
Memahami Berkonflik Tidaklah Selalu Menjadi Hal yang Buruk
Mengutarakan pendapat yang berbeda dengan komunikasi yang sehat justru dapat mempererat hubungan.
Mencoba Menahan Diri Untuk Tidak Spontan Menerima Permintaan Orang
Misalnya ada orang yang minta dibantu pekerjaannya atau meminta tolong, cobalah untuk berpikir sejenak tentang seberapa pentingnya persoalan itu bagi diri kita dan apakah kita mampu membantu.
Perlahan Mencoba Untuk Belajar Berkata Tidak
Menolak hal yang tidak sesuai dengan perasaan maupun keinginan diri bukanlah berarti menjadi orang yang buruk ataupun menjatuhkan orang lain.
Dengan berani menyampaikan pendapat diri sendiri, pasti akan lebih lega karena tidak harus selalu memendam saja. Mari percaya pada diri sendiri, anda mampu melakukannya asal berani mencoba!
Carilah Dukungan Positif
Berhenti menjadi people pleaser memang tidaklah mudah. Kamu mungkin akan merasakan ketidaknyamanan saat memulai untuk menolak orang lain.
Untuk itu, kamu mungkin memerlukan dukungan dari orang-orang di sekitar. Cobalah untuk bicarakan dengan keluarga, teman, atau bahkan psikolog tentang perubahan yang ingin kamu lakukan supaya kamu bisa mendapatkan nasihat dan dukungan yang kamu inginkan.
Solusi Bagi People Pleaser yang Fomo
Fomo sering kalimendorong kita untuk menjadi people pleaser, berusaha memenuhi ekspektasi orang lain demi merasa diterima, meskipun itu mengorbankan diri sendiri. Oleh karena itu, solusi terbaik untuk mengatasi Fomo adalah dengan belajar menghargai diri sendiri, mengenali kebutuhan pribadi, dan membangun keyakinan untuk menjadi diri sendiri yang optimis.
Berikut adalah beberapa solusi praktis yang dapat dicoba:
Kenali Prioritas dan Batasan
Tentukan apa yang benar-benar penting bagi kamu dan jangan ragu untuk berkata “tidak” jika sesuatu tidak sejalan dengan nilai dan tujuan dirimu.
Latih Self-Compassion
Hargai diri sendiri atas usaha yang telah dilakukan dan terima bahwa kamu tidak harus memenuhi harapan semua orang.
Kurangi Keterganutungan pada Media Sosial
Batasi waktu di media sosial agar tidak terjebak membandingkan diri dengan orang lain. Fokuslah pada pencapaian masing-masing.
Carilah Lingkungan yang Mendukung
Kelilingi diri kamu dengan orang-orang yang menerimamu denga apa adanya dan mendukung agar kamu menjadi dirimu sendiri.
Mari bersama-sama melawan rasa takut ketinggalan (FOMO) dengan memilih menjadi diri sendiri. Hidup adalah perjalanan untuk menemukan jati diri kita sebenarnya dan menikmati hidup kita, bukan untuk memuaskan semua orang.
Ambil langkah kecil setiap hari untuk lebih jujur pada diri sendiri, karena dunia membutuhkan kehadiran kamu yang autentik, bukan versi kamu yang berusaha menjadi sempurna di mata orang lain. Ingatlah, kebahagiaan sejati dimulai saat kamu berhenti membandingkan dan mulai menerima diri apa adanya. Kamu tidak perlu mengikuti semua tren untuk menjadi sempurna tetapi cukup dengan menjadi diri sendiri.

Opini
Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai dan Tindakan Pengendaliannya

Cabai merupakan salah satu tanaman sayuran yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat indonesia sehingga kebutuhannya terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, oleh karena itu tanaman cabai termasuk komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia begitu juga di Nusa Tenggara Barat. Salah satu kendala usaha budidaya tanaman cabai yang perlu diwaspadai oleh petani adalah serangan berbagai penyakit yang dapat menurunkan kwalitas dan kuantitas hasil panen. Salah satunya adalah penyakit antraknosa pada cabai.
