Pendidikan
Tandatangani MoU, Pemprov NTB Siap Kirim 15 Mahasiswa Lanjutkan S2 di Malaysia

HarianNusa.Com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) siap mengirim 15 sarjana S1 asal Dompu dan Bima untuk melanjutkan pendidikan jenjang S2 ke Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia mulai Agustus 2019 mendatang. Para awardee yang lolos seleksi pada awal tahun 2019 itu akan menempuh pendidikan Master of Education dan Master of Arts di kampus berumur 96 tahun yang terletak di wilayah negara bagian Perak Malaysia itu.
Kerja sama bidang pendidikan yang tercakup dalam Program Beasiswa 1000 Mahasiswa S2 NTB ke Luar Negeri tersebut, diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) antara Pemerintah Provinsi NTB yang diwakili Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah dan Kepala Biro Kerjasama Setda NTB, Ahmad Nur Aulia, dengan Chancellor UPSI Prof. Dr. M. Dato’ Shatar bin Sabran di Kampus Fakultas Seni dan Musik UPSI, Senin, (25/02/2019).
“Malaysia dan Indonesia termasuk NTB, punya banyak persamaan. Yaitu sama-sama memiliki perbedaan dan kemajemukan di dalam masyarakatnya. Namun dari perbedaan dan kemajemukan itu, Malaysia mampu berkembang dan maju secara harmonis dalam setiap sendi kehidupannya. Termasuk dalam kemajuan sistem dan kualitas pendidikan tingginya,” kata Gubernur Zul dalam sambutannya sebelum penandatanganan MoU.
Menurut Gubernur Zul, salah satu cara untuk bisa mendobrak sekat-sekat perbedaan dan kemajemukan supaya tidak jadi penghambat kemajuan, adalah perubahan paradigma berpikir. Dan untuk berubah atau mengubah paradigma itu, adalah dengan pendidikan. Kalau perlu ke luar negeri untuk memperluas cakrawala berpikir, membangun kepercayaan diri anak-anak muda NTB dalam pergaulan dengan anak-anak muda dari banyak negara di dunia, serta belajar menghargai perbedaan (difference) dan kemajemukan (diversity).
“Kerja sama dengan UPSI ini bukan baru kali ini. Sejak 2017 sudah ada program semacam pertukaran pelajar atau program magang para mahasiswa UPSI untuk belajar seni musik, tari dan kebudayaan ke Lombok. Dan dari situ, ketika potensi kerja sama beasiswa pendidikan tingkat Magister dan Doktoral di UPSI terbuka lebar dengan biaya kuliah yang murah tapi berkualitas tinggi, kenapa tidak kita ambil peluang itu?,” lanjut Gubernur.
Potensi besar kerja sama bidang pendidikan itu juga disampaikan oleh Chancellor of UPSI, Prof. Dr. Dato’ M. Shatar bin Sabran saat memberikan sambutan pembukaan. Potensi yang menurutnya berasal dari besarnya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekira 300 juta orang.
“Sekira 300 juta penduduk Indonesia, dan hingga saat ini baru 6 ribu mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan progam Master dan Doktor di Malaysia. Ini sebuah potensi dan kesempatan besar bagi UPSI untuk membuka pintu lebih-lebar bagi para mahasiswa Indonesia,” terang Dato’ Shatar.
Menurutnya, itu sesuai dengan yang disebutnya sebagai Amanat 2019 dari Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia untuk meningkatkan jumlah mahasiswa internasional yang belajar di UPSI. Apalagi Indonesia dan Malaysia memiliki persamaan dari sisi agama, akar budaya dan etnis, sehingga mejadi salah satu faktor pendorong mudahnya interaksi antar mahasiswa dan proses pembelajaran serta pertukaran pengetahuan juga pengalaman.
Pada tahun 2019, UPSI menempati peringkat 10 kampus terbaik, dari 118 kampus negeri dan swasta di Malaysia. UPSI sendiri memiliki program kuliah tingkat Sarjana, Magister dan Doktoral di bidang Seni dan Humaniora, Ilmu Sosial, Ekonomi dan Bisnis, Bahasa dan Kebudayaan, Teknik Informasi dan Komunikasi serta Sains dan Teknologi.
