Beranda blog Halaman 1175

Menunggu Berbuka Puasa Dengan Lomba Burung Kecial

HarianNusa.com, Lombok Barat
Warga Dusun Karang Temu, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, memiliki cara sendiri menunggu tibanya waktu berbuka puasa. Yaitu dengan mengadakan lomba burung Kecial.

Dengan uang Rp. 4000 sebagai syarat pendaftaran, mereka kemudian menerima nomor urut dari panitia lomba. Seterusnya, burung kecial mulai ditempatkan pada arena lomba yang telah disediakan. Tentu saja sesuai nomor urut yang sudah diterima. Rabu, (7/6).

Waktu menunjukkan pukul 16.30 WITA, saat satu persatu warga pecinta burung kecial mulai berdatangan membawa burung kecialnya ke rumah Sukardi. Ia adalah ketua panitia yang sekaligus menjadikan halaman rumahnya sebagai arena lomba burung kecial tersebut.
Masing-masing mereka membawa burung kecial yang ditempatkan di dalam sangkar. Beberapa bahkan membawa lebih dari satu burung kecial.

Setelah peserta yang datang dirasa cukup, panitia pun memutuskan untuk segera memulai perlombaan.

Masing-masing burung kecial ditaruh di tempat yang telah disediakan. Sesuai nomor urut yang diterima dari panitia. Ada tim juri, terdiri dari tiga orang, yang siaga dengan kertas dan alat tulis manakala lomba berlangsung. Bersiap mengamati dan memberikan nilai pada burung yang kicauannya memenuhi syarat khusus untuk memperoleh nilai—mereka menyebut kicauan khusus itu dengan sebutan nge-jos.

Sebenarnya, burung kecial yang nge-josnya paling banyaklah yang akan menjadi juara. Tapi pada gelaran lomba kali ini, mereka menggunakan aturan lain. Yaitu mengundi beberapa nomor—mulai dari nomor 35 sampai nomor 70. Seandainya yang keluar pada saat undian adalah nomor 35, maka burung yang nge-josnya melebihi angka 35 akan didiskualifikasi, alias gagal mendapat juara.

Sukardi menyatakan, hal itu dilakukan agar semangat mengikuti lomba tidak hanya datang dari mereka yang memiliki burung dengan kualitas super. Selain itu, kebijakan tersebut diniatkan agar pemenang lomba menjadi merata, tidak hanya dimonopoli burung-burung kualitas super saja.

Waktu lomba pun berakhir, penghitungan nilai pun dilakukan. ketiga dewan juri tadi sibuk melakukan rekapitulasi nilai. Sampai tiba saatnya mereka bersiap mengambil keputusan. Akhirnya ke-tiga juri memutuskan nilai tertinggi diraih burung kecial dengan nama julukan Es, milik Jariah. Dengan total nilai 50 poin.

Es, adalah julukan yang disematkan Jariah pada burung kecialnya karena terinspirasi dari profesinya sebagai pedagang es campur keliling. Sebagai catatan, sore itu, ia bahkan menunda jadwal berjualan es kelilingnya, untuk sekedar melihat Kecial Es berkicau ria mengungguli lawan-lawannya.

Sementara Kecial Es memperoleh nilai tertinggi pertama, nilai tertinggi kedua diperoleh kecial Oi milik Angga dan nilai tertinggi ketiga diperoleh kecial Anak Angin milik Edwin. Masing-masing memperoleh 32 dan 31 poin.

Setelah penghitungan jumlah poin, panitia yang diwakili Basri kemudian melakukan kocok nomor, guna memutuskan burung kecial mana yang keluar sebagai pemenang. Apakah Kecial Es, Oi, atau Anak Angin. Dan berkah bagi Jariah dan Kecial Esnya, nomor yang keluar setelah dikocok adalah 60. Dengan begitu, ia berhasil memenangkan lomba dan berhak membawa pulang seekor ayam jantan, sebagai hadiah.