Penyakit antarknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh jamur Colletotrichum spp. atau Colletotrichum capsici. Dilansir dari Plant Wise, Senin (18/03/2023), antraknosa merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur paling serius dan merugikan pada cabai. Penyakit ini menyebabkan pembusukan buah sebelum dan sesudah panen. Dampak serangan penyakit antraknosa bisa sangat masif dan menyebabkan kerugian hasil panen hingga 65%. Tingkat serangan penyakit antraknosa pada suatu hamparan tanaman cabai tergantung dari pola pengendaliannya, mulai sejak upaya preventif atau pencegahan hingga kuratif. Apabila serangan antraknosa diantisipasi sejak dini maka upaya pengendalian secara kuratif selanjutnya akan lebih mudah dengan tingkat serangan yang rendah.
Gejala serangan penyakit antraknosa diawali oleh infeksi jamur patogen Colletotrichum spp pada tanaman cabai yang ditandai dengan gejala awal berupa bintik-bintik kecil yang berwarna kehitaman pada kulit buah. Selanjutnya mengakibatkan buah mengkerut, kering dan membusuk. Pada tahap awal infeksi konidia colletotrichum yang berada di permukaan kulit buah cabai akan berkecambah dan membentuk tabung perkecambahan. Setelah tabung perkecambahan penetrasi ke lapisan epidermis kulit buah cabai maka akan terbentuk jaringan hifa. Kemudian hifa intra dan interseluler menyebar ke seluruh jaringan dari buah cabai.
Inang antraknosa sebenarnya tidak hanya pada buah cabai tetapi juga terhadap tangkai, batang muda, dan percabangan baik pada fase vegetatif hingga generatif. Memang cukup jarang ditemukan serangan antraknosa pada saat fase vegetatif karena tanaman muda yang masih aktif tumbuh masih mampu mensintesis metabolit sekunder berupa zat-zat pertahanan alamiah. Zat pertahanan alami terbentuk sebagai respon tanaman ketika patogen berusaha menginfeksi sehingga dampak serangan tidak terlalu signifikan dan mudah diatasi. Meski demikian sangat mungkin sejak tanaman muda keberadaan spora-spora patogen ini sudah ada namun belum mendapatkan kondisi yang sesuai untuk berkembang pada tingkat serangan yang menimbulkan dampak. Pada lahan-lahan yang sebelumnya pernah terjangkit serangan antraknosa spora bisa terinvestasi dalam keadaan dorman di dalam tanah, sisa-sisa tanaman maupun pada tanaman-tanaman semak. Penyebaran spora antara lain melalui angin, tangan manusia, kaki-kaki serangga, gesekan antar tanaman, percikan air hujan hingga aliran air di permukaan tanaman.
Cara Mencegah dan Mengendalikan Penyakit Antraknosa Pada Tanaman Cabai
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mecegah dan menangani tanaman cabai terserang penyakit antraknosa, antara lain sebagai berikut:
- Pencegahan Selama Persiapan Tanam
- Mempersiapkan sistem drainase sebaik mungkin yang tidak memungkinkan air menggenang dalam waktu lama di lahan.
- Panggunaan mulsa juga dapat mengurangi penguapan air tanah penyebab kelembaban tinggi.
- Sebelum mengolah tanah bersihkan lingkungan dari sisa-sisa tanaman dan semak-semak belukar, jika perlu sisa-sisa tanaman dibakar atau dibuat kompos di logasi yang terpidah dari lahan.
- Buat jarak tanam lebih lebar dengan pola zig-zag untuk menghindari kelembaban udara serta memberikan akses sinar matahari secara merata.
- Pilih varitas cabai yang tahan dan toleran terhadap antraknosa.
- Jika lahan bersebelahan dengan tanaman cabai tetangga yang sudah terserang antraknosa buatlah pagar pelindung dari plastik mulsa.
- Saat pembuatan bedengan tambahkan dolomit pada kedalaman yang sekiranya terjangkau oleh akar.
- Jika lahan yang akan ditanami punya sejarah serangan antraknosa, akan lebih baik jika ditambahkan agens hayati seperti trichoderma atau gliocladium.
- Antisipasi Di Pertanaman (Pengendalian Preventif)
- Antraknosa biasanya menyerang secara masif saat tanaman berbuah, maka disarankan untuk meningkatkan pemberian hara berupa kalsium dan fosfat di saat tanaman menjelang berbunga.