UPSI menjadi salah satu kampus pilihan tujuan program beasiswa NTB karena biaya pendidikan yang cukup murah namun dengan standar internasional yang cukup tinggi. Dari penjelasan Dekan Fakultas Musik dan Seni Persembahan UPSI, Prof. Madya Zaharul Lailiddin bin Saidon, biaya kuliah per semester untuk program Magister di UPSI setara dengan Rp 7,5 juta per semester atau sekitar Rp 30 juta untuk menyelesaikan kuliah lebih kurang selama 2 tahun. Hal ini didukung oleh biaya hidup per bulan yang setara Rp 4 juta per bulan. Menurut Zaharul, kuota beasiswa untuk mahasiswa NTB terbuka lebar untuk ditambah setiap saat, jika memang tercapai kesepakatan lanjut antar dua belah pihak.
Hingga saat ini, Program Beasiswa 1000 Mahasiswa ke Luar Negeri NTB telah memberangkatkan 46 mahasiswa-mahasiswi ke 3 universitas ternama di Polandia (Collegium Civitas, Vistula University dan University of Warsawa), yang terbagi dalam 2 angkatan. Yaitu 19 mahasiswa angkatan pertama berangkat pada Oktober 2018, dan 27 mahasiswa angkatan pertama yang berangkat 10 Februari 2019. Pada Oktober 2019, kembali akan dikirim para mahasiswa penerima beasiswa ke Warsawa School of Life Sciences dan sejumlah kampus lain di Polandia.
Selanjutnya, Pemprov NTB juga akan mengirimkan 39 lulusan diploma 3 pendidikan keperawatan atau tenaga medis dari 9 Kabupaten/ Kota di NTB untuk melanjutkan studi Strata S-1 ke Chodang University Korea Selatan. Begitu pula beasiswa untuk jenjang S1-S3 ke China, yang sedang dilakukan proses seleksi sejak awal Februari 2019.
Inilah para awardee yang telah lolos seleksi beasiswa program pascasarjana ke UPSI Malaysia pada Agustus 2019 mendatang :
1. Nurul Uyun – STKIP Taman Siswa Bima – Desa Kala, Donggo, Kabupaten Bima.
2. Juryatina – STKIP Taman Siswa Bima – Desa Rada, Bolo, Kabupaten Bima.
3. Firdaus – STKIP Taman Siswa Bima – Desa Talabiu, Woha, Kabupaten Bima
4. Ice Puspitasari – STKIP Taman Siswa Bima – Desa Waworada, Langgudu, Kabupaten Bima.
5. Isbah – STKIP Taman Siswa Bima – Desa Ntonggu, Palibelo, Kabupaten Bima
6. Ruwaidah – STKIP Taman Siswa Bima – Desa Sie, Monta, Kabupaten Bima
7. Mahdin – STKIP Yapis Dompu – Desa Mumbu, Woja, Kabupatan Dompu
8. Usnatul Fitriyah – STKIP Yapis Dompu – Desa Kareke, Dompu, Kabupaten Dompu
9. Sintya Kurniati – STKIP Yapis Dompu – Desa Adu, Hu’u Kabupatan Dompu
10. Bachrizal Bakhtiar D. – STKIP Yapis Dompu – Kelurahan Simpasai, Dompu, Kabupaten Dompu
11. Burhanuddin – STISIP Mbojo Bima – Kelurahan Bada, Dompu, Kabupaten Dompu
12. Tedy Hartadi – STISIP Mbojo Bima – Kelurahan Tanjung, Rasanae Barat Kota Bima
13. M. Anis Fuadi – Universitas Jember – Kelurahan Matakando, Mpunda, Kota Bima
14. Tri Handayani – STKIP Bima – Desa Monta, Monta Kabupaten Bima
15. Muhaimin – STKIP Bima – Desa Sakuru, Monta, Kabupaten Bima. (f3)
NTB
Perlindungan Perempuan di Ponpes Jadi Sorotan: Pemprov NTB dan Komnas Perempuan Ambil Langkah Konkret

HarianNusa, Mataram – Kekerasan terhadap perempuan di lingkungan pesantren kembali menjadi perhatian serius. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menggelar pertemuan strategis di ruang kerja Wakil Gubernur NTB, Rabu (28/5), guna memperkuat perlindungan terhadap perempuan korban kekerasan, terutama di institusi pendidikan berbasis agama.