Melihat hasil tersebut, semua peserta lomba kemudian mengucapkan selamat kepada Jariah dan Kecial Esnya. Tanpa dendam kekalahan, semua peserta—sebagian besar pecinta burung kecial—justru bersuka ria.

“Masukkan Es itu ke kulkas,” goda salah satu peserta lomba kepada Jariah. Mendengar hal itu, Jariah yang menjadi super star lomba, tersenyum lebar. Lantas meminta anaknya segera membawa pulang kecial Es beserta hadiah Ayam Jantannya. Ia sendiri, langsung menuju motor gerobak es miliknya untuk kembali berkeliling kampung membawa es campur yang belum habis terjual.

Tak terasa, waktu berlalu dengan cepatnya. Jam pun sudah menunjukkan pukul 17.50 WITA. Saatnya para peserta dan semua yang hadir menonton lomba burung kecial itu kembali ke rumah masing- masing.

Sebentar lagi azan Maghrib berkumandang dan menu berbuka puasa akan dihidangkan.

Begitulah, masing-masing tentu punya cara sendiri menunggu waktu berbuka puasa. Begitupun dengan para pecinta burung kecial di Dusun Karang Temu. Menunggu waktu berbuka dengan lomba sederhana. (sta)

WakaPolda: Aksi Persekusi Tidak Boleh Terjadi di NTB

0

HarianNusa.Com, Mataram – Minggu kemarin di beberapa daerah di Indonesia terjadi aksi penangkapan seseorang oleh kelompok ormas tertentu. Aksi itu disebut persekusi, dan dipandang sebagai aksi main hakim sendiri.

Saat apel di Lapangan Gajah Mada Polda NTB, Senin (5/6) pagi tadi, Wakapolda NTB, Drs Imam Margono, mengatakan akan menindak dengan tegas setiap orang atau kelompok orang yang melakukan aksi persekusi.

“Apabila ada kegiatan persekusi yang dilakukan oleh ormas manapun akan kita tindak tegas. Jangan sampai terjadi di sini,” tegasnya.

Persekusi dipandang suatu kejahatan yang bertentangan dengan hukum positif di Indonesia. Di mana setiap orang yang dinilai melanggar hukum tidak dapat dianggap bersalah bila belum adanya putusan hakim. Sehingga tindakan persekusi bertentangan dengan negara hukum.

“Ini tidak boleh terjadi di wilayah hukum Nusa Tenggara Barat. Apabila itu terjadi, pihak kepolisian harus menjawab dengan tindakan tegas,” papar perwira menengah berpangkat melati tiga tersebut.

Belum lama ini di beberapa kota di Indonesia terjadi aksi persekusi. Korbannya pun beragam, mulai dari dokter hingga anak di bawah umur. Salah satu kelompok ormas mendatangi korbannya yang diduga menghina salah satu tokoh ormas di Indonesia. Anggota ormas tersebut memaksa para korban menyesali perbuatannya dan meminta maaf sembari divideokan dan difoto. Hal tersebut disayangkan pihak kepolisian.

“Kita dari kepolisian harus tindak dengan tegas. Pasal-pasalnya juga sudah jelas. Ini bisa menjadi rujukan untuk penyidik,” paparnya. (sat)

Warga Mekar Sari Digegerkan Penemuan Bayi di Pekarangan Warga

0

HarianNusa.com, Mataram – Warga Dusun Ranjok Barat, Desa Mekar Sari, Kecamatan Lombok Barat digegerkan dengan penemuan bayi yang masih hidup. Bayi mungil tersebut ditemukan seorang warga bernama H. Azhar sekitar pukul 05.30 Wita, Minggu (4/6).

Bayi tersebut ditemukan di tanah milik H. Azhar. Saat itu saksi sedang menjalankan sholat subuh. Usai sholat subuh, saksi kemudian mendengar suara tangis bayi di pekarangannya. Saksi kemudian mengecek sumber suara.