- Apabila turun hujan pada malam hari lakukan penyemprotan Partikel mineral teraktivasi sebagai pelapis permukaan tanaman untuk menghambat inkubasi fungsi patogen, menstabilkan pH pada permukaan tanaman, meningkatkan efikasi fungisida berbentuk WP serta melindungi tanaman dari cuaca terik. Salah satu nama dagang yang pelapis pelindung tanaman tersedia yaitu Koper WP.
- Hindari penggunaan pupuk daun yang bersifat asam selama tanaman berbuah. Untuk penggunaan pupuk daun fase generatif direkomendasikan menggunakan pupuk daun yang tidak bersifat asam.
- Aplikasi kalsium karbonat berbentuk partikel tepung tidak larut air, karena bentuk ini tidak meninggalkan lapisan asam pada permukaan buah.
- Gunakan fungisida protektif berbahan aktif tembaga hidroksida.
- Lakukan pengendalian serangga hama dengan baik karena seringkali spora jamur terbawa oleh kaki-kaki serangga dan berpindah dari tanaman sakit ke tanaman yang masih sehat.
- Pengendalian Kuratif
- Dilakukan apabila tanaman sudah terserang antraknosa, mungkin karena kurang dilakukannya pengendalian preventif sebelumnya.
- Aplikasi fungisida kontak dikombinasi dengan sistemik. Fungisida kontak yang direkomendasikan berbahan aktif tembaga hidroksida dengan dicampur pelapis pelindung tanaman seperti Koper WP. Sedangkan fungisida sistemik bisa yang berbahan aktif benomil, metil tiofanat, metalaksil, dimetomorf, difenokonazol, tebukonazol.
- Selama tindakan kuratif langkah-langkah seperti dalam pengendalian preventif tetap harus dilakukan untuk menangkal serangan yang berkelanjutan. Perlu diingat bahwa selama kita melakukan tindakan kuratif untuk membunuh jamur patogen, invasi spora jamur pendatang tetap berlangsung.
- Secara rutin bersihkan buah cabai yang sudah terinfeksi baik yang masih di pohon maupun yang sudah rontok, masukkan ke dalam kantong plastik dan bawa ke tempat yang jauh atau dibakar di lokasi yang terpisah dari lahan.
- Dalam melakukan penyemprotan fungisida kontak jangan hanya berfokus pada tanaman tetapi perlu juga menyemprot permukaan mulsa karena di permukaan mulsa juga terdapat serpihan-serpihan spora.
- Setiap aplikasi penyemprotan daun, usahakan tidak membuat tanaman basah kuyub tetapi membentuk lapisan tipis yang merata.
- Pemulihan
Setiap tanaman yang mengalami serangan hama dan penyakit tentu tidak mampu berproduksi secara normal. Sebagian organ telah rusak, dan metabolisme tanaman mengalami gangguan. Oleh karenanya selain upaya-upaya pengendalian hama dan penyakit harus disertai upaya pemulihan kondisi tanaman agar kembali tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemulihan tanaman dilakukan dengan pemberian pupuk mikro melalui daun untuk menormalisasi kinerja enzim-enzim dan merangsang pembentukan hormon-hormon alamiah bagi pembentukan sel-sel baru secara lebih cepat.
Opini
Hama Pengisap Polong Kedelai Riptortus Linearis dan Waktu yang Tepat Untuk Mengendalikannya

Kedelai (Glycine max (L) Merr). Merupakan salah satu komoditas tanaman pangan strategis setelah padi dan jagung, sebagai sumber protein nabati, bahan baku aneka industri olahan pangan dan bahan baku industri pakan ternak. Selain itu, kandungan protein nabati kedelai sangat penting untuk peningkatan gizi masyarakat, karena selain aman juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan protein hewani. Kedelai juga merupakan bahan baku untuk produk makanan olahan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai dan bahan campuran kue dan roti yang pemanfaatannya berdampak positif dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Dengan segudang manfaatnya, menurut data BPS yang dipublikasikan pada artikel yang berjudul Distribusi Perdagangan Komoditas Kedelai Indonesia Tahun 2023, menyatakan bahwa secara total kebutuhan konsumsi kedelai baik rumah tangga maupun non rumah tangga tahun 2022 mencapai 1.3 Juta ton sementara total produksi hanya sebesa 0,24 juta ton, sehingga pemerintah melakukan impor kedelai pada tahun 2022 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Rendahnya produksi kedelai dalam negeri salah satunya disebabkan oleh adanya serangan hama pengisap polong Riptortus linearis yang menyebabkan biji kedelai menjadi rusak, berlubang dan kempes serta jika tidak dikendalikan dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 80% bahkan gagal panen (Marwoto, 2006).