Wakil Gubernur NTB menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menangani kasus-kasus kekerasan dan pelecehan yang marak terjadi, termasuk di lembaga yang selama ini dikenal sebagai tempat pembinaan moral dan akhlak.
“Di tengah upaya membangun NTB yang berkarakter, kita tidak bisa menutup mata atas adanya pelecehan dan kekerasan di lembaga pendidikan. Ini bukan hanya mencoreng institusi, tapi juga mengancam masa depan generasi muda,” ujarnya tegas.
Pihaknya menilai bahwa pengungkapan kasus kekerasan tidak selalu mudah, terutama saat pelaku adalah tokoh berpengaruh dalam komunitas. Oleh karena itu, Pemprov NTB berencana memperkuat koordinasi lintas sektor, termasuk dengan Kantor Kementerian Agama dan pemerintah kabupaten/kota, dalam membentuk sistem rujukan bersama yang lebih terstruktur dan responsif.
Komitmen ini mendapat dukungan penuh dari Komnas Perempuan. Ketua Komisi Paripurna Komnas Perempuan, Maria Ulfah Anshor, menyampaikan sejumlah rekomendasi penting, termasuk perlunya sistem perlindungan yang menyeluruh dan aksi pencegahan yang berkelanjutan.
“Korban kerap berada dalam posisi yang rentan, mengalami tekanan, bahkan intimidasi. Ini yang harus kita hentikan bersama-sama. Pencegahan tidak cukup hanya berupa penyuluhan. Harus ada tindakan nyata,” tegas Maria Ulfah.
Salah satu usulan Komnas Perempuan adalah penerapan sertifikasi kesehatan mental bagi tenaga pendidik di lingkungan pesantren. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pendidik memiliki kesiapan psikologis dan tidak memiliki riwayat gangguan yang dapat berdampak negatif pada santri.
Maria juga menekankan bahwa perlindungan terhadap korban harus mencakup upaya pemulihan dan jaminan keamanan pascakejadian. Ia berharap NTB dapat menjadi contoh daerah yang berani membongkar praktik kekerasan dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku, tanpa pandang bulu.
Pertemuan ini menjadi sinyal penting bahwa negara hadir dalam melindungi warganya yang paling rentan, khususnya perempuan dan anak-anak di lingkungan pesantren. Upaya ini juga mendorong masyarakat untuk tidak lagi bungkam terhadap kekerasan, dan menjadikan perlindungan korban sebagai bagian dari budaya kolektif.
Dengan adanya sistem rujukan bersama, evaluasi perlindungan yang berkelanjutan, serta kolaborasi erat antar instansi, diharapkan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan tidak lagi tertutup, dan korban dapat memperoleh keadilan serta pemulihan secara layak.
“Melindungi perempuan dari kekerasan bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga tanggung jawab moral seluruh masyarakat,” tutup Maria Ulfah. (F3)
Ket. Foto:
Pertemuan Wakil Gubernur NTB Hj. Indah Damayanti Putri dan jajarannya bersama Komnas Perempuan di Ruang kerjanya. (Ist)
Nasional
Ketum Firdaus dan Pengurus SMSI Pusat Audiensi dengan Mendikdasmen Abdul Mu’ti

HarianNusa, Jakarta – Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat yang dipimpin langsung Ketua umumnya Firdaus, menggelar audensi bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia, Prof Dr H. Abdul Mu’ti MA, pada Senin sore, (26/5/2025), di Ruang Kerja Mendikdasmen, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan-Jakarta Pusat.
Pertemuan penuh keakraban tersebut, selain bersilaturahmi, juga membahas program sinergitas dan kolaborasi antara SMSI dengan Kemendikdasmen dalam mengedukasi dan mensosialisasikan pers yang berkualitas dan professional. Salah satunya untuk kalangan pendidikan di Indonesia.