“Saksi kaget melihat bayi berjenis kelamin perempuan dengan ari-ari masih menempel di halaman rumahnya. Saksi kemudian memanggil salah seorang warga untuk bersama-sama mengevakuasi bayi tersebut,” ujar Kasubag Humas Polres Mataram, AKP I Made Arnawa, Senin (5/6).

Kini bayi tersebut dalam keadaan sehat. Bayi yang memiliki bobot 2,5 gram tersebut diperkirakan lahir beberapa jam sebelum dia ditemukan.

Sementara polisi hingga kini masih memburu pelaku yang tega membuang bayi malang tersebut. “Kita masih menyelidiki dan memburu siapa ibu dan pelaku pembuang bayi malang itu,” tutupnya. (sat)

Pancasila Lahir untuk Mempersatukan

Mataram, HarianNusa.com — “Selamat hari lahir Pancasila. Kita Indonesia, Kita Pancasila. Semua anda Indonesia, semua anda Pancasila. Saya Indonesia, saya Pancasila,” itulah antara lain petikan isi pidato Presiden RI, Jokowidodo pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2017, yang baru pertama kali di peringati oleh seluruh bangsa Indonesia sepanjang sejarah Republik ini.

Peringatan Hari lahir Pancasila ditetapkan berdasarkan Kepres Nomor ; 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pancasila  dan tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Takdir tuhan untuk  adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah ke-bhineka tunggal ika-an kita.

Ditengah kemajemukan itu, kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri, karena Pancasila. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil dan makmur di tengah kemajemukan.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, H.Muh Amin, SH.,M.Si menyampaikan hal itu saat bertindak selaku inspektur upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis, 1 Juni 2017 tingkat Provinsi NTB, di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB.

Dihadapan ribuan ASN dan pelajar yang mengikuti  hari lahir Pancasila itu, Wagub membacakan amanat Presiden RI, Joko Widodo yang menegaskan, Pancasila sebagai  kesepakatan yang mencerminkan jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari pelosok nusantara untuk mempersatukan bangsa.

Presiden mengingatkan saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebhinekaan dan keikaan kita, yang mengusung ideologi selain Pancasila. Hal itu diperparah oleh penyalahgunaan media sosial yang banyak manggaungkan hoax alias kabar bohong.

Karenanya, presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui oleh radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara.

“Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, Indonesia bisa terhindar dari  perpecahan dan tetap bersatu serta bergotong royong membangun bangsa,” tegas Presiden Joko Widodo.

Oleh karenanya, ia mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan POLRI serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga, memahami dan mengamalkan Pancasila. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2017 tentang unit kerja Presiden pembinaan ideologi Pancasila, pemerintah kembali berkomitmen untuk memperkuat pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Lembaga ini diberi tugas memasyarakat Pancasila yang terintegrasi dengan program-program pembangunan. Seperti program pengentasan kemiskinan, pemerataan kesejahteraan dan berbagai program lainnya, yang menjadi bagian integral dari pengamalan nilai-nilai Pancasila. (zen)

Imam Besar dari Mesir Ini Terkesan dengan NTB

MATARAM, HarianNusa.Com — Syaikh Ezzat Sayyid adalah Imam Besar dari Mesir merasa terkesan dengan NTB. Bahkan ia merasa senang dan bersyukur dapat berkunjung dan mengimami sholat tarawih di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center, NTB. Imam besar yang telah mengimami sholat tarawih di berbagai negara itu merasa nyaman dengan keadaan NTB yang penuh dengan kekhusyuan dan semangat masyarakat melaksanakan ibadah sholat tarawih. Perasaan tersebut disampaikan Syaikh kelahiran Mesir, 31 Agustus 1985 saat bertemu dan bersilaturrahim dengan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, di Pandopo Gubernur, Senin (28/05).