Hama Pengisap Polong Kedelai Riptortus linearis
Hama pengisap polong kedelai R. linearis memiliki siklus hidup yang meliputi stadium telur, nimfa, dan imago. Telur R. linearis berbentuk bulat dengan bagian tengah agak cekung, rata rata berdiameter 1,20 mm, berwarna biru keabuan kemudian berubah menjadi cokelat. Setelah 6–7 hari, telur menetas dan membentuk nimfa instar I selama 3 hari. Pada stadium nimfa, R. linearis berganti kulit (moulting) lima kali. Setiap berganti kulit terlihat perbedaan bentuk, warna, ukuran, dan umur. Rata-rata panjang tubuh nimfa instar I adalah 2,60 mm, instar II 4,20 mm, instar III 6 mm, instar IV 7 mm, dan instar V 9,90 mm (Tengkano dan Dunuyaali 1976).
Imago R. linearis berbadan panjang dan berwarna kuning kecokelatan dengan garis putih kekuningan di sepanjang sisi badannya. Imago datang di pertanaman kedelai saat tanaman mulai berbunga dengan meletakkan telur satu per satu pada permukaan atas dan bawah daun. Seekor imago betina mampu bertelur hingga 70 butir selama 4 – 47 hari. Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari bentuk perutnya, yaitu imago jantan ramping dengan panjang 11 – 13 mm dan betina agak gemuk dengan panjang 13 – 14 mm (Afifah, 2010).

Waktu atau Fase Perkembangan Polong Kedelai yang Tepat Untuk Mengendalikan Hama Pengisap Polong Riptortus linearis
Nimfa maupun imago R. linearis mampu menyebabkan kerusakan pada polong kedelai dengan cara mengisap cairan biji di dalam polong dengan cara menusukkan stiletnya. Dampak serangan yang ditimbulkan akan berbeda sesuai dengan fase perkembangan polong kedelai. Serangan hama R. linearis pada fase pembentukan polong kedelai menyebabkan polong dan biji kedelai menjadi kempes, mengering dan akhirnya gugur, serangan pada fase pengisian biji menyebabkan biji berwarna hitam dan busuk, sedangkan pada fase pematangan polong mengakibatkan biji keriput (Ridwan, 2007).
Serangan hama R. linearis pada fase pembentukan dan pengisian calon biji polong kedelai, merupakan fase yang paling berdampak terhadap kerusakan polong. Hal ini disebabkan karena pada fase ini kulit polong kedelai masih lunak sehingga memudahkan stilet menusuk kulit polong serta lebih disukai sebagai tempat meletakkan telur untuk berkembang biak. Dan jika tidak dikendalikan maka imago akan berkembangbiak sehingga populasinya akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman.
Dengan kemampuan merusak polong mulai dari pembentukan sampai pematangan biji yang mampu menurunkan kualitas maupun kuantitas biji kedelai yang dihasilkan, oleh karena itu tindakan pengendalian menjadi hal yang wajib dilakukan. Dalam upaya pengendalian umumnya petani kedelai masih banyak yang menggunakan pestisida kimia, penggunaan pestisida yang kurang tepat justru tidak efektif dan dapat merugikan secara ekonomi maupun hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan lima tepat penggunaan pestisida yaitu: Tepat sasaran, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis dan tepat cara.
Disamping itu, dalam upaya pengendalian hama pengisap polong kedelai R. linearis umur tanaman saat aplikasi juga sangat menentukan keberhasilan tindakan pengendalian. Hasil penelitian Tantawizal et al., (2021) dan Sarjan et al., (2021) menunjukkan bahwa populasi dan intensitas serangan R. linearis tertinggi terjadi pada fase pembentukan dan pengisian polong. Oleh karena itu, waktu yang paling tepat untuk mengendalikan hama pengisap polong kedelai R. linearis berdasarkan fase perkembangan polong kedelai yaitu pada fase pembentukan dan pengisian polong. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Amalia dan Mawan (2010), yang menyatakan bahwa nimfa maupun imago R. linearis menyerang polong kedelai dengan cara mengisap cairan biji dengan menusukkan stiletnya pada polong yang masih muda dan kulit polong yang masih lunak dan jika tidak dikendalikan maka menyebabkan kehilangan hasil tertinggi dibandingkan dengan tindakan pengendalian pada fase berbunga atau pematangan biji.