Abdul Mu’ti sendiri adalah bagian dari SMSI Pusat, yakni Ketua Dewan Penasehat. Sehingga pertemuan yang cukup singkat itu, layaknya pertemuan internal organisasi. Rombongan SMSI Pusat tersebut dipimpin langsung Ketua Umumnya, Firdaus dengan didampingi Sekretaris Jenderal, Makali Kumar SH, Wakil Ketua Dewan Pembina KH M Mashum Hidayatullah MSi, Wakil Ketua Dewan Penasehat Bunyan Saptomo, Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan dan Pelatihan H. Moh Nasir, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Tehnologi Digital dan Uaha Media Siber Ilona Juwita, dan Wakil Ketua Umum Bidang Luar Negeri Dr Retno Intani.
Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus, menyampaikan tujuan audiensi ini adalah untuk mempererat silaturahmi, melaporkan kepada Ketua Dewan Penasehat SMSI Pusat, dan sekaligus membangun sinergitas dan kolaborasi, serta kemitraan dalam mensukseskan kemajuan pers dan dunia pendidikan di Indonesia.
“Pak Abdul Mu’ti selaku Mendikdasmen yang juga Ketua Dewan Penasehat SMSI, kami datang berkunjung untuk bersilaturahmi sekaligus menyampaikan kegiatan yang sudah dilakukan baru-baru ini. Salah satunya, SMSI Pusat telah sukses melaksanakan kegiatan Malam Apresiasi dan Dialog Kebangsaan,” ujar Ketum Firdaus, saat membuka audensi tersebut.
Dijelaskan Firdaus, pada kegiatan Malam Apresiasi dan Dialog Kebangsaan yang dilaksanakan SMSI Pusat di Jakarta pada tanggal 20 Mei 2025 itu, berisi penyerahan penghargaan bergengsi Anugerah Sahabat Pers Indonesia kepada sejumlah kepala daerah, baik Bupati dan Gubernur, serta tokoh masyarakat. Atas dedikasinya dalam memajukan pers dan pembangunan.
Kemudian, dalam Dialog Kebangsaan sendiri, agenda utamanya adalah membahas dukungan kuat masyarakat dari berbagai pelosok Indonesia terhadap tokoh masyarakat yang diusulkan SMSI menjadi calon Pahlawan Nasional, yakni RM Margono Djojohadikusumo. Hal itu tak lepas dari kiprah semasa hidupnya, RM Margono Djojohadikusumo (Kakek Presiden Prabowo Subianto), yang memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pendirian Bank Negara Indonesia (BNI).
“Selanjutnya, SMSI kedepan, ingin menjalin kerjasama dengan Kemendikdasmen dalam mengedukasi masyarakat Indonesia, termasuk di kalangan pendidikan tentang kode etik jurnalistik. Untuk menunjang terwujudnya pers yang berkualitas dan professional di Indonesia,” jelas Firdaus yang mengenakan baju batik berwarna coklat tersebut.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti dalam kesempatan itu, tampak antusias menyambut kedatangan rombongan SMSI Pusat. Dia didampingi sejumlah pejabat Kemendikdasmen, diantaranya Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Anang Ristanto SE MA.
Abdul Mu’ti yang sekarang masih sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027 itu, menyampaikan respon positifnya atas kegiatan yang telah dilaksanakan oleh SMSI, diantaranya dalam pengusulan calon Pahlawan Nasional RM Margono Djojohadikusumo. Untuk terus menumbuh kembangkan semangat perjuangan dan pembangunan perekonomian bangsa.
“Kami juga setuju adanya sinergitas antara SMSI dengan Kemendikdasmen dalam mensosialisasikan kode etik jurnalistik kepada pendidik dan siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan pemahaman tentang etika profesi jurnalistik dan mencegah pelanggaran,” ujarnya.