Syaikh Ezzat Sayyid merupakan Alumnus Ilmu Kimia dan Alam Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Ia merupakan qari pertama Mesir yang sukses menyabet lima gelar juara tilawah Alquran tingkat internasional, antara lain di Bahrain, Irak, Iran, dan Libya. Karena nama besarnya itu, Pemerintah Provinsi NTB mengundangnya untuk mengimami sholat tarawih di Masjid Hubbul Wathan selama tiga hari pertama ramdhan dan dijadwalkan kembali pada 10-16 Juni 2017.

Dengan semangat masyarakat muslim NTB melaksanakan ibadah tersebut, Syaikh Ezzat Sayyid berharap ke depan akan lebih banyak siaran-siaran Al-Qur’an di NTB. Rekaman-rekaman tilawahnya kiranya dapat disiarkan dan disebarkan ke masyarakat luas. Agar bacaan Al-Qur’an lebih banyak bergaung di Bumi Seribu masjid, karena bacaan Al-Qur’an itu merupakan berkah.

Syaikh yang menguasai tilawah Alquran dengan beragam riwayat qiraat Al-Qu’ran itu menyampaikan kegiatan Pesona Khazanah Ramadhan di NTB ini, sepanjang sepengetahuannya, merupakan yang pertama di dunia. Selama ini, ketia diundang ke Uzbekistan, Istambul, Perancis, Inggris dan negara-negara laiinya, ia hanya mengimami sholat Tarawih.

Namun, Pesona Khazanah Ramdhan di NTB ini tidak hanya sholat tarawih, tetapi diisi dengan berbagai macam kegiatan dan festival ramdhan. Kegiatan ini meurutnya sangat bagus dan patut dicontoh oleh negara-negara lain.
Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menyampaikan rasa syukur atas pelaksanaan sholat tarawih di Masjid Hubbul Wathan NTB yang begitu meriah. Ini menunjukkan semangat masyarakat NTB melaksanakan ibadah sangat tinggi.

Gubernur juga menyampaikan terima kasih kepada Syaikh Ezzat Sayyid yang selama tiga hari mengimami sholat tarawih di masjid kebanggaan masyarakat NTB tersebut.

“Setelah di NTB, beliau akan ke Perancis untuk mengimami sholat tarawih di sana,” ungkap Gubernur saat itu sembari menerangkan bahwa semangat ibadah masyarakat NTB terus mengalami peningkatan hingga akhir ramadhan, bahkan di bulan-bulan lain.

Sambut Ramadhan, Warga Desa Tatede Gelar Tradisi Unik Ini!

Sumbawa, HarianNusa.Com — Menyambut datangnya bulan Suci Ramadhan 1438 Hijriah tahun ini, sebuah tradisi unik yang hampir punah digelar oleh masyarakat Sumbawa – Nusa Tenggara Barat khususnya dari warga Desa Tatede Kecamatan Lopok yakni ‘Junjung Pasaji’ dan ‘Mangan Barema’.

Dimana tradisi ini tetap lestari di desa tersebut. Sebagaimana dilakukan kaum hawa di daerah yang diplot sebagai desa budaya tersebut, kemarin. Mereka terlihat mengenakan pakaian adat beriringan sambil menjunjung makanan atau sajian menuju kantor desa setempat untuk menjamu tamu kehormatan pada acara Mangan Barema (Makan Bersama, Red) menyambut datangnya bulan yang penuh keberkahan ini.

Dari hasil pantauan media ini, acara itu turut dihadiri Bupati Sumbawa yang diwakili oleh Skretaris Daerah (Sekda), Drs. H. Rasyidi beserta sejumlah pejabat daerah setempat.

Saat ditemui media ini, dijelaskan Sekda bahwa gelaran ‘Mangan Barema’ ini merupakan tradisi dari orang terdahulu (Nenek Moyang) yang sampai saat ini masih tetap lestari secara turun temurun terutama dalam rangka menyambut datangnya Ramadhan.

Bahkan tradisi ini, juga dimaksudkan untuk mempererat tali silahturahmi sesama warga desa, serta masyarakat dari kecamatan lainnya. Selain itu pula, sebagai wujud rasa syukur warga atas melimpahnya hasil pertanian masyarakat.