Opini
BRIDA Provinsi NTB, Membangun Institusi Riset Dan Inovasi Guna Meningkatkan Daya Saing Daerah

Pada Tahun 2021 Pemerintah telah menerbitkan Perpres 78 tahun 2021 yang menjadi dasar regulasi penyatuan seluruh unit-unit kelitbangan yang tersebar pada banyak institusi seperti LIPI, BPPT, LAPAN, BATAN dan juga unit-unit lainnya pada Kementerian / Lembaga menjadi satu unit yang terintegrasi dalam bentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Langkah ini menjadi tonggak yang penting dalam penggorganisiran riset inovasi dan potensi-potensi lainnya seperti anggaran, SDM dan insfrastruktur pendukungnya untuk mewujudkan institusi yang andal dan lebih produktif untuk kemajuan bangsa dan negara sesuai dengan visi BRIN “Terwujudnya Badan Riset dan Inovasi Nasional yang andal, profesional, inovatif, dan berintegritas dalam pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden, untuk mewujudkan Visi dan Misi Presiden: “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.
Sejalan dengan tujuan tersebut sebagaimana juga diamanatkan dalam prepres 78 Tahun 2021 tersebut, Pemerintah daerah baik Provinsi dan Kabupaten/Kota diwajibkan membentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) sebagai pusat pengorganisiran Riset dan Inovasi di Daerah. Tentu saja tujuan ini sama mulyanya dengan tujuan dibentuknya BRIN meskipun pada saat pengimplementasiannya tidak semudah yang diharapkan. Mengapa demikian? Jika melihat kondisi daerah masing-masing, banyak kendala yang dihadapi dalam pembentukan BRIDA di masing-masing daerah seperti anggaran, ketersediaan SDM dan infrastruktur pendukungnya yang masih memiliki banyak kekurangan. Dan tentu saja faktor yang utama juga bagaimana komitmen masing-masing Pimpinan Daerah dalam memandang bagaimana urgensi riset dan inovasi bagi kemajuan daerahnya.
BRIDA Sebagai Lokomotif Inovasi dan Riset mendorong kemajuan dan daya saing Dareah
Dari kacamata fiscal kemampuan keuangan daerah, Provinsi NTB salah satu provinsi dengan kemampuan fiscal yang tidak besar. APBD provinsi NTB dalam 5 tahun terakhir berada pada kisaran ±5,5 trilyun rupiah. Angka tersebut relatif kecil dibandingkan dengan urusan, program kegiatan yang menjadi kewajiban yang harus ditangani seperti Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar, antara lain pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; serta Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar, antara lain tenaga kerja; pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; pangan; pertanahan dan lain-lain. Kondisi ini mengharuskan pemerintah daerah untuk dapat mengalokasikan anggaran secara tepat dan efisien. Disilah Peran pentingnya Brida dibutuhkan di daerah untuk merumuskan kebijakan/program/Kegiatan berdasarkan kajian ilmiah dan mampu melahirkan inovasi di tengah keterbatasan agar setiap kebijakan yang dihasilkan tepat sasaran serta fokus pada program kegiatan yang memiliki daya ungkit yang besar untuk mempercepat pembangunan dan meningkatkan daya saing daerah.