Abdul Mu’ti juga menyampaikan, pemahaman kode etik membantu jurnalis menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan bertanggung jawab, serta menjaga kredibilitas media. Selain itu, sosialisasi juga penting untuk membentuk generasi yang sadar akan nilai-nilai jurnalistik yang baik. (HN/***)
Ket. Foto:
Ketum SMSI Firdaus dan Pengurus SMSI Pusat saat bersilaturahmi dengan Kemendikdasmen Abdul Mu’ti. (Ist)
Lombok Barat
Lapas Lombok Barat dan Dinas Dikbud Lombok Barat Siap Bentuk PKBM Wujudkan Hak Pendidikan Warga Binaan

HarianNusa, Lombok Barat – Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kesempatan belajar bagi para Warga Binaan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Lombok Barat Kanwil Ditjenpas NTB dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat sepakat akan membentuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Kepala Lapas Lombok Barat, M Fadli menjelaskan pembentukan PKBM ini merupakan sebuah program untuk memberikan kesempatan kepada Warga Binaan yang belum mendapat ijazah agar ketika nantinya sudah selesai menjalani masa pidana mereka dapat memanfaatkannya untuk kelangsungan hidup.
“Warga binaan nantinya akan menjalani proses belajar pendidikan kesetaraan mulai dari Paket A atau pendidikan kesetaraan untuk peserta didik setara SD/MI, Paket B pendidikan kesetaraan untuk peserta didik setara SMP/MTs dan Paket C atau pendidikan kesetaraan untuk peserta didik setara SMA/MA,” papar M Fadli usai menerima kunjungan Dinas Dikbud pada, Senin (26/05/2024).
Ia melanjutkan, pembentukan PKBM ini adalah dalam rangka mendukung program Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yaitu memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), serta pembinaan dan pemberian pendidikan non formal bagi narapidana ini dilaksanakan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 Tentang Pemasyarakatan, dan ini diimplementasikan dengan pelaksanaan pendidikan non formal bagi warga binaan.
“Bahwa warga binaan itu berhak mendapatkan pendidikan, jadi amanat dari Undang-Undang itu (UU No 22 Tahun 2022 Tentang Pemasyarakatan), dan Alhamdulillah disambut baik oleh Dinas Dikbud Lombok Barat,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Dikbud Lombok Barat melalui Kasi Kelembagaan dan Sarpras Bidang Paud PNF Dinas Dikbud Kab. Lobar, Muhammad Suandi menyatakan pihaknya siap bekerjasama untuk mewujudkan cita-cita baik tersebut.
“Alhamdulillah, dari kunjungan hari ini, Lapas Lombok Barat sendiri telah siap dari segala aspek. Fasilitas yang tersedia sudah sangat layak dan memadai. InsyaAllah mengenai proses dan mekanismenya segera akan kami sama – sama tindak lanjuti segera,” ucap Suandi.
Dalam mewujudkan tujuan Sistem Pemasyarakatan, Lapas Lombok Barat membutuhkan dukungan, baik dari instansi pemerintah daerah, swasta, maupun masyarakat, dengan kerja sama sebagai salah satu upayanya. Oleh karena itu, Sinergitas kali ini akan memberikan peluang besar khususnya dibidang pendidikan non formal melalui terbentuknya PKBM. (F2)
Ket. Foto:
Kepala Lapas Lombok Barat M. Fadli menerima kunjungan silaturahmi dari Dinas Dikbud Lobar. (Ist)
-
Headline7 tahun ago
Potensi Tsunami di Asia, NTB Diperingati Waspada
-
NTB6 tahun ago
Ini Cara Mitigasi saat Gempa Bumi
-
Headline7 tahun ago
Misteri Telapak Tangan yang Gegerkan Warga Lombok Terpecahkan
-
Headline8 tahun ago
Mengenang 40 Tahun Bencana Tsunami di Lombok dan Sumbawa
-
Headline8 tahun ago
Ssttt… Ini Lokasi Razia Zebra di Pulau Lombok Selama Dua Pekan
-
Hukum & Kriminal7 tahun ago
Tak Terima Diputusin, Pria di Lotim Sebar Foto Bugil Kekasihnya
-
NTB6 tahun ago
Ahli Geologi AS Peringatkan Bahaya Gempa di Selatan Lombok
-
NTB6 tahun ago
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Dingin di Lombok