Adapun menunya yakni didalam satu wadah yang disajikan berisi nasi dan aneka ikan berukuran besar serta ayam dan sayur. Setiap satu dulang diberikan kepada satu orang tamu yang hadir.

Sekda berharap kegiatan seperti ini dapat terus dipertahankan, karena merupakan salah satu tradisi masyarakat yang nyaris punah, di samping menambah kekompakan dan kebersamaan antar warga. “Kita harap tradisi ini tetap dilestarikan. Karena tradisi ini nyaris punah,” demikian harap Haji Rasyidi. (jsn)

Penahanan Ditangguhkan, Nuril Bebas

Mataram, HarianNusa.Com – Majelis hakim Pengadilan Negeri Mataram resmi menangguhkan penahanan terhadap Nuril. Saat ini Nuril dapat pulang ke rumah dan menjadi tahanan kota. Putusan penangguhan penahanan tersebut dibaca hakim, Rabu (31/5) siang tadi.

“Pada pokoknya permohonan kami itu terkait permohonan penangguhan penahanan dan permohonan pengalihan status tahanan dari tahan rutan ke tahanan kota. Yang dikabulkan oleh Yang Mulia Majelis Hakim terkait pengalihan status tahanan,” ujar pengacara Nuril, Aziz Fauzi SH.

Nuril saat ini dapat berkumpul kembali bersama keluarganya di rumah. Dia dapat merayakan bulan suci puasa bersama buah hati tercinta. Meskipun demikian, dia menjalani wajib lapor selama dua kali dalam seminggu hingga putusan dibacakan hakim.

“Kami mengapresiasi majelis hakim, karena betul-betul mempertimbangkan aspek perlindungan hukum terhadap korban dan aspek hak asasi manusia, dan ini relefan dengan keterangan ahli yang kami hadirkan dari Komnas Perempuan,” pungkasnya.

Sementara Humas Pengadilan Mataram, H. Didiek Jatmiko ditemui mangatakan pemberian penangguhan penahanan tersebut dipertimbangkan hakim dengan banyak faktor, salah satunya Nuril mempunyai anak-anak yang masih di bawah umur.

“Pertimbangan yang pasti banyak, termasuk dia punya anak. Bukan karena ada dukungan dari banyak pihak. Sebagai tahanan kota, beliua tidak boleh kelaur dari kota kecuali atas izin majelis,” jelasnya. (zr)

Komnas Perempuan Sebut Nuril Dikriminalisasi

0

Mataram, HarianNusa.com – Ahli dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Sri Nurherwati hadir di persidangan guna memberikan keahliannya dalam kasus Nuril. Dia memandang bahwa kasus Nuril merupakan kasus seksual yang menimpa perempuan sebagai korban.

“Saya menegaskan apa yang dialami terdakwa adalah bentuk kekerasan terhadap perempuan dalam hal ini kekerasan seksual di tempat kerja, sekalipun dia sebagai terdakwa, dia masih punya hak untuk mendapatkan pemulihan dan juga melaporkan apa yang dialaminya,” ujarnya ditemui seusai memberikan keahliannya di persidangan, Rabu (31/5).

Sri Nurherwati memandang bahwa kasus tersebut merupakan proses kriminalisasi terhadap seorang perempuan. Karena perbuatan Nuril merupakan upaya untuk melindungi diri dari ancaman kekerasan seksual, namun justru berbuah pidana.

“Proses ini kita sebut dia (Nuril) proses kriminalisasi karena apa, dia diproses secara pidana karena dia mengupayakan dirinya keluar dari kekerasan yang dialaminya,” tegasnya.

Menurutnya, salah satu fungsi Komnas Perempuan untuk memberikan masukan pada yudikatif dalam menjalankan mandat Cedaw. Konvensi Cedaw merupakan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan yang telah diundangkan dalam undang-undang nomor 7 tahun 1984, sehingga sangat patut kiranya Nuril dibebaskan.