Pengembangan Riset dan Inovasi di tingkat Pemerintah Daerah baik Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki peranan yang sangat vital guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup Masyarakat. Banyak masalah-masalah di masyarakat yang hanya dapat diselesaikan dengan pengkajian mendalam sampai pada akar masalah melalui riset dan menghasilkan rekomendasi yang bermuatan inovasi dalam penyelesaian masalah tersebut. Tentunya penyelesaikan masalah dengan mengoptimalkan dan memanfaatkan sebesar-besarnya potensi muatan lokal yang tersedia di daerah tersebut baik sumber daya alam, budaya lokal, dan kemampuan sumber daya manusia yang ada. Tanpa ada riset yang mendalam dan lahirnya inovasi dalam mencari solusi permasalahan tersebut akan sulit bagi pemerintah daerah untuk pendapatkan kebijakan penyelesaian yang tepat bagi setiap permasalahan yang dihadapi masyakat sehingga program yang timbul bisa jadi hanya program-program jangka pendek serta tidak tepat yang pada akhirnya menyebabkan penggunaan anggaran yang tidak efisien dan tidak tepat sasaran. Oleh karena itu semua BRIDA yang sudah terbentuk perlu diperkuat keberandaannya dengan dukungan dari Pimpinan Daerah serta penyediaan anggaran yang cukup, SDM yang handal dan sarana prasarana yang memadai.
Dukungan Infrastruktur diperlukan untuk mensuport kinerja Brida di daerah. Penyediaan infrastruktur yang memadai mutlak diperlukan seperti gedung kantor yang representative dangan dukungan laboratorium riset, pendirian pusat-pusat inovasi, dukungan akses internet cepat, dan fasilitas transportasi merupakan kebutuhan vital bagi pengembangan riset dan inovasi yang efektif di daerah, dll. Disamping itu diperlukan juga investasi yang cukup baik dari pemerintah, sektor swasta, maupun lembaga internasional menjadi dorongan penting dalam menggerakkan kegiatan riset dan inovasi di daerah. Inisiatif-inisiatif seperti dana riset, hibah untuk startup, dan insentif pajak dapat meningkatkan minat serta kemampuan untuk melakukan riset dan inovasi. Tidak hanya itu, diperlukan juga Kolaborasi yang erat antar berbagai stakeholder, kolaborasi Pentahelix multipihak dimana unsur akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, pemerintah dan media dapat menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan. Kolaborasi mendorong lahirnya pertukaran ide dan pengetahuan antarstakeholder akan membantu menghadirkan solusi inovatif. Diperlukan juga penguatan SDM aparatur dengan fokus pada pelatihan dalam bidang-bidang inovatif akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan siap untuk berkontribusi dalam pengembangan riset dan inovasi.
Tantangan
Pembentukan institusi riset dan inovasi di daerah bukan tanpa kendala dan hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk diatasi. Sebagai Perangkat Ddaerah yang baru tantangan umum yang dihadapi yaitu masih terbatasnya sarana prasarana, terbatasnya Sumber Daya Manusia yang memiliki kapasitas, terlebih lagi untuk membentuk Perangkat Daerah baru diperlukan anggaran yang tidak sedikit. Hal ini dapat menjadi penghambat dalam mengakselerasi kegiatan riset dan inovasi di daerah. Masalah lainnya seperti masih kurangnya kolaborasi dan jaringan antar stekholder dan antar lembaga: industri, universitas dan media serta pelibatan masyarakat dan pihak-pihak lainnya menghambat penumbuhan inovasi yang berkelanjutan. Tidak kalah pentingnya salah satu tantangan utama yang harus dihadapi yaitu, budaya yang kurang mendorong eksperimen dan gagasan inovatif karena terbiasa dalam melaksanakan business as usual menjadi penghalang utama dalam pengembangan riset dan inovasi di daerah.
Pengalaman Provinsi NTB
Pemerintah Provinsi NTB telah membentuk BRIDA melalui Perda 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. BRIDA Provinsi NTB adalah yang ke-3 terbentuk setelah Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Bali. Bahkan setelah 2 tahun Prespres 78/2021 di undangkan masih banyak Provinsi dan Kabupaten Kota yang belum membentuk BRIDA. Adapun di Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB baru 3 BRIDA yang terbentuk yaitu BRIDA Kota Mataram, BRIDA Kota Bima dan Brida Kabupaten Sumbawa Barat serta Kabupaten Lombok Tengah yang membentuk BAPPERIDA menggabungkan Bappeda dan BRIDA. Adapun 6 Kabupaten lainnya belum atau masih dalam proses pembentukan yaitu Lombok Timur, Lombok Barat, KLU, Sumbawa, Dompu dan Kabupaten Bima.
Dalam RPJMD 2018-2023, BRIDA Provinsi NTB mendukung pencapaian Visi NTB Gemilang Misi Ketiga: NTB SEHAT DAN CERDAS melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pondasi daya saing daerah dan Misi kelima: NTB SEJAHTERA DAN MANDIRI melalui penanggulangan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan pertumbuhan ekonomi inklusif bertumpu pada pertanian, pariwisata dan industrialisasi. Secara struktur organisasi BRIDA Provinsi NTB dibagi dalam Sekretariat dan 4 Bidang Teknis Yaitu: Bidang Penelitian Pengembangan Inovasi dan Teknologi, Bidang Kemitraan dan Inkubasi Bisnis, Bidang Pengembangan Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi. Masing-masing bidang mengampu program kegiatan yang mendukung kinerja BRIDA dalam mencapai Visi Misi Pimpinan Daerah Provinsi NTB.
Dalam 2 tahun terakahir, banyak prestasi yang telah dicapai BRIDA NTB dan hal ini cukup membanggakan. Diantaranya, Provinsi NTB telah berhasil mendapat anugerah Provinsi Terinovatif dalam ajang Innovatif Government Award (IGA) Kementerian Dalam Negeri selama 2 tahun berturut-turut tahun 2021 dan 2022, Dukungan dan fasilitasi kepada pihak yang berinovasi kepada IKM dengan pembinaan StartUp, Mitra/tenant serta fasilitasi beberapa IKM/Industri untuk berproduksi seperti produksi sepeda listrik, pyrolysis sampah menjadi bahan bakar, pengolahan plastik menjadi bata, produksi magot dari sampah organic, dan produksi kosmetik berbahan local disamping failitasi standarisasi permesinan dan sertifikasi kompentensi profesi. Dilaksanakan juga beberapa kajian/riset kelitbangan menjadi fokus Brida dengan melibatkan Dewan Riset Daerah (DED), Universitas dan stakeholder lainnya. Disamping itu BRIDA Provinsi NTB juga berhasil menggagas kerjasama dengan berbagai pihak baik dalam negeri dan luar negeri.
Dalam pengembangan kualitas SDM di Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Provinsi NTB melalui BRIDA NTB melaksanakan Program Beasiswa NTB dengan mengirimkan putra putri terbaik NTB untuk melanjutkan Pendidikan baik S1/S2/S3 dan nongelar di Luar Negeri, disampimg juga membiayai biaya Pendidikan dalam bentuk subsidi biaya SPP dan penelitian di dalam negeri (Beasiswa BMB/BSK/BSU). Sejauh ini sampai tahun 2023 tercatat 796 orang penerima manfaat beasiswa luar negeri dan 4.500 orang lebih penerima manfaat beasiswa dalam negeri.
Kesimpulan
Pengembangan riset dan inovasi di tingkat Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota memerlukan komitmen yang kuat dari Pimpinan Daerah, pemerintah, stakeholder, dan masyarakat secara keseluruhan. Pembentukan Brida di Daerah selain memang sebagai suatu kewajiban menjalankan amanat perpres 78/2021 juga sebagai bentuk komitmen dalam menciptakan ekosistem riset dan inovasi dalam rangka menciptakan lingkungan yang mendukung, mengatasi tantangan, dan menerapkan strategi yang tepat agar Provinsi NTB dapat menjadi pusat inovasi yang berdaya saing tinggi, meningkatkan kuailtas SDM dan pada akhirnya dapat kesejahteraan masyarakat.
-
Headline7 tahun ago
Potensi Tsunami di Asia, NTB Diperingati Waspada
-
NTB6 tahun ago
Ini Cara Mitigasi saat Gempa Bumi
-
Headline7 tahun ago
Misteri Telapak Tangan yang Gegerkan Warga Lombok Terpecahkan
-
Headline8 tahun ago
Mengenang 40 Tahun Bencana Tsunami di Lombok dan Sumbawa
-
Headline8 tahun ago
Ssttt… Ini Lokasi Razia Zebra di Pulau Lombok Selama Dua Pekan
-
Hukum & Kriminal7 tahun ago
Tak Terima Diputusin, Pria di Lotim Sebar Foto Bugil Kekasihnya
-
NTB6 tahun ago
Ahli Geologi AS Peringatkan Bahaya Gempa di Selatan Lombok
-
NTB6 tahun ago
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Dingin di Lombok