“Ini untuk mengukur seberapa jauh negara melakukan upaya penghapusan diskriminasi terhadap perempuan,” paparnya.

Apabila pengadilan tidak menjalankan Konvensi Cedaw maka Komnas Perempuan akan melaporkan hal tersebut pada presiden. Karena itu merupakan bentuk pemunduran terhadap usaha negara dalam menghapus diskriminasi terhadap perempuan.

“Kalau nanti tidak digunakan maka Komnas Perempuan akan melaporkan ke presiden bahwa rekomendasi Komnas Perempuan tidak didengarkan oleh majelis hakim, dan itu membuat upaya yang dilakukan negara mundur. Itu menjadi catatan dunia,” jelasnya.

Sementara siang tadi, majelis hakim resmi menangguhkan penahanan terhadap Nuril. Nuril saat ini resmi keluar dari Lapas dan menjalani tahanan kota dengan ketentuan wajib lapor dua kali dalam satu minggu. (zr)

Antisipasi Arus Mudik, Jalan Tano-Sumbawa Dibenahi

SUMBAWA, HarianNusa.com – PJN Wilayah II NTB melakukan perbaikan ruas jalan negara mulai dari Poto Tano hingga Kota Sumbawa Besar. Perbaikan ini dilakukan menyusul adanya surat edaran Kementerian PUPR RI yang memerintahkan agar jalan negara yang berlubang dan kerap mengalami kerusakan segera diperbaiki. Hal tersebut dilakukan untuk memperlancar arus mudik tahun dan menekan angka kecelakaan lalulintas.

Satker PJN Wilayah II NTB, Mustafa ST MT mengakui telah mengidentifikasi dan melakukan perbaikan ruas jalan Poto Tano–Kota Sumbawa. Ruas jalan yang berlubang sudah ditutup. Untuk ruas jalan di Desa Labuan Alas KM 67—68 sepanjang 1,5 kiometer yang kerap mengalami kerusakan akan ditangani secara khusus.

Ia mengakui perbaikan jalan tersebut untuk mengatasi gangguan dan melancarkan arus mudik. Untuk hal ini, tiap-tiap PPK memiliki Posko Mudik yang dilengkapi sarana komunikasi, dump truck, alat berat, dan Crane. Ada tiga PPK yang dipersiapkan untuk mudik mendatang yakni PPK 05 di KSB, PPK 06 di Desa Kanar Kecamatan Labuhan Badas, dan PPK 07 di Kecamatan Tarano.

“Dengan perbaikan jalan ini akan menciptakan kelancaran lalulintas, kecelakaan dapat diminimalisir, serta mobilisasi pemudik menjadi aman dan nyaman,” tutup Mustafa. (jsn)

Selama Puasa, Pemkab Sumbawa Minta Tempat Hiburan Ditutup! 

HarianNusa.Com, Sumbawa – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa, meminta seluruh pengusaha restoran, rumah makan, warung, pemilik tempat hiburan seperti cafe, diskotik, karaoke agar tidak melakukan kegiatan atau menutup kegiatannya selama bulan Ramadhan. Hal itu untuk memelihara dan menjaga kenyamanan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa.
“Demikian juga penjual kembang api, untuk tidak menjual petasan untuk menghindari suasana gaduh, bunyi – bunyi petasan yang mengganggu ketenangan orang yang sedang melaksanakan ibadah puasa dan sholat tarawih,” demikian himbauan sekaligus larangan yang diterbitkan Pemda Sumbawa dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

Sementara kepada tokoh agama dan pemuka masyarakat, Pemda meminta untuk memelihara persatuan dan kesatuan, agar memandu dan mengarahkan umatnya guna meningkatkan kebersamaan, saling menghormati dan menghargai serta menghindari kegiatan individual maupun massal yang dapat mengganggu ketertiban, keamanan, dan kenyamanan masyarakat. (esn)

error: Content is protected !!